5. 1. 4 Karbon Terikat di Atas Tanah 5. 1. 4. 1 Karbon Terikat Tumbuhan Bawah, Serasah dan Nekromassa
Total potensi kandungan karbon tumbuhan bawah dan serasah adalah 2,28 tonha. Sama halnya dengan kandungan biomassa, kandungan karbon
tertinggi terdapat pada serasah daun sebesar 1,19 tonha 52,32. Selanjutnya, kandungan karbon dari yang paling tinggi ke yang rendah berturut-turut adalah
tumbuhan bawah berkayu 0,43 tonha 19,03, serasah ranting 0,24 tonha 10,43, tumbuhan bawah tidak berkayu 0,18 tonha 7,71, serasah cabang
0,14 tonha 6,35 dan rata-rata karbon paling rendah adalah nekromassa sebesar 94,67 tonha 4,16.
Tabel 21 Potensi karbon tumbuhan bawah, serasah dan nekromassa
No Kategori
Karbon tonha Persentase
1 Tumbuhan bawah berkayu
0,43 19,03
2 Tumbuhan bawah tidak berkayu
0,17 7,71
3 Nekromassa
0,09 4,16
4 Serasah cabang
0,14 6,35
5 Serasah ranting
0,24 10,43
6 Serasah daun
1,19 52,32
Total 2,28
100
5. 1. 4. 2 Karbon Terikat Pohon
Seperti halnya hubungan antara biomassa dengan diameter, tinggi dan berat jenis, model yang sama digunakan untuk menduga kandungan karbon
pada hutan gambut bekas tebangan di Merang Musi Banyuasin. Dengan demikian kandungan karbon juga mengikuti fungsi logaritma untuk semua
variabel bebas. Model penduga hubungan kandungan karbon dengan diameter, tinggi dan berat jenis disajikan pada Tabel 22.
Tabel 22 Rekapitulasi model pendugaan karbon terikat
Bagian pohon Persamaan
R
2
MPSE CV
Batang C
1
= 0,01863D
2,4971
93,5 0,28
2,47 C
2
= exp{4,24 - 6,19[LnD] + 2,95[LnD]
2
- 0,324[LnD]
3
} 94,0
0,23 2,28
C
3
= 0,0066D
2
H
0,968
93,8 0,49
2,38 C
4
= exp{- 4,46 + 0,832[lnD
2
H] + 0,0078[lnD
2
H]
2
} 93,8
0,27 2,31
C
5
= 0,0383 D
2,382
ρ
0,692
95,2 0,19
1,90 C
6
= exp{2,06 - 3,79[LnD] + 2,31 [lnD]
2
- 0,277[lnD]
3
+ 0,744[lnρ]} 95,5
0,18 2,08
Cabang C
1
= 0,0012D
2,7704
85,2 0,82
5,13 C
2
= exp{- 0,1 - 0,9[LnD] + 0,23[LnD]
2
+ 0,078[LnD]
3
} 88,3
0,75 5,19
C
3
= 0,0005D
2
H
1,039
83,3 0,83
5,33 C
4
= exp{5,59 - 1,97 [lnD
2
H] + 0,167[lnD
2
H]
2
} 87,3
0,60 5,15
C
5
= 0,002D
2,708
ρ
0,629
86,1 0,82
5,22 C
6
=exp{2,7 - 3,6 [LnD] + 1,00 [lnD]
2
+ 0,006 [lnD]
3
- 0,170[lnρ]} 88,3
0,46 5,13
Ranting C
1
= 0,0139D
1,9448
75,8 1,66
2,93 C
2
= exp{1,3 - 4,9[LnD] + 2,64[LnD]
2
- 0,325[LnD]
3
} 76,6
1,20 2,90
C
3
= 0,0067D
2
H
0,745
74,2 1,37
2,71 C
4
= exp{- 8,05 + 1,47[lnD
2
H] - 0,0421[lnD
2
H]
2
} 74,8
1,25 2,82
C
5
= 0,0287D
1,83
ρ
0,693
78,0 1,57
3,07 C
6
= exp{- 1,50 - 1,7 [LnD] + 1,80 [lnD]
2
- 0,265 [lnD]
3
+ 0,967[lnρ]} 80,1
1,94 3,55
Daun C
1
= 0,0143D
1,7835
59,5 7,29
3,24 C
2
= exp{12,5 - 18,3[LnD] + 7,67[LnD]
2
- 0,936[LnD]
3
} 65,3
4,84 3,72
C
3
= 0,0063 D
2
H
0,699
61,0 5,71
3,23 C
4
= exp{- 13,7 + 2,77[lnD
2
H] - 0,119[lnD
2
H]
2
} 65,0
7,13 4,05
C
5
= 0,0177D
1,75
ρ
0,204
59,7 7,21
3,13 C
6
= exp{10,9 - 16,5 [LnD] + 7,20 [lnD]
2
- 0,902 [lnD]
3
+ 0,546[lnρ]} 66,3
6,46 4,16
Non Fotosintesis C
1
= 0,0233D
2,5244
95,0 0,18
1,82 C
2
= exp{1,28 - 2,77[LnD] + 1,79[LnD]
2
- 0,196[LnD]
3
} 95,2
0,16 1,78
C
3
= 0,0084 D
2
H
0,974
94,4 0,30
2,21 C
4
= exp{ - 4,51 + 0,909[lnD
2
H] + 0,0038[lnD
2
H]
2
} 94,4
0,20 2,28
C
5
= 0,0506D
2,4
ρ
0,745
96,9 0,11
2,00 C
6
= exp{ - 1,19 - 0,06 [LnD] + 1,07 [lnD]
2
- 0,143 [lnD]
3
+ 0,842[lnρ]} 97,1
0,11 1,95
Total C
1
= 0,03D
2,472
95,1 0,17
2,07 C
2
= exp{1,26 - 2,65[LnD] + 1,77[LnD]
2
- 0,198[LnD]
3
} 95,2
0,16 2,02
C
3
= 0,011D
2
H
