Wawancara Semi Terstruktur Wawancara

didapatkan lebih banyak dan masyarakat lebih terbuka dalam memberikan informasi.

3.5.2.2 Wawancara terstruktur

Wawancara dengan panduan yang disiapkan dengan pilihan jawaban. Metode wawancara ini dilakukan dalam pengukuran sikap. Pengukuran sikap menggunakan metode rating yang dijumlahkan atau pengukuran sikap model Likert. Walgito 2003 mengelompokkan pengukuran sikap model Likert ini pada metode pengukuran sikap secara langsung yang terstruktur. Metode ini dilakukan dengan wawancara menggunakan model pernyataan yang didesain agar jawaban – jawaban dari responden dapat diskalakan dan dibuat skor. Pernyataan yang dibuat adalah pernyataan yang sudah dipilih berdasarkan tujuan sehingga mampu mengungkapkan sikap Azwar 1995. Kategori persetujuan dibagi menjadi lima kategori, yaitu Sangat tidak setuju STS, Tidak Setuju TS, Ragu-ragu R, Setuju S, dan Sangat Setuju SS. Sikap positif menunjukkan sikap setuju S dan sangat setuju SS, sikap negatif menunjukkan tidak setuju TS dan sangat tidak setuju STS, sedangkan sikap ragu menunjukkan sikap keragu –raguan R. Desain perhitungan sikap memodifikasi model perhitungan yang dilakukan dalam penelitian Isa 1986 dengan menggunakan persentase. �� �� ��� ��� � � = � �ℎ + � �ℎ � �� � �ℎ 100 �� �� ��� ��� � � = � �ℎ � + � �ℎ � �� � � �ℎ 100 �� �� ��� ��� � = � �ℎ �� � �ℎ 100

3.5.3 Observasi lapangan

Observasi dilakukan dengan cara berkunjung ke kebun dan rumah responden, tinggal di rumah masyarakat, dan mengikuti kegiatan patroli serta kegiatan penyuluhan yang dilakukan petugas BKSDA Jambi. Kunjungan ke kebun masyarakat memberikan informasi tentang komoditas, rata –rata luas kebun yang dimiliki serta bekas –bekas perlakuan pembakaran yang dilakukan masyarakat di kebun milik mereka. Kunjungan dan kesempatan tinggal di rumah masyarakat dilakukan untuk memperoleh informasi tentang perekonomian masyarakat serta kehidupan keseharian masyarakat. Keikutsertaan pada kegiatan patroli dimaksudkan untuk melihat kebun masyarakat yang berbatasan langsung dengan wilayah cagar alam dan mengumpulkan informasi tentang kemungkinan timbulnya masalah terkait perluasan lahan masyarakat. Keikutsertaan dalam kegiatan penyuluhan dilakukan untuk melihat respon masyarakat terhadap kegiatan BKSDA Jambi.

3.5 Metode analisa data

Analisa data yang dilakukan meliputi analisa praktek pembakaran, analisa penilaian sikap dilengkapi dengan uji validitas dan realibilitas data, dan content analysis terhadap peraturan formal terkait karhutla. Analisa praktek pembakaran dan penilaian sikap dilakukan dari hasil wawancara, sedangkan content analysis peraturan perundangan dilakukan setelah pengumpulan perundangan dari berbagai sumber literatur.

3.5.1 Analisa praktek pembakaran

Analisa yang dilakukan dalam menganalisa praktek penyiapan lahan dengan membakar adalah analisa deskriptif dengan menerangkan langkah –langkah, aturan yang ada serta tinjauan ilmiah dari praktek –praktek tersebut. Analisa ini juga diharapkan dapat menjawab apakah ada perbedaan tata cara yang dilakukan oleh masyarakat lokal dan pendatang dalam pembakaran lahan. Pembahasan dilakukan juga dengan membandingkan beberapa praktek –praktek penyiapan lahan dengan membakar yang ada di tempat lain sebagai pengayaan. Informasi yang didapatkan dari tokoh desa, perangkat desa dan Manggala Agni dijadikan bahan pembahasan