Duodenum .1 Anatomi dan Histologi Duodenum

seperti kucing dan anjing; 3 primata, seperti Macaca dan babon, 4 hewan domestik besar, seperti domba, sapi, dan 5 kelompok hewan lainnya, seperti unggas. 2.4 Duodenum 2.4.1 Anatomi dan Histologi Duodenum Duodenum merupakan bagian dari usus halus yang berperan dalam sistem pencernaan. Fungsi utama saluran pencernaan yaitu mencerna dan memecah makanan di dalam lumennya menjadi molekul yang lebih kecil dan sederhana yang bisa diserap oleh sirkulasi tubuh untuk menunjang kehidupan organisme Frappier 2006. Duodenum merupakan organ tubular yang terbentang dari pilorus ke usus besar Genesser 1994. Panjang usus halus mulai pilorus sampai ileum mencit dewasa kira-kira 35 cm, sedangkan panjang usus besar mulai kolon sampai sekum mencit dewasa kira-kira 14 cm Shackelford dan Elwell 1999. Secara makroskopis, lapisan-lapisan penyusun dinding duodenum mulai dari dalam ke luar lumen usus terdiri atas tunika mukosa, tunika submukosa, tunika muskularis, dan tunika serosa Shackelford dan Elwell 1999; Frappier 2006. Gambar 4 Struktur mikroskopis usus mencit SAHB 2009. Secara mikroskopis, lapisan-lapisan penyusun dinding duodenum usus halus mulai dari dalam ke luar terdiri atas tunika mukosa, tunika submukosa, tunika muskularis, dan tunika serosa Gambar 4 Shackelford dan Elwell 1999; Frappier 2006. Dinding duodenum kaya akan pembuluh darah yang mengangkut zat-zat nutrisi menuju hati melalui vena porta. Di dinding duodenum melepaskan lendir, air dan sejumlah kecil enzim. Lendir yang dihasilkan b e r f u ng s i u nt u k me lumasi isi usus, air untuk membantu melarutkan molekul-molekul makanan yang dicerna, dan sejumlah kecil enzim yang membantu proses pencernaan Guyton dan Hall 1997. Struktur histologi duodenum disajikan pada Gambar 5. Gambar 5 Struktur histologi duodenum. S serosa, ME muskularis eksterna, L longitudinal, C sirkular, SubM submukosa, BGI kelenjar Brunner, D duktus kelenjar Burner, MM muskularis mukosa, Muc mukosa, dan V vili Ross et al. 2002. Tunika mukosa terdiri atas epitel, kelenjar intestinal, dan lamina propria. Bagian tunika submukosa dapat dilihat adanya kelenjar Brunner atau elenjar submukosa yang hanya terdapat pada bagian pangkal duodenum Frappier 2006. Epitel usus halus berbentuk epitel kolumnar selapis yang terdiri atas sel absortif, sel goblet, sel endokrin dan sel peaneth Genesser 1994. Lamina propria terdiri atas jaringan ikat retikuler dan fibroplastik yang longgar dan kaya pembuluh darah, buluh khil lacteal, saraf maupun otot licin Shackelford dan Elwell 1999. Menurut Dellmann dan Brown 1992 menyatakan bahwa pencernaan di usus halus ditunjang oleh bentuk khusus pada tunika mukosa, yakni vili Gambar 5 V. Vili merupakan penjuluran mukosa yang berbentuk jari dan merupakan ciri khas usus halus. Vili tersusun atas kumpulan sel epitel silindris sebaris yang berjejer dan jaringan ikat longgar lamina propria Junqueira dan Carneiro 2005. Tinggi vili ini bervariasi bergantung pada daerah dan jenis hewannya. Pada karnivora, vili langsing dan panjang, sedangkan pada sapi vili pendek dan lebar. Panjang vili usus halus pada mencit dewasa lebih panjang dari pada mencit neonatus Shackelford dan Elwell 1999. Sehingga luas permukaan ditingkatkan oleh mikrovili. Mikrovili merupakan penjuluran sitoplasma pada permukaan bebas epitel vili. Vili dan mikrovili berfungsi memperluas permukaan usus halus sehingga penyerapan lebih efisien Dellmann dan Brown 1992. Kerusakan mikrovili dan atrofi vili usus halus dapat mengganggu penyerapan nutrisi malabsorbtion syndrome Junqueira dan Carneiro 2005. Secara histologis, duodenum pada manusia maupun hewan memiliki jumlah vili yang banyak, tinggi, dan berbentuk seperti lembaran daun. Duodenum juga memiliki kripta dan kelenjar Lieberkühn dengan jumlah dan keadaan yang paling baik. Selain itu, terdapat kelenjar submukosa Brunner. Jejenum hampir mirip dengan duodenum tetapi vilinya lebih kecil dan lebih banyak. Jejenum tidak terlalu tampak adanya kelenjar submukosa Brunner namun jejenum memiliki banyak sel goblet pada permukaan vilinya. Ileum adalah bagian akhir dari usus halus, bentuk vilinya seperti ibu jari dengan jumlah kelenjar Liberkhün yang sedikit. Ileum memiliki lebih sedikit sel goblet namun dilengkapi dengan jaringan limfatik yang lebih besar yaitu daun Peyer Junqueira dan Carneiro 2005; Samuelson 2007. Selain struktur lapis penutupnya, vili memiliki struktur jaringan lunak pada bagian dalam yakni lamina propria. Menurut Ross et al. 2002, lamina propria dilengkapi dengan jaringan limfatikus yang berfungsi sebagai pertahanan imunologis terintegrasi yang mampu mencegah patogen maupun substansi antigen lainnya yang berpotensi masuk ke dalam mukosa dari lumen saluran cerna usus. Jaringan limfatikus terdiri dari oleh jaringan limfatikus yang menyebar limfosit dan sel plasma di dalam lamina propria, transient limfosit yang terdapat pada ruang antar epitel, nodul limfatik, eosinofil, makrofag dan terkadang neutrofil. Gambaran mikroskopis vili duodenum disajikan pada Gambar 6. Gambar 6 Gambaran mikroskopis vili duodenum Ross et al. 2002. Daerah mukosa Gambar 5, diantara dasar-dasar vili terdapat kelenjar- kelenjar yang meluas ke bagian bawah mukosa yang disebut kripta Lieberkühn. Kripta Lieberkühn memiliki struktur tubular sederhana yang meluas dari daerah muskularis mukosa menuju ke lamina propria. Sel-sel kripta menyediakan sel-sel baru untuk menggantikan sel-sel permukaan vili yang terbuang ke dalam lumen usus Bevelender dan Ramaley 1988. Menurut Samuelson 2007, di bagian bawah vili baik pada manusia maupun hewan mamalia dan unggas terdapat kripta dan kelenjar Lieberkühn yang terdiri atas stem sel atau sel punca, sel goblet, sel Panet dan sel enteroendokrin. Pada mencit dewasa, sel kripta epitel usus bermitosis setiap 10-14 jam dan waktu transit sel dari kripta ke ujung vili terjadi selama 48 jam Shackelford dan Elwell 1999. lacteal Sel Goblet Epitel silindris sebaris Sel otot halus fibroblas lakteal Gambar 7 Histologi submukosa usus A kripta Lieberkühn, B sel Paneth usus dan C limfosit Ross et al. 2002. Epitel usus halus berbentuk epitel silindris selapis Gambar 6 yang terdiri atas sel absortif, sel goblet, sel endokrin dan sel paneth Genesser 1994. Lamina propria terdiri atas jaringan ikat retikuler dan fibroplastik yang longgar dan kaya pembuluh darah, buluh khil lacteal, saraf maupun otot licin Shackelford dan Elwell 1999. Tunika submukosa Gambar 5 SubM terdiri atas jaringan ikat longgar, pembuluh darah dan pembuluh limfe yang lebih besar. Duodenum memiliki kelenjar Brunner Genesser 1994. Pada hewan dewasa lapisan ini ditemukan banyak limfosit, sel plasma, makrofag, eosinofil, dan sel mast Schackelford dan Elwell 1999. Tunika muskularis terdiri atas lapisan eksterna yang mempunyai serabut otot longitudinal dan lapisan interna yang mempunyai serabut otot halus berbentuk sirkuler Schackelford dan Elwell 1999. Kedua lapisan ini dipisahkan oleh suatu jaringan ikat berisi pleksus saraf parasimpatis yang disebut pleksus Mesenterikus atau Auerbach’s Genesser 1994. Suplai darah untuk usus halus diberikan melalui cabang-cabang dari arteri mesenterica celiaca dan cranialis yang menembus tunika muskularis kemudian tunika submukosa Frappier 2006. Lapisan terluar usus halus atau tunika serosa Gambar 5 S terdiri atas lapisan mesotel dengan jaringan ikat subserosa di bawahnya Genesser 1994; Frappier 2006. Muskularis mukosa B A C 2.5 Kondisi Patologis Pada Sel Usus 2.5.1 Apoptosis Epitel Usus