0,9548
94,7 0,16
1,81 C
4
= exp{- 4,88 + 1,04[lnD
2
H] - 0,0051[lnD
2
H]
2
} 94,7
0,15 1,77
C
5
= 0,0612D
2,358
ρ
0,684
96,7 0,12
2,34 C
6
= exp{- 1,07 - 0,08 [LnD] + 1,09 [lnD]
2
- 0,148 [lnD]
3
+ 0,795 [lnρ]} 97,1
0,12 2,25
Sebagaimana pada hubungan antara biomassa dengan diameter, tinggi dan berat jenis, model penduga yang digunakan untuk menjelaskan hubungan karbon dengan
variabel bebas adalah : C
1
= aD
b
C
2
= exp{ a
+ b
[ln D]+ c [ ln D]
2
+ d [ln D]
3
} C
3
= aD
2
H
b
C
4
= exp{a + b[lnD
2
H] + c[lnD
2
H]
2
} C
5
= aD
b
ρ
c
C
6
= exp{ a
+ b
[ln D]+ c [ln D]
2
+ d [ln D]
3
+β
3
[ln ρ]} Seperti pada pemilihan biomassa, model yang dipilih adalah model yang
memiliki koefisien determinasi yang tinggi R
2
, mean square predicted error
MSPE dan
coefficient variation CV yang rendah. Selain parameter statistika, keefisienan dan
kepraktisan model juga turut menjadi faktor penentu pemilihan. Berdasarkan hal tersebut, maka model terpilih adalah model C
1
. Model C
1
hanya menggunakan satu peubah variabel bebas saja Dbh dan memiliki kisaran R
2
antara 65,3 - 95,2. Tabel 23 Potensi karbon terikat pohon di atas tanah
Bagian Pohon Karbon terikat tonha
Persentase Batang
30,16 72,11
Cabang 4,62
11,04 Ranting
4,28 10,22
Daun 2,77
6,62
Total 41,82
100
Hasil perhitungan karbon dengan menggunakan persamaan terpilih yaitu C = f
D menunjukkan bahwa total karbon terikat pohon di tegakan hutan bekas tebangan Merang adalah 41,82 tonha. Distribusi kandungan karbon pohon beserta bagiannya
dapat dikatakan hampir serupa dengan distribusi biomassa, dimana batang memiliki kandungan karbon terikat sebesar 30,16 tonha atau 72,11 dari karbon terikat pohon
total. Kandungan karbon terendah terdapat pada bagian daun yakni 6,62 atau 2,77 tonha. Untuk melihat distribusi karbon pada tingkat pertumbuhan pohon disajikan pada
tabel 24.
Tabel 24 Potensi karbon terikat pohon berdasarkan tingkat pertumbuhan
Tingkat pertumbuhan Karbon terikat tonha
Persentase Pancang
4,64 11,11
Tiang 18,54
44,33 Pohon
18,64 44,57
Total 41,82
100
Berdasarkan Tabel 24, karbon terikat pada areal bekas tebangan Merang banyak disumbangkan oleh tiang dan pohon. Selain diameter, jumlah individuha adalah faktor
yang mempengaruhi karbon terikat pada suatu tegakan hutan. Seperti pada biomassa, pancang merupakan tingkat pertumbuhan pohon yang paling rendah menyumbangkan
karbon terikat pada areal ini. Tabel 25 Koefisien korelasi antara variabel potensi karbon pada tiap anatomi
Karbon Batang
Cabang Ranting
Daun Total
Batang -
0,91 0,78
0,50 0,99
Cabang -
0,76 0,50
0,95 Ranting
- 0,86
0,82 Daun
- 0,55
Total -
Koefisien korelasi antara karbon terikat batang, karbon terikat cabang, karbon terikat ranting, karbon terikat daun dan karbon terikat total disajikan pada Tabel 25.
Dari analisis hubungan tersebut diperoleh hasil bahwa karbon terikat pada batang berkorelasi erat dengan karbon terikat pada cabang, ranting dan total. Hal ini berarti
besarnya kandungan karbon terikat batang dapat mempengaruhi kandungan karbon cabang, ranting dan total. Nilai kandungan karbon cabang berkorelasi erat dengan
batang, ranting dan total. Kandungan karbon terikat ranting berpengaruh terhadap kandungan karbon terikat batang, cabang, daun dan total. Sedangkan kandungan
karbon terikat pada daun hanya berkorelasi erat dengan ranting.
5. 1. 5 Model Hubungan Karbon Terikat dengan Biomassa