Dalam hal penerimaan getah, TPG III berfungsi sebagai TPG bantu untuk petak 74B yang memiliki areal yang sangat luas disamping petak 75E yang
merupakan petak cakupan TPG III itu sendiri. Pelaksanaan administrasi untuk petak tersebut tetap dilakukan di TPG III walaupun sebenarnya petak 74B
termasuk dalam cakupan TPG II. Hal ini dilakukan untuk kemudahan penerimaan getah di lapangan, namun pada akhirnya laporan yang terdapat dalam TPG III
mengenai petak 74B tetap digabungkan dengan laporan pada TPG II.
5.4.2 Uji Coba Lacak Getah Berdasarkan SOP Pengendalian Pergerakan
Aliran Getah Pinus Dalam Rangka CoC KPH Banyuwangi Utara Pelaksanaan uji coba lacak getah berdasarkan SOP Pengendalian Pergerakan
Aliran Getah Pinus Dalam Rangka CoC 2008 dilakukan pada TPG II Sumber Dilem dan TPG III Matamin dengan 2 kali pengamatan di lapangan. Dari hasil
pengujian di lapangan didapat hasil seperti pada Tabel 24. Tabel 24 Persentase keberhasilan lacak getah berdasarkan SOP Pengendalian
PergerakanAliran Getah Pinus Dalam Rangka CoC KPH Banyuwangi Utara
Kegagalan Berhasil Persentase Urut
Pemeriksaan DokumenFisik
Jumlah drum
drum drum Tanggal Pengamatan : 1072008
1 Perni 51
36 36
2 FAHHBKDHHBK
3 DK 302 a
4 Drum Fisik
Tanggal Pengamatan : 1472008 1
Perni 51 35
35 2
FAHHBKDHHBK 3
DK 302 a 4
Drum Fisik Rata-Rata Keberhasilan Pelacakan Dokumen
Rata-Rata Keberhasilan Pelacakan Fisik
Berdasarkan hasil uji coba lacak getah di lapangan, untuk pengujian SOP Pengendalian Pergerakan Aliran Getah Pinus dalam Rangka CoC tidak ditemukan
adanya keberhasilan pelacakan baik dokumen maupun fisik. Secara keseluruhan kegagalan dalam hal pelacakan ditemukan pada pemeriksaan dokumen awal yaitu
pada pemeriksaan Perni 51 berikut koreksinya. Tidak berhasilnya pelacakan dokumen disebabkan karena tidak ditemukannya adanya nomor seri drum yang
bersifat konsisten pada setiap dokumen yang digunakan. Pengisian nomor seri drum pada dokumen perlu dilakukan agar terdapat konsistensi penomoran drum
yang digunakan untuk kemudahan pelacakan dokumen. Penomoran drum yang terdapat pada setiap dokumen hanya menitik beratkan pada nomor angkut,
sehingga tidak konsisten karena dapat berubah sewaktu-waktu mengikuti kegiatan pengangkutan yang dilakukan. Kelemahan penomoran ini juga dapat
menyebabkan adanya pengulangan nomor drum sehingga proses pelacakan untuk fisik wadah getah tidak dapat dilakukan.
Faktor lain yang menyebabkan kegagalan proses pelacakan dokumen dan fisik adalah tidak diberlakukannya dokumen pengangkutan berupa FA-HHBK dan
DHHBK. Pemberlakuan dokumen angkutan tersebut dinilai penting karena disamping sebagai aturan baku yang telah dikeluarkan Perum Perhutani 2006
dalam Petunjuk Penyadapan Getah Pinus, penggunaan dokumen tersebut juga berfungsi sebagai penghubung antara dokumen penerimaan di TPG dengan
dokumen penerimaan di PGT. Mengingat kondisi fisik getah pinus yang tidak tetap sehingga tidak dapat ditelusuri secara fisik dan tahapan transportasi
merupakan hal yang krusial dalam CoC HHBK menurut Gomes et al. 2002, maka kelengkapan dan keterkoneksian dokumen menjadi sangat penting untuk
dipertahankan selama proses pergerakan getah pinus.
5.4.3 Uji Coba Lacak Getah Berdasarkan Desain CoC Lacak Getah Pinus