Dokumen yang terkait

Efek Antidiabetes dari Ekstrak Kelopak Bunga Rosela (Hibiscus sabdariffa L) terhadap Mencit yang Diinduksi Streptozotocin

7 63 129

Studi Perbandingan Efektivitas Infus Kelopak Bunga Rosela (Hibiscus sabdariffa Linn.) yang Segar dan Kering terhadap Kadar Kolesterol Serum Darah Marmut

0 33 62

Formulasi Sediaan Lipstik Dengan Ekstrak Kelopak Bunga Rosela (Hibiscus sabdariffa L.) Sebagai Pewarna

84 349 74

FORMULASI TABLET HISAP EKSTRAK KELOPAK BUNGA ROSELA (Hibiscus sabdariffa L.) DENGAN BASIS MANITOL

0 11 19

Efek Radioprotektif Ekstrak Tanaman Rosela (Hibiscus sabdariffa L) Terhadap Radiasi Ionisasi Radiodiagnostik Berulang: Studi Diferensiasi Sel Leukosit Darah Perifer Mencit (Mus musculus).

1 14 160

Efek Radioprotektif Ekstrak Rosela (Hibiscus sabdariffa L.) terhadap Radiasi Ionisasi Radiodiagnostik Berulang: Studi Gambaran Eritrosit Darah Perifer Mencit (Mus musculus).

1 17 133

Studi Histopatologi Potensi Radioprotektif Ekstrak Kelopak Bunga Rosela (Hibiscus sabdariffa L.) dalam Radiasi Ionisasi Radiodiagnostik Berulang pada Lambung Mencit (Mus musculus

0 6 156

Studi In-vitro dan In-vivo Efek Radioprotektif Rosela (Hibiscus Sabdariffa Linn.) terhadap Radiasi Ionisasi Radiodiagnostik Berulang

1 30 356

Studi Histopatologi Respon Organ Testis Mencit (Mus musculus) Terhadap Potensi Radioprotektif Tanaman Rosela dalam Radiasi Ionisasi Radiodiagnostik

0 1 35

Studi In vitro dan In vivo Efek Radioprotektif Rosela (Hibiscus Sabdariffa Linn) terhadap Radiasi Ionisasi Radiodiagnostik Berulang

0 5 190