Pengamatan Histopatologi Analisis Data

permount , ditutup dengan gelas penutup, dan dibiarkan kering sesuai dengan metode Bagian Patologi Fakultas Kedokteran Hewan IPB. Sediaan siap dilihat dan setelah perekat kering diamati menggunakan mikroskop cahaya. Selain pewarnaan Hematoksilin-eosin HE seperti yang dijelaskan di atas, dilakukan pula pewarnaan Periodic Acid Schiff PAS untuk melihat sel goblet lebih jelas. Pewarnaan Periodic Acid Schiff PAS diawali dengan deparafinisasi, kemudian preparat dibilas dengan akuades lalu direndam kedalam larutan asam asetat 1 selama 5 menit dan dibilas kembali dengan akuades. Preparat selanjutnya dioksidasi dalam periodc acid 1 selama 5-10 menit, lalu bilas dengan akuades tiga kali masing-masing 5 menit. Preparat dimasukkan kedalam schiff reagent selama 15-30 menit, dibilas lagi dengan air sulfit 10 sodium bisulfat NaHSO 3 10 ml, 1 N HCl 10 ml dan akuadesilata 200 ml dengan masing-masing 2 menit selama bilasan pada masing-masing larutan. Setelah itu preparat dibilas dengan air kran mengalir selama 10-15 menit lalu dibilas dengan akuades. Terakhir dilakukan dehidrasi dengan xylol kemudian ditetesi perekat permount , ditutup dengan gelas penutup, dan dibiarkan kering sesuai dengan metode Bagian Patologi Fakultas Kedokteran Hewan IPB. Sediaan siap dilihat dan setelah perekat kering diamati menggunakan mikroskop cahaya.

3.3.7 Pengamatan Histopatologi

Pengamatan histopatologi dilakukan secara deskriptif maupun kuantitatif menggunakan mikroskop dengan perbesaran 200 kali 20x objektif dan 10x okuler dan 400 kali 40x objektif dan 10x okuler serta dibuat foto menggunakan digital eyepiece camera . Pengambilan foto dilakukan sebanyak 10 lapangan pandang pada masing-masing kelompok dengan tiga kali perulangan. Rata-rata luas lapang pandang pada foto dengan perbesaran 200 kali ialah 58 987 µm 2 sedangkan pada foto dengan perbesaran 400 kali ialah 243 044 µm 2 . Pengamatan pada bagian usus tersebut ialah untuk melihat a persentase kerusakan vili usus b jumlah kripta usus c jumlah sel goblet, dan d tinggi vili usus. Untuk perhitungan jumlah sel goblet maka preparat histopatologi usus diberi pewarnaan khusus yakni Periodic Acid Schiff PAS. Perhitungan menggunakan software Image J Launcher.

3.3.8 Analisis Data

Dalam penelitian ini akan diperoleh data dalam bentuk foto, nilai hasil perhitungan kuantitatif perubahan histopatologi dari bagian usus. Nilai data kuantitatif, yang terdiri atas persentase kerusakan vili usus, jumlah kripta usus, jumlah sel goblet dan tinggi vili usus pada mukosa usus halus sebanyak 10 lapangan pandang, yang ditampilkan dalam bentuk Mean +- Standar Deviation dan dilanjutkan dengan Ducan test untuk membandingkan antara kelompok. Kesimpulan dalam perbedaan hasil didapatkan dengan metode one-way ANOVA untuk menilai multi kelompok. Nilai P0.05, ditetapkan hasilnya bermakna atau signifikan berbeda nyata. Secara singkat metode penelitian ini dapat digambarkan seperti diagram alur pada Gambar 15. Ekstraksi kelopak bunga rosela Persiapan dan aklimatisasi hewan coba Pengelompokan hewan coba Kelompok K Kontrol, n=6 Kelompok P Primer, n=6 Kelompok R Rosela, n=6 Kelompok RP Radiasi rosela, n=6 Pretreatment selama 2 minggu Albendazole ® 10 mgkg Clavamox ® 125 mgkg Metronidazole ® 50 mgkg Perlakuan; pencekokan dan radiasi NaCl fisiologis, sinar- X dan ekstrak kelopak bunga rosela Kontinyu Gambar 15 Alur penelitian yang telah dilaksanankan secara umum. Delapan minggu perlakuan Nekropsi kelompok n=3 Pemulihan selama empat minggu tanpa perlakuan Alat bedah minor, Ketamin 30 mgKg dan Xylazine 5 mgKg BB intra peritoneal dan Buffered Neutral Formalin BNF 10 Nekropsi kelompok n=3 Pembuatan dan pembacaan preparat histopat Perangkat lunak Image J Launcher SAS 9.1 dan ANOVA Analisis statistik Alat bedah minor, Ketamin 30 mgKg dan Xylazine 5 mgKg BB intra peritoneal dan Buffered Neutral Formalin BNF 10 Kontinyu

