dipersiapkan oleh peneliti misalnya alat tulis, seperti ball point, kertas, buku catatan, map, klip, kartu, alat perekam dan kamera foto.
3. Persoalan etika penelitian. Ciri utama penelitian kualitatif adalah orang sebagai
alat yang mengumpulkan data. Dalam pengamatan berperan serta, wawancara- wawancara pengumpulan dokumen, foto dan sebagainya. Seluruh metode ini
menyangkut hubungan penelitian dengan orang yang dijadikan informal.
1.7.8 Tahap Pekerjaan Lapangan
Ada 3 tiga tahapan pekerjaan lapangan bagian yang harus dilaksanakan oleh peneliti, yaitu 1 memahami latar penelitian, 2 memasuki lapangan, dan 3 mengumpulkan data.
1.7.8.1 Memahami Latar Penelitian
Dalam memahami latar penelitian ada hal-hal yang perlu dilakukan : a.
Pembatasan latar penelitian, untuk memasuki pekerjaan lapangan, penelitian perlu memahami latar penelitian terlebih dahulu.
b. Penampilan, penampilan yang dimaksud adalah penampilan penelitian itu sendiri
harus disesuaikan dengan kebiasaan adat, tata cara, dan kultur latar penelitian. c.
Pengenalan hubungan penelitian dilapangan penelitian memamfaatkan pengamatan pada tahap ini, maka hendaknya penulis menjaga hubungan akrab antara subjek dan
penelitian dapat dibina.
Universitas Sumatera Utara
d. Jumlah waktu studi, penulis harus berpegang pada tujuan, masalah dan jadwal yang
telah disusun sebelumnya. Waktu studi tidak boleh berkepanjangan karena akan menambah biaya penelitian bagi penulis.
1.7.8.2 Memasuki Lapangan
Dalam hal ini penulis melakukan hal-hal sebagai berikut: a.
Keakraban hubungan, sikap penelitian hendaknya pasif, hubungan yang perlu dibina tidak ada dinding pemisah diantara penelitian dan subjek yang sudah
ditentukan. b.
Mempelajari bahasa, jika penelitian berasal dari latar yang lain, penelitian harus mempelajari bahasa yang digunakan oleh orang-orang yang berda pada latar
penelitian. c.
Peran peneliti, sewaktu ada pada penelitian, peneliti akan terjun kedalamnya dan akan ikut berperan serta didalamnya.
1.7.8.3 Mengumpulkan Data
Dalam tahap ini penulis melaksanakan hal-hal sebagai berikut: a.
Pengarahan Batas Studi, pada waktu menyusun usul penelitian batas studi telah ditetapkan bersama masalah dan tujuan penelitian.
b. Mencatat data, penulis menggunakan catatan lapangan Field notes. Yang
merupakan catatan hasil pengamatan. Wawancara, atau menjelaskan kejadian tertentu.
Universitas Sumatera Utara
1.8 Sistimatika Penulisan
Bab I merupakan Pendahuluan yang meliputi: Latar Belakang Masalah, Pokok Masalah dan Tujuan Penelitian, Pertanyaan Penelitian, Tujuan Penelitian, Manfaat Penulisan,
Tinjauan Pustaka, Landasan Konsep dan Teori Teori Musik, Konsep Analisa, Defenisi Syair Lagu, dan Metode Penelitian Pendekatan Penelitian, Kehadiran Peneliti, Sumber Data,
Prosedur Pengumpulan Data, Analisis Data, Pengecekan Keabsahan Data, Tahap -Tahap Penelitian, Tahap Pekerjaan Lapangan, dan Sistimatika Penulisan. Bab II membahas tentang
perkembangan musik gereja meliputi. Bab III Analisis hasil dari proses adaptasi komposisi yang baru.. Bab IV membahas kajian struktur musik
lagu Las ‘oha gku Lao Ma uji yang menyangkut bentuk dan struktur meliputi: frase, melodi, motif, kontur melodi, tangga nada,
ambitus, harmoni, progresi akord, kadens, tempo, tekstur, tipe lagu, kaitan antara syair dan lagu. Bab
V Me ahas pe ggu aa lagu Las ‘oha gku Lao Ma uji dala i adah di ge eja
HKBP. Bab VI merupakan Bab penutup berupa kesimpulan dan saran.
BAB II PERKEMBANGAN MUSIK GEREJA HKBP
HURIA KRISTEN BATAK PROTESTAN
Universitas Sumatera Utara
1.8 Sistimatika Penulisan
Bab I merupakan Pendahuluan yang meliputi: Latar Belakang Masalah, Pokok Masalah dan Tujuan Penelitian, Pertanyaan Penelitian, Tujuan Penelitian, Manfaat Penulisan,
Tinjauan Pustaka, Landasan Konsep dan Teori Teori Musik, Konsep Analisa, Defenisi Syair Lagu, dan Metode Penelitian Pendekatan Penelitian, Kehadiran Peneliti, Sumber Data,
Prosedur Pengumpulan Data, Analisis Data, Pengecekan Keabsahan Data, Tahap -Tahap Penelitian, Tahap Pekerjaan Lapangan, dan Sistimatika Penulisan. Bab II membahas tentang
perkembangan musik gereja meliputi. Bab III Analisis hasil dari proses adaptasi komposisi yang baru.. Bab IV membahas kajian struktur musik
lagu Las ‘oha gku Lao Ma uji yang menyangkut bentuk dan struktur meliputi: frase, melodi, motif, kontur melodi, tangga nada,
ambitus, harmoni, progresi akord, kadens, tempo, tekstur, tipe lagu, kaitan antara syair dan lagu. Bab
V Me ahas pe ggu aa lagu Las ‘oha gku Lao Ma uji dala i adah di ge eja
HKBP. Bab VI merupakan Bab penutup berupa kesimpulan dan saran.
