3.2 Bahan dan alat
Alat –alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : alat perekam
suara, alat tulis, dan kamera. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah panduan wawancara dan peta rawan kebakaran.
3.3 Data yang diperlukan
Kebutuhan data penelitian ini disajikan dalam Tabel 3. Tabel 3 Kebutuhan data serta metode pengambilan data
No Tujuan
Parameter Variabel yang
akan diukur Sumber
Metode
1. Membandingkan
praktek –praktek
penyiapan lahan dengan membakar
oleh kelompok masyarakat
Aturan adat
Aturan desa
Tahapan penyiapan lahan
Ritual Pelaku
Sanksi Pemilihan
waktu pembakaran
Bahan bakar Pekebun,
tokoh desa,
perangkat desa, Kepala
Daops Manggala
Agni, LSM Wawancara,
dan studi
literatur
2. Menentukan sikap dan
perilaku kelompok
masyarakat terhadap
praktek penyiapan lahan dengan membakar
Sikap Sikap terhadap
pelaksanaan praktek
Sikap terhadap timbulnya
dampak negatif akibat
pembakaran Sikap terhadap
peraturan terkait dalkarhutla
Responden dari kelompok
pekebun lokal dan pendatang
Wawancara dengan
quisioner menggunakan
pernyataan yang
dapat diskoring
dengan metode Likert
Perilaku Perilaku
mempersiapkan lahan
Responden dari kelompok
pekebun lokal dan pendatang
Wawancara dan observasi
lapangan
3. Menentukan
faktor yang
mempengaruhi timbulnya sikap dan
perilaku tersebut 1.
Fisiologis Umur
Suku Responden
dari kelompok pekebun lokal
dan pendatang Wawancara,
Observasi lapangan
2. Ekonomi
Pendapatan Jumlah
tanggungan Jenis komoditas
Luas lahan Responden
dari kelompok pekebun lokal
dan pendatang Wawancara,
Observasi lapangan
3. Pengetahu
an Tingkat
pendidikan Sumber media
informasi Responden
dari kelompok pekebun lokal
dan pendatang Wawancara,
Observasi lapangan
3.4 Metode penentuan unit contoh
Responden dalam penelitian ini adalah pekebun dari beberapa kelompok masyarakat yang dipilih dengan menggunakan metode convenience sampling
yaitu dengan melakukan wawancara pada setiap masyarakat pekebun yang ditemui di lokasi desa yang telah ditetapkan. Perlakuan tersebut dilakukan karena
adanya informasi awal bahwa hampir semua penduduk di lokasi mempunyai kebun yang diolah, sehingga kemungkinan perjumpaan dengan masyarakat
pekebun sangat besar. Penentuan responden yang dilakukan melalui penelusuran di kebun-kebun garapan serta rumah
–rumah penduduk, mendapatkan responden sebanyak 35 orang. Kelompok masyarakat pekebun yang diwawancarai terdiri
dari :
Gambar 1 Diagram kelompok responden Informan dalam penelitian ini sebanyak 25 orang berasal dari para pihak
yang dianggap dapat memberikan informasi terkait dengan kejadian karhutla serta informasi mengenai masyarakat pekebun yang menjadi objek penelitian. Para
pihak tersebut terdiri dari Balai KSDA Jambi Kasubag Tata Usaha, Sekretaris Brigdalkar, Kepala Seksi Wilayah, Manggala Agni Daops Muara Bulian Kepala
Daops, Ketua Regu, anggota, Dinas Kehutanan Kabupaten Kasie Perlindungan, staf lapangan, Dinas Perkebunan Kabupaten, LSM aktivis Warsi, Walhi, Aparat
kecamatan Camat Betara dan desa Kepala Desa, Kaur, tokoh masyarakat, tokoh adat serta peneliti mahasiswa, dosen, peneliti.
Melayu Masyarakat
Masyarakat lokal
Suku Anak Dalam
Transmigran Non-Transmigran
Melayu Jawa
Jawa Kelompok Masyarakat Pekebun
Bugis Sunda