Penggunaan Himne dalam Kehidupan Kristen Batak Toba

marende ke Batak Toba sekitar tahun 1880-an. Dalam semua kemungkinan kedua sistem notasi ini diperkenalkan dalam waktu yang sama, tetapi dikembangkan secara mandiri dalam situasi dan konteks tertentu.

2.2.2.4 Struktur Himne

Buku Ende Bukudalam bentuk yang sekarang berisi tiga indeks, yang pertama adalah tematik, musiman, dan indeks umum. Daftar kelompok himne dapat dilhat di bawah ini; himne 1-17 adalah Ende Pujian Nyanyian Rohani Pujian, himne 18-37 adalah Ende di ari Minggu Nyanyian Rohani untuk Minggu, himne 38-45 adalah Ende Adventus Nyanyian Rohani untuk Advent, himne 46-62 adalah Ende di Hatutubu ni Tuhan Yesus Nyanyian Rohani untuk kelahiran Yesus Natal dan sebagainya. Indeks kedua adalah daftar abjad dari judul himne judul yang disesuaikan dengan nomor Buku Logu. Buku Logu disusun untuk iringan keyboard dengan gaya nyanyian paduan suara SATB. Indeks ketiga adalah daftar sumber-sumber asli dari mana himne ditemukan. Sebagai contoh, himne nomor 449 di Buku Ende adalah Sai solhot tu silangmi. Buku Logu No 300: “ai solhot tu sila g i, dan di bagian kanan atas FH Nomor 72 . Indeks ketiga di belakang Buku Ende menunjukkan bahwa FH adalah singkatan untuk Fellowship Hymns. Judul a al a hi e adalah Jesus Keep Me Nea the C oss a g di iptaka tahu oleh Fanny Crosby dan William Doane. Robert Hodges, 2009:303

2.2.2.5 Penggunaan Himne dalam Kehidupan Kristen Batak Toba

Universitas Sumatera Utara Seperti disebutkan sebelumnya, tahun 1935 Buku Ende dan tahun 1937 Haluaon na Gok, sejak tahun 1970-an telah digabung sebagai satu volume himne dari HKBP yang kemudian tahun 2004 terjadi penambahan himne suplemen. Himne gereja HKBP sampai saat ini tidak mengalami perubahan lagi, Buku Ende ini adalah satu-satunya sumber nyanyian jemaat HKBP dalam setiap ibadah yang dilakukan. Himne dari Buku Ende memainkan peran penting bagi masyarakat Kristen Batak Toba yaitu pemeliharaan identitas agama dan budaya. Himne ini juga dinyatakan tidak hanya dalam konteks ibadah Kristen, tetapi juga pada kehidupan keseharianpengalaman hidup. Peran signifikan dari himne Protestan dalam kehidupan orang Kristen Batak Toba terlihat pada seminar yang dilakukan, disini dapat ditemukan bagaimana partisipasi jemaat dalam setiap kegiatan gereja. Para jemaat menemukan bahwa ada himne tertentu yang memungkinkan mereka untuk merumuskan pemahaman mereka tentang kekristenan karena mereka tinggal dan mengalaminya pada hari-hari kehidupan. Himne ini memungkinkan mereka untuk mengekspresikan iman pemahaman mereka dengan mudah dan dalam makna yang lebih dalam. Untuk jemaat, nyanyian dapat memberikan kekuatan makna yang melampaui arti dari teks lagu saja. Peran himne dari Buku Ende dalam kehidupan Batak Toba Protestan jauh melampaui penggunaannya dalam liturgi ibadah selama pelayanan Minggu. Bagi Batak Toba Protestan, himne ini digunakan untuk mendampingi keseluruhan kehidupan mereka, seperti; perayaan kelahiran, perkawinan, Tahun Baru, memasuki rumah baru, panen, dll. Universitas Sumatera Utara

BAB III ADAPTASI MELODI

LA“ ROHANGKU LAO MAMUJI Universitas Sumatera Utara Dalam Bab ini akan mengkaji hasil proses adaptasi simfoni kesembilan Beethoven dala lagu Las ‘oha gku Lao Ma uji eliputi; elodi, form, key, interval, harmoni, ritem dan nilai not. Sebelum membahas lebih lanjut mengenai hasil proses adaptasi ini, penulis terlebih dahulu memaparkan secara ringkas mengenai struktur musik dari simfoni kesembilan Beethoven. Tujuannya adalah agar dapat memahami garis besar konsep komposisi musik gerakan finale simfoni kesembilan Beethoven.

