Gambaran Umum Pengamatan Hiastopatologi Duodenum Mencit

hitam. Dapat dilihat bahwa tinggi vili pada semua kelompok hampir sama. A: kelompok K, B: kelompok P, C: kelompok R, dan D: kelompok RP. Pewarnaan hematoksilin-eosinHE dengan perbesaran 200x.

4.6 Gambaran Umum Pengamatan Hiastopatologi Duodenum Mencit

Perubahan patologis yang teramati dari gambaran histopatologi usus halus mencit yang diberi radiasi P selama 8 minggu mengalami peningkatan persentase kerusakan epitel vili, jumlah kripta, sel radang dan sel goblet. Tinggi vili yang paling rendah dibandingkan kelompok K, R, dan RP. Menurut McCurnin Bassert 2006, semua jaringan baik hewan maupun manusia sangat sensitif terhadap radiasi. Penyerapan radiasi dosis rendah oleh jaringan akan mengakibatkan perubahan atau kerusakan. Radiasi ionisasi akan merubah susunan molekul air sel dalam tubuh sehingga terbentuk radikal bebas secara aktif. Menurut Thrall 2002, radikal bebas yang terbentuk dari radiasi ionisasi secara tidak langsung akan menghilangkan elektron atom dari jaringan yang terpapar. Jumlah radikal bebas yang terbentuk akan merusak jaringan. Radikal bebas merupakan struktur atom yang tidak stabil karena mengalami kerusakan elektron pada kulit luarnya. Kerusakan atau hilangnya elektron menyebabkan atom menjadi tidak stabil dan sangat reaktif dalam reaksi kimia berupa oksidasi. Radikal bebas merusak tubuh dengan mengambil elektron dari atom lain yang berakibat pada terjadinya kerusakan sel, protein, dan struktur DNA. Kerusakan sel epitel vili yang teramati dapat memperbesar peluang kematian sel. Kematian sel epitel vili dapat menyebabkan deskuamasi epitel vili Cheville 1999. Selain itu ditemukan pula udema pada lamina propria pada bagian mukosa vili. Menurut Shackelford dan Elwell 1999, pada inflamasi akut di usus terjadi udema di lamina propria. Usus yang mengalami deskuamasi epitel dan udema lamina propria akan menjadi rapuh. Apabila telah terjadi deskuamasi epitel maka usus akan mudah terinfeksi mikroorganisme dari lumen usus. Tingginya jumlah sel radang dan sel goblet pada mukosa maupun submukosa usus halus pada kelompok P diduga karena inisiasi radiasi. Menurut Weill et al. 2011, efek radiasi ionisasi dapat menyebabkan peradangan pada jaringan, oksidasi pada lemak dan protein, kerusakan DNA, dan penekanan fungsi imunitas. Secara keseluruhan maka lesio yang teramati pada kelompok P berupa deskuamasi epitel, udema lamina propria, dan infiltrasi sel radang pada duodenum mencit akan menyebabkan gangguan absorbsi nutrisi di usus sehingga mencit mengalami malnutrisi. Sedangkan pada kelompok RP memiliki persentase kerusakan yang lebih rendah serta tinggi vili yang lebih baik dari kelompok P. Hal ini diduga karena adanya kandungan vitamin C yang tinggi pada tanaman rosela. Menurut Jagetia CG 2004, vitamin C memiliki kemampuan menghambat tingginya peroksidasi lipid dan kadar enzim antioksidan yang diinduksi oleh radiasi. Jumlah kripta, sel goblet, dan sel radang yang teramati tidak jauh berbeda dari kelompok K. Hal ini diduga karena pemberian rosela yang berpotensi radioprotektif sebab adanya kandungan antioksidan falvonoid. Menurut Rice- Evans et al. 1995, antioksidan golongan senyawa fenol atau flavonoid berpotensi sebagai antioksidan yang dapat menetralkan radikal bebas secara langsung. Antioksidan melindungi perubahan onkogenik akibat induksi radiasi Borek 2004. Menurut Hari-Kumar et al.2004, kehadiaran antioksidan mampu memutuskan rantai efek radiasi Gambar 28. Gambar 28 Mekanisme pemutusan efek radiasi ionisasi oleh antioksidan Hari-Kumar et al. 2004. Menurut Mulyani et al. 2011, rosela memiliki aktivitas antioksidan IC 50 yang tinggi. Media ekstraksi yang bebeda terhadap rosela menunjukkan aktivitas antioksidan yang berbeda pula. Aktifitas antioksidan rosela pada media ekstraksi yang berbeda disajikan pada Tabel 10. Tabel 10 Aktifitas antioksidant rosela Hibiscus sabdariffa L. terhadap kerusakan sel akibat radiasi dengan media ekstraksi berbeda No Sampel Konsentrasi µgmL penghambatan kerusakan sel IC50 µgmL 1 Vitamin C 40 30 20 10 96.209 96.156 96.103 74.406 2.061 2 Ekstrak dalam air panas 200 100 50 10 89.921 87.976 82.392 26.351 21.2 3 Ektrak methanol 200 100 50 10 87.310 20.012 5.760 4.250 121.03 4 Ekstrak etanol 200 100 50 10 60.777 37.401 17.122 1.682 144.03 5 Ekstrak butanol 200 100 50 10 63.267 36.794 21.130 0.508 137.14 6 Ekstrak air 200 100 50 10 15.961 11.906 1.457 1.275 9675.09 Sumber: Mulyani et al. 2011 Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa ekstrak kelopak rosela yang menggunakan media etanol memiliki aktivitas antioksidan 144.03 µgmL serta persentase penghambatan kerusakan sel pada dosis 50 µgmL sebesar 17.122 . Hal diatas menunjukkan ekstrak kelopak rosela dapat berpotensi sebagai radioprotektor terhadap kerusakan yang diakibatkan oleh radiasi terhadap duodenum mencit.

