yang digunakan untuk kemudahan pelacakan dokumen. Penomoran drum yang terdapat pada setiap dokumen hanya menitik beratkan pada nomor angkut,
sehingga tidak konsisten karena dapat berubah sewaktu-waktu mengikuti kegiatan pengangkutan yang dilakukan. Kelemahan penomoran ini juga dapat
menyebabkan adanya pengulangan nomor drum sehingga proses pelacakan untuk fisik wadah getah tidak dapat dilakukan.
Faktor lain yang menyebabkan kegagalan proses pelacakan dokumen dan fisik adalah tidak diberlakukannya dokumen pengangkutan berupa FA-HHBK dan
DHHBK. Pemberlakuan dokumen angkutan tersebut dinilai penting karena disamping sebagai aturan baku yang telah dikeluarkan Perum Perhutani 2006
dalam Petunjuk Penyadapan Getah Pinus, penggunaan dokumen tersebut juga berfungsi sebagai penghubung antara dokumen penerimaan di TPG dengan
dokumen penerimaan di PGT. Mengingat kondisi fisik getah pinus yang tidak tetap sehingga tidak dapat ditelusuri secara fisik dan tahapan transportasi
merupakan hal yang krusial dalam CoC HHBK menurut Gomes et al. 2002, maka kelengkapan dan keterkoneksian dokumen menjadi sangat penting untuk
dipertahankan selama proses pergerakan getah pinus.
5.4.3 Uji Coba Lacak Getah Berdasarkan Desain CoC Lacak Getah Pinus
Pelaksanaan uji coba desain CoC lacak getah pada penelitian ini dilakukan bersamaan dengan uji coba desain SOP Pengendalian Pergerakan Aliran Getah
Pinus Dalam Rangka CoC di TPG II Sumber Dilem dan TPG III Matamin. Tabel 25 Persentase keberhasilan lacak getah berdasarkan desain CoC lacak getah
pinus
Kegagalan Berhasil Persentase Urut
Pemeriksaan DokumenFisik
Jumlah drum
drum drum Tanggal Pengamatan : 1072008
1 Perni 51
36 6
30 83
2 FAHHBKDHHBK
30 30
83 3
DK 302 a 30
30 83
4 Drum Fisik
30 20
10 33
Tanggal Pengamatan : 1472008 1
Perni 51 35
35 100
2 FAHHBKDHHBK
35 35
100 3
DK 302 a 35
35 100
4 Drum Fisik
35 22
13 37
Rata-Rata Keberhasilan Pelacakan Dokumen 91
Rata-Rata Keberhasilan Pelacakan Fisik 35
Berdasarkan Tabel 25, dapat diketahui bahwa penerapan desain CoC lacak getah dalam penelitian ini memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi untuk
pelacakan dokumen yaitu sebesar 91. Kegagalan pelacakan getah pada tahap dokumen terjadi pada pengamatan pertama, karena saat pengamatan tersebut
ditemukan 6 drum sisa persediaan di TPG yang belum melalui prosedur lacak getah namun diberikan nomor seri drum secara permanen. Hal tersebut
menyebabkan proses pembuatan dokumen Perni 51 dilakukan dengan tetap mencantumkan drum yang telah diberikan nomor seri drum tanpa diketahui asal
petaknya. Pencantuman drum yang belum melalui prosedur lacak getah dalam d0okumen Perni 51 mengakibatkan pemeriksaan pada pengamatan pertama tidak
berhasil sepenuhnya melainkan hanya berhasil dengan persentase sebesar 83. Pada ujicoba pelacakan untuk fisik drum, persentase keberhasilan pelacakan
hanya memiliki rata-rata sebesar 35. Kegagalan pemeriksaan pada fisik drum disebabkan karena hilangnya tanda permanen yang berisikan nomor seri drum.
Nomor seri drum yang terdapat dalam tanda permanen merupakan suatu sistem penomoran yang konsisten guna memudahkan proses penelusuran dalam rangka
mengetahui kejelasan alur proses mutasi getah pinus Matangaran 2006. Hilangnya nomor seri drum tersebut menyebabkan tidak ditemukannya kesesuaian
informasi antara dokumen penerimaan getah di TPG DK 302a dengan fisik drum pada saat pelacakan fisik. Tanda permanen yang hanya terbuat dari bahan kertas
dan ditempelkan dengan menggunakan getah sebagai perekat sangat mudah hilang selama proses pergerakan getah. Mengingat pentingnya tanda permanen untuk
dipertahankan keberadaannya dalam rangka lacak getah maka tanda tersebut harus dibuat sedemikian rupa agar tidak mudah hilang ataupun tertutup getah yang telah
kering. Karena selama tanda tersebut tidak ada, maka pelacakan getah hingga ke fisik wadah penampungnya tidak dapat dilakukan.
5.5 Identifikasi Kendala yang Ditemukan Pada Penerapan Desain CoC Lacak Getah Pinus