dokumen FA-HHBK belum dilaksanakan, karena dokumen tersebut masih belum di terbitkan. Menurut Gomes et al. 2002, penanganan getah selama transportasi
menuju simpul akhir merupakan hal yang sangat krusial dalam pelaksanaan CoC HHBK, sehingga penggunaan dokumen angkutan FA-HHBK memegang
peranan penting dalam rangka CoC agar pergerakan getah dapat terpantau secara jelas. Penggunaan tutup drum juga perlu dilakukan untuk menghindari getah pinus
dalam drum tumpah atau terkena air hujan sehingga mampu mempengaruhi kuantitas getah pada saat di terima di PGT.
Untuk keperluan CoC berdasarkan standar FSC, masih ditemukan beberapa kekurangan, yakni tidak dicantumkannya nomor seri drum pada label dan
dokumen tata usaha getah. Pencantuman nomor seri drum pada label dan dokumen merupakan suatu cara untuk menjaga konsistensi penomoran drum
penampung getah. Mengingat penerimaan getah selalu terjadi secara kontinyu, maka terdapat kemungkinan terjadinya dualisme penomoran drum pada drum
yang akan diangkut maupun yang menjadi sisa persediaan di TPG. Kesesuaian penomoran yang konsisten antara label dengan dokumen juga memegang peranan
penting dalam CoC, apabila tidak ditemukan kesesuaian nomor drum antara dokumen dengan fisik drum, maka proses lacak getah dalam rangka CoC akan
mengalami kegagalan yang menyebabkan getah pinus tidak dapat tersertifikasi.
5.1.1.3 Kegiatan Penerimaan Getah Pinus di PGT
Tabel 14 Hasil pengamatan penerimaan getah pinus di PGT Garahan-Jember
No Kegiatan
Uraian Kegiatan
Berdasarkan Kondisi di Lapangan
Hasil Pengamatan 1. Penerimaan
getah pinus di PGT
Koreksi mutu getah Dilakukan, namun sudah dipastikan
getah yang berasal dari KPH Banyuwangi Utara memiliki mutu A
Koreksi berat getah dengan melakukan penimbangan
ulang Dilakukan dengan bantuan buku bantu
namun tidak sesuai dengan nomor yang tertera pada drum melainkan
secara acak yang pertama ditimbang adalah nomor urutan satu
Pengelompokkan getah sesuai asalnya sesuai asal KPH
Tidak dilakukan karena PGT memiliki manajemen tersendiri dalam mengurus
penerimaan getah Koreksi Perni 51
Dilakukan 2. Pengangkutan
kembali ke KPH Pembersihan drum dan
pengangkutan kembali Dilakukan
Ket : Manajemen PGT belum mengatur dokumentasi CoC dalam rangka separasi sumber getah yang berasal dari KPH Banyuwangi Utara yang akan di sertifikasi
Untuk kepentingan CoC di PGT perlu ada separasi getah yang berasal dari KPH Banyuwangi Utara yang akan disertifikasi
Pelaksanaan penerimaan getah di PGT tidak diatur dalam Petunjuk Penyadapan Getah Pinus maupun di beberapa SOP yang telah dibuat oleh KPH
Banyuwangi Utara, sehingga pengamatan dilakukan berdasarkan kondisi nyata di lapangan. Pada tahap tersebut, getah yang diterima di PGT merupakan gabungan
dari beberapa KPH penghasil getah pinus, baik dari KPH yang memiliki lokasi sama dengan PGT tersebut maupun dari KPH luar. Getah pinus yang berasal dari
KPH Banyuwangi Utara termasuk dalam getah pinus yang berasal dari KPH luar. Pada proses penerimaan getah di PGT, getah yang diterima dikoreksi
beratnya dan dituangkan ke dalam bak penampung menurut mutunya. Dalam proses ini, separasi untuk getah yang berasal dari KPH Banyuwangi Utara yang
akan disertifikasi tidak dilakukan, karena manajemen PGT belum mengatur dokumentasi CoC yang sedang dijalankan oleh KPH Banyuwangi Utara. Menurut
Gomes et al. 2002, untuk kepentingan CoC diperlukan adanya separasi input yang tersertifikasi dengan input yang tidak tersertifikasi pada setiap simpul.
Sehingga pada setiap fase pergerakan getah pinus baik pada simpul TPG maupun PGT perlu dilakukan separasi menurut asal getahnya.
Dalam rangka tertib tata usaha getah, hasil pengkoreksian mutu dan berat yang tercantum dalam dokumen Perni 51 dijadikan sebagai dokumen penerimaan
oleh pihak PGT. Dokumen Perni 51 yang telah terkoreksi kemudian di perbanyak hingga 4 eksemplar, dimana eksemplar tersebut di jadikan arsip oleh pihak PGT
sebanyak 1 buah sebagai dokumen penerimaan dan sisanya untuk pihak KPH pemilik getah Arsip KPH, BKPH, dan RPH.
5.1.2 Pemberian Tanda Pada Wadah Getah Pinus