Gambar 10 Diagram alur kemungkinan paparan sinar-X seluler pada sel normal Mitchel 2003 .
Efek biologis Gambar 10 yang dihasilkan dari adanya paparan radiasi sinar-X banyak ditemukan. Faktor-faktor yang mempengaruhi sensitivitas
jaringan terhadap radiasi ionisasi sinar-X yaitu total dosis paparan, tipe sel, umur individu, pembelahan sel, bagian tubuh yang terkena paparan sinar-X, kesehatan
individu, jumlah jaringan yang terpapar sinar-X, dan interval paparan sinar-X yang diterima USNRC 1999.
2.5.2 Degenerasi Epitel dan Atrofi Vili Usus
Degenerasi diartikan sebagai perubahan-perbahan morfologik akibat kerusakan-kerusakan yang bersifat non fatal. Perubahan-perubahan tersebut masih
dapat pulih kembali reversible. Perubahan-perubahan tersebut hanya mencerminkan adanya lesio biomolekuler yang telah berjalan lama dan baru
kemudian dapat dilihat. Setiap sel memiliki resiko mengalami kerusakan baik dari faktor internal atau eksternal setiap saat. Oleh karena itu sel memiliki kemampuan
untuk menanggulangi tingkat perbaikan tergantung pada besar kecilnya pengaruh lesio yang terjadi serta kemampuan sel akan mengakibatkan sel menjadi sakit atau
tetap normal. Lesio-lesio yang terjadi mengakibatkan gangguan metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak pada sel. Himawan 1990. Gambaran vili usus
halus yang mengalami degenerasi disajikan pada Gambar 12. Kesalahan dalam
perbaikan
kanker Tidak ada kesalahan
dalam perbaikan Sel normal
radiasi
Kerusakan DNA Kematian sel apoptosis
Gambar 11 Gambaran histologi duodenum mencit yang mengalami atrofi tanda
panah tipis dan degenerasi tanda panah tebal dengan pewarnaan hematoksilin-eosin HE perbesaran 400x Hummdi LA dan Habash
SH 2012.
Kejadian degenerasi pada jaringan dapat diawali oleh terjadinya respon adaptif terhadap stimulasi perlukaan atau trauma dan kerusakan seperti halnya
atrofi Cheville 2006. Atrofi ialah suatu kondisi dimana penurunan ukuran sel-sel yang sebelumnya telah mengalami perkembangan organ yang menyeluruh. Atrofi
menggambarkan adanya adaptasi terhadap perubahan seluler dari lingkungan Cheville 2006. Ciri-ciri seluler sel atrofi adalah mitokondria yang mengecil
karena energi yang dibutuhkan lebih sedikit. Pengurangan dalam transkripsi, translasi dan konjugasi dari sekresi protein sebagai hasil dari menghilangnya
ribosom dan retikulum endoplasma dengan menghilangnya granul skretori. Gambar histologi vili duodenum yang mengalami atrofi disajikan pada Gambar 13
B dan D.
Gambar 12 Gambaran histologi vili duodenum mencit A dan C vili duodenum mencit normal dan B dan D vili duodenum yang mengalami atrofi
dan dilatasi lumen usus yang ditunjukan dengan tanda panah hitam. Pewarnaan hematoksilin-eosin HE perbesaran 200x Uzal et al.
2009.
C D
3. METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Bagian Bedah dan Radiologi serta Bagian Patologi, Departemen Klinik, Reproduksi dan Patologi, Fakultas Kedokteran
Hewan, Institut Pertanian Bogor IPB pada bulan Maret 2010 sampai September 2011.
3.2 Materi 3.2.1 Hewan Coba
Penelitian ini bersifat eksperimental menggunakan hewan coba sebagai model. Hewan coba yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 24 ekor mencit
jantan Mus musculus dengan rata-rata umur 4 minggu dengan bobot awal 18-20 gram. Mencit yang digunakan merupakan mencit strain ddy dan diberi pre-