Pemanfaatan Sinar-X dalam Dunia Medis
radiasi ionisasi sinar-X dapat menyebabkan kerusakan luar biasa pada jaringan tubuh yang terpapar. Jumlah radiasi ionisasi terendah yang mampu menginisiasi
terbentuknya kanker adalah 50 mSv. Badan pengawas Nuklir Amerika Serikat
atau disebut NCR Nuclear Regulatory Commision membatasi jumlah dosis
okupasional pada orang dewasa tidak boleh melebihi 0.05 Sv 5 remtahun Thrall 2002.
BAPETEN sebagai badan pengawas tenaga nuklir nasional di Indonesia mengatur bahwa dosis maksimum pekerja radiasi adalah 20 mSv rata-rata dalam 5
tahun Ulum dan Noviana 2008. Dosis 50 mSvtahun yang diterima dari radiasi alam di berbagai bagian bumi tidak berbahaya bagi penduduk setempat. Akan
tetapi pada dosis 100 mSvtahun memacu terjadinya kanker dengan semakin meningkatnya dosis yang diterima. Kejadian kanker terjadi pada 5 dari 100 orang
atau sekitar 5 dengan dosis 1000 mSv. Kejadian umum berupa kanker pada dosis tersebut sekitar 25 dan mampu meningkat menjadi 30.
Semua jaringan baik hewan maupun manusia sangat sensitif terhadap radiasi. Penyerapan radiasi dosis rendah dari sinar R
Ö
ntgen oleh jaringan akan mengakibatkan perubahan dan kerusakan pada sel McCurnin dan Bassert 2006.
Sinar-X membentuk radikal bebas yang berakibat kerusakan atau hilangnya elektron atom dari jaringan yang terpapar. Tubuh sebagian besar terdiri atas
komponen air sekitar 70 sehingga radiasi ionisasi akan mengubah susunan molekul air membentuk radikal bebas secara aktif. Jumlah radikal bebas yang
terbentuk akan merusak jaringan. Daya sensitifitas dan regenerasi tiap jaringan berbeda-beda sehingga efek yang ditimbulkan akan berbeda sesuai dengan jenis
jaringan dan dosis radiasi yang diterima. Efek yang ditimbulkan berupa abnormalitas jaringan hingga kematian. Jaringan yang sangat aktif membelah
seperti usus dan sumsum tulang akan memperlihatkan efek yang sangat besar. Sebaliknya pada jaringan yang tidak aktif membelah seperti otot dan tulang akan
menimbulkan sedikit efek Thrall 2002.