3.4 Metode penentuan unit contoh
Responden dalam penelitian ini adalah pekebun dari beberapa kelompok masyarakat yang dipilih dengan menggunakan metode convenience sampling
yaitu dengan melakukan wawancara pada setiap masyarakat pekebun yang ditemui di lokasi desa yang telah ditetapkan. Perlakuan tersebut dilakukan karena
adanya informasi awal bahwa hampir semua penduduk di lokasi mempunyai kebun yang diolah, sehingga kemungkinan perjumpaan dengan masyarakat
pekebun sangat besar. Penentuan responden yang dilakukan melalui penelusuran di kebun-kebun garapan serta rumah
–rumah penduduk, mendapatkan responden sebanyak 35 orang. Kelompok masyarakat pekebun yang diwawancarai terdiri
dari :
Gambar 1 Diagram kelompok responden Informan dalam penelitian ini sebanyak 25 orang berasal dari para pihak
yang dianggap dapat memberikan informasi terkait dengan kejadian karhutla serta informasi mengenai masyarakat pekebun yang menjadi objek penelitian. Para
pihak tersebut terdiri dari Balai KSDA Jambi Kasubag Tata Usaha, Sekretaris Brigdalkar, Kepala Seksi Wilayah, Manggala Agni Daops Muara Bulian Kepala
Daops, Ketua Regu, anggota, Dinas Kehutanan Kabupaten Kasie Perlindungan, staf lapangan, Dinas Perkebunan Kabupaten, LSM aktivis Warsi, Walhi, Aparat
kecamatan Camat Betara dan desa Kepala Desa, Kaur, tokoh masyarakat, tokoh adat serta peneliti mahasiswa, dosen, peneliti.
Melayu Masyarakat
Masyarakat lokal
Suku Anak Dalam
Transmigran Non-Transmigran
Melayu Jawa
Jawa Kelompok Masyarakat Pekebun
Bugis Sunda
3.5 Metode pengumpulan data
Pengumpulan data dan informasi dilakukan dengan beberapa metode, yaitu : studi literatur, wawancara dan observasi lapangan.
3.5.1 Studi literatur
Studi literatur dengan berbagai sumber pustaka baik dalam bentuk jurnal, buku dan media online. Studi literatur dilakukan untuk memperoleh informasi
tentang sejarah kebakaran hutan dan lahan di Indonesia, penggunaan api oleh masyarakat di berbagai daerah baik di Indonesia maupun negara lain, perilaku api,
dampak kebakaran hutan dan lahan serta teori –teori tentang sikap dan perilaku
manusia. Studi literatur juga dilakukan dengan mengumpulkan dan menganalisa aturan perundangan yang terkait dengan pengendalian kebakaran hutan dan lahan.
3.5.2 Wawancara
Wawancara dengan responden dilakukan untuk memperoleh informasi praktek
– praktek pembakaran yang dilakukan oleh masyarakat, pengukuran sikap dan faktor
– faktor yang melatar belakangi terbentuknya sikap, dilakukan di kebun dan rumah masyarakat. Wawancara dengan informan dilakukan di kantor
informan secara langsung, menggunakan email dan telepon. Wawancara dengan informan dilakukan untuk memperoleh informasi tentang kejadian karhutla di
lokasi penelitian, kecenderungan sikap dan perilaku masyarakat terhadap karhutla dan informasi tentang masyarakat SAD.
3.5.2.1 Wawancara Semi Terstruktur
Wawancara dilakukan dengan dibantu dengan panduan pertanyaan yang telah disusun dengan jawaban terbuka. Wawancara ini ditujukan untuk menggali
sebanyak mungkin informasi praktek penyiapan lahan dengan pembakaran yang dilakukan oleh masyarakat. Panduan wawancara pada lampiran 1 dan 2, hanya
digunakan untuk memberikan panduan tentang butir –butir pertanyaan yang dapat
digunakan untuk menggali informasi yang dibutuhkan. Wawancara lebih banyak dilakukan hanya menggunakan alat perekam suara, hal ini dilakukan agar
responden lebih nyaman dalam sesi wawancara sehingga informasi yang