BAB II PERKEMBANGAN MUSIK GEREJA HKBP
HURIA KRISTEN BATAK PROTESTAN
Universitas Sumatera Utara
Sebelum membahas perkembangan musik di gereja HKBP, penulis terlebih dahulu membahas perkembangan musik gereja era sebelum musik pada gereja HKBP. Tujuan
pembahasan ini agar kita dapat memahami secara garis besar sejarah perkembangan nyanyian jemaat itu, sekaligus dapat meningkatkan tingkat apresiasi kita terhadap nyanyian-nyanyian
jemaat yang berasal dari berbagai latar belakang budaya, denominasi gereja, doktrin gereja, dan musik. Sejarah perkembangan nyanyian jemaat berjalan seiring dengan sejarah perkembangan
gereja, karena kehidupan bergereja tidak pernah lepas dari nyanyian jemaat.
2.1 Perkembangan Musik Gereja Sebelum Musik Gereja HKBP 2.1.1 Jaman Perjanjian Lama
Di dalam Perjanjian Lama terdapat Mazmur yang selalu digunakan dalam ibadah- ibadah di Bait Allah, ibadah pribadi bangsa Israel, bahkan dalam perayaan-perayaan. Mazmur
ini dikumpulkan dari beberapa penulis yang berbeda, seperti: Daud, Musa, bani Asaf, bani Korah, dll. Namun sangat disayangkan, bahwa kita tidak dapat mengenal musik yang bangsa
Israel gunakan untuk menyanyikan mazmur-mazmur mereka. Bangsa Israel hanya mengajarkan secara oral saja, tanpa meninggalkan catatan-catatan; dan tradisi menyanyikan mazmur ini
masih ada sampai jaman Yesus di Perjanjian Baru. Yesus dan murid-murid-Nya menyanyikan himne pada akhir dari perjamuan terakhir mereka. Hal ini merupakan contoh dari tradisi bangsa
Yahudi dalam merayakan Paskah.
31
31
Harry Eskew and Hugh T. McElrath, Sing with Understanding, 2nd ed., Nashville: Church Street Press, 1995, h. 78.
Universitas Sumatera Utara
Selain mazmur, kita juga mengenal “canticles”, yaitu nyanyian yang dinyanyikan oleh orang-orang tertentu yang bukan dikutip dari mazmur. Canticles yang ada di Perjanjian Lama
32
; Nyanyian Musa Keluaran 15:1-
26, disebut juga “NyanyianKeselamatan” Song of Salvation, sebuah nyanyian kelepasan dari perbudakan Mesir dan kehancuran pasukan Mesir di Laut
Merah; Nyanyian Musa Ulangan 32: 1-43, yang berisi perintah Allah kepada bangsa Israel, pada saat Musa akan mengakhiri masa kepemimpinannya, sebelum kematiannya; Nyanyian
Yesaya Yesaya 26:1-21, yang dibuka dengan pujian kepada Allah atas terlindunginya orang- orang benar dan juga merupakan tangisan akan keadaan bangsa yang sedang dalam kekacauan;
Nyanyian Hana 1 Samuel 2:1-10, mengekspressikan pujian kepada Allah tentang kemahakuasaan-Nya atas semua ciptaan dan nyanyian kepercayaan bahwa Allah berkuasa atas
sejarah manusia, memberkati yang benar dan menghukum yang jahat; Nyanyian Yunus Yunus 2:2-9, doa Yunus ketika sedang berada di dalam perut ikan; Nyanyian Habakuk Habakuk 3:2-
19, berisikan kepercayaan yang kokoh kepada Allah, berdasarkan apa yang Allah sudah perbuat di tengah-tengah bangsa Israel, bahwa Allah akan membebaskan Israel dari musuh-
musuhnya.
Canticles yang ada di Perjanjian Baru; Gloria in Excelsis Deo – Nyanyian Malaikat Lukas 2,
teks ini masih dipakai terus oleh gereja-gereja Katolik, Anglikan, dan beberapa gereja tradisional lainnya dalam ibadah-ibadah mereka atau dalam misa-misa. Disebut juga
“The Greater
Doxology”; Magnificat – Nyanyian Maria Lukas 1:46-56, teks ini dinyanyikan dalam Verpers ibadah saat matahari terbenam, dan merupakan bagian dalam ibadah Evening Prayer
atau Evensong di gereja Anglikan; Benedictus – Nyanyian Zakaria Lukas 1:67-80,
dinyanyikan pada ibadah Lauds di gereja Roma Katolik dan pada ibadah Morning Prayer di gereja Anglikan; Nunc Dimitis
– Nyanyian Simeon Lukas 2:27-32, dinyanyikan pada ibadah
32
Ibid, h. 78-79
Universitas Sumatera Utara
Compline setelah Vespers di gereja Roma Katolik, pada ibadah Even song di gereja Anglikan, dan pada kebaktian Perjamuan Kudus di gereja Lutheran.
2.1.2 Jaman Gereja Mula-Mula