tingkat pemanenan hasil hutan tidak boleh melebihi tingkat yang tidak dapat dilestarikan secara permanen.
5.2 Pembuatan Desain CoC Lacak Getah Pinus
Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan yang telah disesuaikan dengan standar FSC mengenai CoC, maka desain CoC lacak getah pinus dapat dibuat
dengan mengkombinasikan kedua hal tersebut. Desain yang dibuat meliputi desain pergerakan fisik getah, pemberian tanda pada wadah getah, dan
dokumentasi pergerakan getah yang runtut serta saling terkoneksi.
5.2.1 Pergerakan Fisik Getah Pinus
Desain pergerakan getah merupakan suatu proses yang sistematis dan berjalan secara runtut serta saling terkait antara elemen-elemen pergerakan yang
ada. Skema desain pergerakan getah pinus dapat dilihat pada Gambar 5. Desain tersebut merupakan modifikasi dari SOP Pengendalian Pergerakan Aliran Getah
Pinus dalam Rangka CoC yang disusun oleh KPH Banyuwangi Utara. Beberapa penambahan dalam alur pergerakan dilakukan agar pola pergerakan dapat berjalan
lebih spesifik untuk keperluan CoC. Desain pergerakan getah pinus terdiri dari beberapa tahap. Tahap ke-I
merupakan tahap awal dari pergerakan getah. Pada tahap tersebut dilakukan penambahan alur proses seperti pemungutan getah di hutan; penerimaan getah
dari penyadap; sortasi mutu, volume dan penimbangan berat getah; separasi menurut mutu dan asal petak; dan pembuatan dokumen DK 302a yang
sebelumnya tidak diatur dalam SOP. Adapun penambahan alur proses dilakukan agar pergerakan getah dapat berjalan secara jelas dan runtut. Pelaksanaan
keseluruhan alur proses pada tahap ini merupakan hal yang paling krusial dalam penerapan CoC, karena pada tahap tersebut getah harus dapat teridentifikasi dan
terseparasi dengan baik sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh FSC mengenai CoC Gomes et al. 2002.
Tahap ke-II merupakan tahap pengendapan getah, agar getah terpisah dari kotoran dan air. Pada tahap ini tidak ada perubahan dari SOP yang telah disusun,
karena pada tahap ini proses yang terjadi tidak terlalu berpengaruh terhadap pergerakan getah pinus.
1. Tahap I Penerimaan Getah di TPG
2. Tahap II Setelah Getah Mengendap Selama 24 Jam
3. Tahap III Setelah Getah Mengendap Selama 2x24 Jam dan
Pengangkutan
4. Tahap IV Penerimaan Getah di PGT
Ket : Kotak yang di cetak tebal merupakan modifikasi dari SOP lacak getah KPH Banyuwangi Utara agar pergerakan getah diketahui secara jelas dalam rangka CoC lacak getah
Gambar 5 Desain pergerakan fisik getah dalam rangka CoC lacak getah pinus Tahap selanjutnya adalah tahap ke-III yang merupakan kegiatan
pengendapan lanjutan dan pengangkutan. Penambahan pada tahap ini hanya
Pemungutan getah di
hutan Penerimaan
getah dari penyadap
Periksa kandungan
air dan kotoran
Sortasi mutu, volume, dan
penimbangan berat getah
Separasi menurut mutu
dan asal petak Pembuatan
dokumen DK302a
Getah diendapkan
selama 24 jam Getah di
tuang dalam drum fiber
Kotoran dan Air akan naik ke
permukaan drum Air dan kotoran
segera dibuang setelah disaring
Kotoran dan air yang masih
tersisa akan naik ke permukaan
Air dan kotoran dibuang dari drum
dan getah ditampung dalam wadah
Berat bersih sesuai hasil
ditimbang
Dilakukan pengujian
mutu Pelabelan
Pengangkutan ke PGT
Pembuatan FA-HHBK
Perni 51
Penerimaan getah di PGT
Penuangan getah ke
dalam bak penampung
Sortasi mutu dan penimbangan
berat getah ulang sesuai nomor urut
Koreksi Perni 51
Pembersihan drum getah
Pengangkutan kembali drum
ke KPH asal Separasi getah
sesuai asal KPH
dilakukan pada proses pembuatan FA-HHBK dan Perni 51. Adapun penambahan pada tahap ini dilakukan dalam rangka pengadaan dokumen yang belum ada yaitu
dokumen angkutan FA-HHBK dan DHHBK. Pengadaan dokumen FA-HHBK merupakan hal yang penting untuk dilakukan karena dokumen tersebut merupakan
penghubung antara dokumen penerimaan sehingga dokumen-dokumen tersebut dapat saling terkoneksi satu sama lain. Hal serupa untuk hasil hutan berupa kayu
juga diutarakan oleh Matangaran 2006, yang mengatakan bahwa suatu kinerja alur proses, didalamnya perlu terdapat indikator bahwa suatu dokumen harus
memiliki kejelasan alur dan berjalan secara runtut cohort, karena hal tersebut merupakan salah satu kriteria dalam lacak balak. Selain dokumen, pada tahap
pengangkutan dilakukan pemberian label guna menginformasikan karakterisrik getah hasil hutan yang akan diangkut secara jelas. Untuk kepentingan lacak getah
didalam label tersebut perlu dicantumkan nomor permanen drum nomor seri drum selain tanda permanen yang terdapat pada drum. Hal tersebut dilakukan
agar drum getah tersebut dapat diidentifikasi secara visual dan memiliki kesesuaian dengan informasi yang terdapat pada dokumen.
Tahap akhir dari pergerakan getah pinus adalah tahap ke-IV yang merupakan tahap penerimaan getah di PGT. Pada tahap ini, pembuatan prosedur
dilakukan mengacu pada pengamatan langsung dilapangan, karena SOP yang telah disusun belum mengatur mengenai pembuatan prosedur tersebut. Prosedur
penerimaan pada tahap ini memiliki kesamaan dengan prosedur pada tahap penerimaan di TPG, dimana kegiatan yang harus dilakukan pada saat penerimaan
adalah identifikasi dan separasi input FSC 2004. Namun pada pelaksanaannya, separasi input di PGT masih belum dapat dilaksanakan sepenuhnya karena getah
dari KPH Banyuwangi Utara yang telah diseparasi tetap tercampur dengan getah pinus yang berasal dari KPH lain. Hal tersebut terjadi dikarenakan pihak PGT
tetap berpegang pada manajemen yang telah berlaku di PGT. Agar pelaksanaan CoC dapat berjalan sesuai dengan standar yang dikeluarkan FSC, maka perbedaan
manajemen seperti ini perlu dihindari, karena hal tersebut dapat menyebabkan getah pinus dari KPH Banyuwangi Utara tidak dapat tersertifikasi dan tidak dapat
dijual ke pasar dunia dengan harga yang tinggi Premium Price.
5.2.2 Pemberian Tanda Pada Wadah Getah