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Radiasi ionisasi memiliki efek yang dikumulasikan dari setiap paparan yang diterima sehingga diperoleh besar dosis total dan hubunganya dengan efek yang terjadi Hall 2000. Menurut Gorbunov et al. 2010, radiasi ionisasi dapat menyebabkan kerusakan baik fungsi maupun struktur dari suatu sistem tubuh yang peka terhadap radiasi. Sistem tubuh yang peka adalah sistem pencernaan atau gastrointestinal salah satunya usus halus duodenum. Usus halus merupakan pusat pencernaan makanan, penyerapan nutrisi, dan sekresi endokrin. Menurut Hall 2000, efek akut radiasi terhadap usus halus dapat menimbulkan kerusakan permukaan epitel mukosa usus serta gangguan pencernaan Gutfeld et al. 2007. Pada penelitian ini dilakukan pengamatan terhadap duodenum usus halus. Parameter yang diamati diantaranya: kerusakan vili, jumlah kripta, jumlah sel goblet, jumlah sel radang, dan tinggi vili.

4.1 Kerusakan Vili Duodenum

Proses pencernaan terjadi pada usus halus yakni berupa penyerapan nutrisi atau produk dari pencernaan yang dilakukan oleh sel-sel epitel atau sel absorptif pada vili Mescher 2010. Menurut Schiller dan Sellin 2006, keberadaan vili berpengaruh terhadap penyerapan makanan dan kondisi kesehatan saluran pencernaan. Vili yang rusak tidak bisa menyerap makanan secara baik, sehingga asupan nutrisi bagi individu akan berkurang dan kondisi kesehatan menurun. Rataan persentase kerusakan vili usus duodenum dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5 Hasil analisis rataan persentase kerusakan vili duodenum dihitung dalam luas lapang pandang 243 044 µm 2 Kelompok Persentase kerusakan vili duodenum Mean± SD Setelah 8 minggu radiasi 5.3 mSv Setelah 4 minggu pemulihan dari radiasi tanpa perlakuan Kontrol K 10.00 ± 0.07 b 3.00 ± 0.02 c Primer P 22.67 ± 0.12 a 9.67 ± 0.07 b Rosela R 18.33 ± 0.11 a 11.67 ± 0.09 b Radiasi-RoselaRP 19.00 ± 0.10 a 9.00 ± 0.09 b Ket: 1. angka yang diikuti dengan huruf superskrip yang sama pada satu kolom pada masing-masing minggu menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf 5 2. kelompok yang disertai merupakan kelompok yang diberi paparan radiasi selama 8 minggu

Dokumen yang terkait

Efek Antidiabetes dari Ekstrak Kelopak Bunga Rosela (Hibiscus sabdariffa L) terhadap Mencit yang Diinduksi Streptozotocin

7 63 129

Studi Perbandingan Efektivitas Infus Kelopak Bunga Rosela (Hibiscus sabdariffa Linn.) yang Segar dan Kering terhadap Kadar Kolesterol Serum Darah Marmut

0 33 62

Formulasi Sediaan Lipstik Dengan Ekstrak Kelopak Bunga Rosela (Hibiscus sabdariffa L.) Sebagai Pewarna

84 349 74

FORMULASI TABLET HISAP EKSTRAK KELOPAK BUNGA ROSELA (Hibiscus sabdariffa L.) DENGAN BASIS MANITOL

0 11 19

Efek Radioprotektif Ekstrak Tanaman Rosela (Hibiscus sabdariffa L) Terhadap Radiasi Ionisasi Radiodiagnostik Berulang: Studi Diferensiasi Sel Leukosit Darah Perifer Mencit (Mus musculus).

1 14 160

Efek Radioprotektif Ekstrak Rosela (Hibiscus sabdariffa L.) terhadap Radiasi Ionisasi Radiodiagnostik Berulang: Studi Gambaran Eritrosit Darah Perifer Mencit (Mus musculus).

1 17 133

Studi Histopatologi Potensi Radioprotektif Ekstrak Kelopak Bunga Rosela (Hibiscus sabdariffa L.) dalam Radiasi Ionisasi Radiodiagnostik Berulang pada Lambung Mencit (Mus musculus

0 6 156

Studi In-vitro dan In-vivo Efek Radioprotektif Rosela (Hibiscus Sabdariffa Linn.) terhadap Radiasi Ionisasi Radiodiagnostik Berulang

1 30 356

Studi Histopatologi Respon Organ Testis Mencit (Mus musculus) Terhadap Potensi Radioprotektif Tanaman Rosela dalam Radiasi Ionisasi Radiodiagnostik

0 1 35

Studi In vitro dan In vivo Efek Radioprotektif Rosela (Hibiscus Sabdariffa Linn) terhadap Radiasi Ionisasi Radiodiagnostik Berulang

0 5 190