3.1. Pengantar

Dalam sejarahnya, simfoni kesembilan Beethoven merupakan sebuah simfoni yang memperkenalkan solois vokal dan paduan suara dengan menggunakan teks yang telah dipilih dari ayat-ayat dari Schillers An die Freude sukacita; kegembiraan. 59 Simfoni kesembilan Beethoven dalam D minor merupakan komposisi yang mewakili paduan suara. Simfoni ini mencetuskan ide tentang persaudaraan manusia. Beethoven melakukan penyatuan dua ide yang berbeda antara; simfoni dalam D minor dan puisi menjadi dua perangkat musik yang akhirnya bergabung menjadi sebuah komposisi musik yang baik. 60 Tonalitas dari simfoni sembilan adalah kunci D, dalam gerakan pertama memakai kunci D minor sedangkan gerakan terakhir menggunakan kunci D mayor. Memahami progresi perubahan kunci yang digunakan Beethoven dari minor ke mayor adalah penting untuk dapat mamahami pesan dari karya ini. 59 Jeffrey Kurtzman, ACO 25 TH Anniversary Concert Washington University in St. Louis. 2010, hal., 1. 60 Levy, D.B. Beethoven: The Ninth Symphony New York: Schirmer Books, 1995. Universitas Sumatera Utara Simfoni ke se ila e upaka ko posisi a g e aki alu siklus , a ti a keseluruhan gerakan dalam simfoni sembilan mempunyai keterkaitan satu dengan yang lainnya. Hal ini dapat jelas terlihat pada bagian introduksi gerakan finale yang kembali menyuarakan temamotif dari gerakan pertama, gerakan kedua dan gerakan ketiga. Gambar no. 1 Motif Gerakan II Simfoni Kesembilan Beethoven-Birama 30-37 Gambar no. 2 Tema Gerakan II Simfoni Kesembilan-Birama 48-55 Universitas Sumatera Utara Gambar no. 3 Motif Gerakan III Simfoni Kesembilan-Birama 63-64 3.2. Hasil Dari Proses Adaptasi 3.2.1 Melodi Melodi gerakan finale yang diadaptasi dimulai dari birama 92-115 yang disuarakan oleh instrumen cello dan kontrabass secara unisono. Penyuaraan melodi ini adalah merupakan tujuan akhir atau puncak yang diinginkan dari beberapa penyuaraan yang dilakukan oleh dua instrumen ini dengan gaya resitativo pada bagaian introduksi sebelumnya. Dalam hal frase terlihat jelas Beethoven masih mempertahankan pembagiaan frase yang konvensional dari era klasik yaitu frase dibagi secara similar dalam 4 birama. Empat birama pertama dari tema A disebut dengan motif a dan berakhir dalam dominan dan empat birama selanjutnya adalah otif a dalam tonika. Birama 100-103 merupakan motif b dan kemudian sususul oleh otif a di birama 104-107, empat birama berikutnya kembali disuarakan motif b, kemudian birama 102-105 adalah oleh otif a dalam tonika. Universitas Sumatera Utara Gambar no. 4 Melodi Gerakan Finale Simfoni Kesembilan Beethoven-Birama 92-115 Dala lagu las ‘oha gku Lao Ma uji elodi a g diadaptasi dimulai dari birama 92-107 ta pa pe gula ga otif da otif a pada birama 108-115. Hasil dari proses adaptasi m elodi dala lagu Las ‘oga gku Lao Ma uji dapat dilihat dala ga a e ikut. Gambar no. 5 Universitas Sumatera Utara Melodi lagu Las Rohangku Lao Mamuji

3.2.2 Nilai Not

Dokumen yang terkait

Adaptasi dan Analisis Nyanyian Jemaat Gereja HKBP (Huria Kristen Batak Protestan): Studi Kasus pada Lagu “Las Rohangku Lao Mamuji”

11 172 203

Fenomena Perpindahan Jemaat Sebagai Simbol Perlawanan Terhadap Gereja Konvensional (Studi Pada : Gereja Kristen Baitany Hotel Pardede di Kota Medan)

5 153 105

Pola Interaksi Antar Jemaat (Studi Deskriptif pada Gereja HKBP Pabrik Tenun Medan)

3 77 87

Analisis Modal Kerja Pada Yayasan Dana Pensiun HKBP (Huria Kristen Batak Protestan)

1 81 69

Makna Sinamot dalam Penghargaan Keluarga Isteri pada Sistem Perkawinan Suku Batak Toba (studi kasus pada masyarakat Batak Toba Kristen Gereja HKBP dengan Gereja Kharismatik Di Kecamatan Sidikalang, Kabupaten Dairi)

14 165 80

Analisis Pengaruh Nyanyian Jemaat Terhadap Kualitas Ibadah Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) Jemaat Bukit Zaitun Makassar

0 1 25

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Studi Kasus Konflik Islam – Kristen dalam Pembangunan Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Loa Duri di Gunung Batu Kutai Kartanegara

1 1 37

Adaptasi dan Analisis Nyanyian Jemaat Gereja HKBP (Huria Kristen Batak Protestan): Studi Kasus pada Lagu “Las Rohangku Lao Mamuji”

2 6 38

1.8 Sistimatika Penulisan - Adaptasi dan Analisis Nyanyian Jemaat Gereja HKBP (Huria Kristen Batak Protestan): Studi Kasus pada Lagu “Las Rohangku Lao Mamuji”

0 2 35

BAB I PENDAHULUAN - Adaptasi dan Analisis Nyanyian Jemaat Gereja HKBP (Huria Kristen Batak Protestan): Studi Kasus pada Lagu “Las Rohangku Lao Mamuji”

0 2 28