Pelaksanaan penerimaan getah di PGT tidak diatur dalam Petunjuk Penyadapan Getah Pinus maupun di beberapa SOP yang telah dibuat oleh KPH
Banyuwangi Utara, sehingga pengamatan dilakukan berdasarkan kondisi nyata di lapangan. Pada tahap tersebut, getah yang diterima di PGT merupakan gabungan
dari beberapa KPH penghasil getah pinus, baik dari KPH yang memiliki lokasi sama dengan PGT tersebut maupun dari KPH luar. Getah pinus yang berasal dari
KPH Banyuwangi Utara termasuk dalam getah pinus yang berasal dari KPH luar. Pada proses penerimaan getah di PGT, getah yang diterima dikoreksi
beratnya dan dituangkan ke dalam bak penampung menurut mutunya. Dalam proses ini, separasi untuk getah yang berasal dari KPH Banyuwangi Utara yang
akan disertifikasi tidak dilakukan, karena manajemen PGT belum mengatur dokumentasi CoC yang sedang dijalankan oleh KPH Banyuwangi Utara. Menurut
Gomes et al. 2002, untuk kepentingan CoC diperlukan adanya separasi input yang tersertifikasi dengan input yang tidak tersertifikasi pada setiap simpul.
Sehingga pada setiap fase pergerakan getah pinus baik pada simpul TPG maupun PGT perlu dilakukan separasi menurut asal getahnya.
Dalam rangka tertib tata usaha getah, hasil pengkoreksian mutu dan berat yang tercantum dalam dokumen Perni 51 dijadikan sebagai dokumen penerimaan
oleh pihak PGT. Dokumen Perni 51 yang telah terkoreksi kemudian di perbanyak hingga 4 eksemplar, dimana eksemplar tersebut di jadikan arsip oleh pihak PGT
sebanyak 1 buah sebagai dokumen penerimaan dan sisanya untuk pihak KPH pemilik getah Arsip KPH, BKPH, dan RPH.
5.1.2 Pemberian Tanda Pada Wadah Getah Pinus
Pemberian tanda wadah pada proses pergerakan getah pinus hanya dilakukan pada drum yang berbentuk label kertas dengan informasi seperti pada
Gambar 4. Label pada drum merupakan tanda fisik yang diberikan pada saat drum akan diangkut ke PGT. Label yang hanya berupa kertas tersebut tidak memuat
informasi mengenai nomor seri drum yang permanen, tanggal, dan nomor dokumen yang menyertainya. Menurut Gomes et al. 2002, identitas secara visual
maupun material yang konsisten dan jelas merupakan kata kunci dalam melakukan penelusuran hasil hutan, apabila hal tersebut tidak dilakukan maka
pelacakan getah tidak dapat berjalan secara sistematis dan praktis. Informasi
terpenting pada wadah dalam proses CoC agar getah dapat terlacak adalah nomor seri drum, namun hal tersebut tidak dilakukan di lapangan. Pemberian informasi
nomor drum hanya dilakukan berdasarkan nomor urut angkut yang dapat berubah sewaktu-waktu ketika kegiatan pengangkutan akan dilakukan.
Ket : Pergerakan fisik getah pinus
Pergerakan wadah getah pinus
Gambar 4 Pemberian tanda fisik wadah getah berdasarkan SOP Pengendalian PergerakanAliran Getah Pinus dalam Rangka CoC KPH Banyuwangi
Utara 2008
5.1.3 Dokumentasi Pergerakan Getah Pinus
Dokumen yang digunakan berikut informasi yang diisikan didalamnya berdasarkan hasil pengamatan dapat dilihat dalam Tabel 15.
Tabel 15 Dokumen tata usaha penyadapan getah pinus berikut informasi yang terdapat didalamnya berdasarkan hasil pengamatan di lapangan
No. Dokumen Informasi
Lokasi Pengisian
Mata Rantai
Pelacakan
1 DK 302
Daftar penerimaan
kayu tidak bernomor
1. No dokumen
2. Tanggal
3. PetakTPG
4. KPHBKPH
5. Mutu
6. BeratVolume
7. Mandor
8. Penyadap
TPG 1.
No dokumen 2.
Tanggal 3.
PetakTPG 4.
KPHBKPH 5.
Mutu 6.
BeratVolume 7.
Mandor
2 Perni 51
Koreksinya Dokumen
pelengkap untuk pengangkutan
ke luar wilayah KPH
dokumen penerimaan di
PGT 1.
No dokumen 2.
Tanggal 3.
No drum 4.
PetakTPG 5.
KPHBKPH 6.
Mutu 7.
BeratVolume 8.
Mandor 9.
KoreksiKeterangan Tambahan
TPG PGT Pembuatan
koreksi Perni 51 1.
No dokumen 2.
Tanggal 3.
PetakTPG 4.
KPHBKPH 5.
Mutu 6.
BeratVolume 7.
Mandor
Hutan PGT
Transportasi TPG
Ember pikul Tidak ada tanda
Drum Fiber Asal getah petak, mutu berat ,
mandor, no. drum
Berdasarkan Tabel 15 dapat diketahui bahwa pelaksanaan penerapan SOP mengenai penggunaan dokumen dalam rangka CoC tidak dapat terlaksana
sepenuhnya. Hal tersebut dapat dilihat dari pengisian dokumen angkutan FA- HHBK yang belum dilakukan dan kegiatan penerimaan getah di TPG yang belum
menggunakan dokumen DK 302a melainkan menggunakan DK 302 DK penerimaan kayu tidak bernomor sebagai dokumen penerimaan. Belum
digunakannya FA-HHBK dan DK 302a dalam dokumentasi pergerakan getah pinus disebabkan karena dokumen tersebut masih belum disiapkan oleh pihak
KPH Banyuwangi Utara. Agar proses pergerakan getah pinus dapat berjalan secara runtut untuk kepentingan CoC maka penggunaan dokumen angkutan perlu
secepatnya diadakan karena berfungsi sebagai penghubung antara dokumen penerimaan di TPG dengan dokumen penerimaan di PGT.
Pengisian dokumen yang tidak menyertakan nomor seri drum, dapat menyebabkan proses pelacakan getah mengalami kegagalan baik secara dokumen
maupun secara fisik karena tidak ditemukan adanya identitas drum yang konsisten dalam dokumen maupun fisik drum itu sendiri. Hal serupa juga dikatakan oleh
Gomes et al. 2002, bahwa identitas pada fisik yang konsisten harus dapat teridentifikasi secara visual maupun dokumen untuk kepentingan CoC.
5.1.4 Permasalahan Pergerakan Getah Dalam Rangka Pembuatan Desain CoC Lacak Getah Pinus