5. SIMPULAN DAN SARAN

Dokumen yang terkait

Efek Antidiabetes dari Ekstrak Kelopak Bunga Rosela (Hibiscus sabdariffa L) terhadap Mencit yang Diinduksi Streptozotocin

7 63 129

Studi Perbandingan Efektivitas Infus Kelopak Bunga Rosela (Hibiscus sabdariffa Linn.) yang Segar dan Kering terhadap Kadar Kolesterol Serum Darah Marmut

0 33 62

Formulasi Sediaan Lipstik Dengan Ekstrak Kelopak Bunga Rosela (Hibiscus sabdariffa L.) Sebagai Pewarna

84 349 74

FORMULASI TABLET HISAP EKSTRAK KELOPAK BUNGA ROSELA (Hibiscus sabdariffa L.) DENGAN BASIS MANITOL

0 11 19

Efek Radioprotektif Ekstrak Tanaman Rosela (Hibiscus sabdariffa L) Terhadap Radiasi Ionisasi Radiodiagnostik Berulang: Studi Diferensiasi Sel Leukosit Darah Perifer Mencit (Mus musculus).

1 14 160

Efek Radioprotektif Ekstrak Rosela (Hibiscus sabdariffa L.) terhadap Radiasi Ionisasi Radiodiagnostik Berulang: Studi Gambaran Eritrosit Darah Perifer Mencit (Mus musculus).

1 17 133

Studi Histopatologi Potensi Radioprotektif Ekstrak Kelopak Bunga Rosela (Hibiscus sabdariffa L.) dalam Radiasi Ionisasi Radiodiagnostik Berulang pada Lambung Mencit (Mus musculus

0 6 156

Studi In-vitro dan In-vivo Efek Radioprotektif Rosela (Hibiscus Sabdariffa Linn.) terhadap Radiasi Ionisasi Radiodiagnostik Berulang

1 30 356

Studi Histopatologi Respon Organ Testis Mencit (Mus musculus) Terhadap Potensi Radioprotektif Tanaman Rosela dalam Radiasi Ionisasi Radiodiagnostik

0 1 35

Studi In vitro dan In vivo Efek Radioprotektif Rosela (Hibiscus Sabdariffa Linn) terhadap Radiasi Ionisasi Radiodiagnostik Berulang

0 5 190