Dokumentasi Pergerakan Getah Pinus

yang jelas dan konsisten. Mengingat fisik getah yang berubah-ubah maka pemberian tanda dilakukan pada wadah penampungnya.

5.2.3 Dokumentasi Pergerakan Getah Pinus

Pembuatan desain yang mengatur dokumentasi pergerakan getah pinus dilakukan dengan memodifikasi SOP Pengendalian Pergerakan Aliran Getah Pinus dalam Rangka CoC. Modifikasi dilakukan terhadap mekanisme pengisian dokumen yang menyertakan beberapa informasi agar sistem tata usaha getah dapat saling terkoneksi sehingga memudahkan proses pelacakan getah. Tabel 16 Desain dokumentasi tata usaha penyadapan getah pinus berikut informasi yang harus terdapat didalamnya dalam rangka CoC lacak getah pinus No. Dokumen Informasi Lokasi Pengisian Mata Rantai Pelacakan 1 DK 302a Daftar penerimaan hasil hutan bukan kayu 1. No dokumen 2. Tanggal 3. No seri drum 4. PetakTPG 5. KPHBKPH 6. Mutu 7. BeratVolume 8. Mandor 9. Penyadap TPG 1. No dokumen 2. Tanggal 3. No seri drum 4. PetakTPG 5. KPHBKPH 6. Mutu 7. BeratVolume 8. Mandor 2. FA-HHBK DHHBK Dokumen angkutan dengan DHHBK sebagai lampiran 1. No dokumen 2. Tanggal 3. No seri drum 4. No drum 5. PetakTPG 6. KPHBKPH 7. Mutu 8. BeratVolume 9. Mandor 10. Keterangan Tambahan TPG 1. No dokumen 2. Tanggal 3. No seri drum 4. PetakTPG 5. KPHBKPH 6. Mutu 7. BeratVolume 8. Mandor 3. Perni 51 Koreksi Dokumen pelengkap untuk pengangkutan ke luar wilayah KPH dokumen penerimaan di PGT 1. No dokumen 2. Tanggal 3. No seri drum 4. No drum 5. PetakTPG 6. KPHBKPH 7. Mutu 8. BeratVolume 9. Mandor 10. KoreksiKeterangan Tambahan TPG Pembuatan koreksi Perni 51 dilakukan di PGT 1. No dokumen 2. Tanggal 3. No seri drum 4. PetakTPG 5. KPHBKPH 6. Mutu 7. BeratVolume 8. Mandor Pengisian dokumentasi pergerakan getah berdasarkan Tabel 16, dilakukan pada simpul TPG dan PGT. Simpul TPG merupakan simpul awal tempat terjadinya proses penerimaan getah dari hutan. Dokumentasi getah yang dilakukan pada simpul ini menggunakan dokumen DK 302a untuk menggantikan DK 302 yang selama ini digunakan oleh mandor penerimaan pada saat penerimaan getah di TPG. Pengisian dokumen penerimaan dilakukan atas dasar penerimaan setiap drum dengan memperhatikan separasi menurut mutu dan asal petak. Pada dokumen tersebut juga dituliskan identitas yang terdapat dalam tanda permanen drum seperti no. seri drum untuk menjaga konsistensi penomoran drum. Pengisian dokumen angkutan FA-HHBK di TPG, dilakukan apabila drum yang terisi getah telah mencapai kuota untuk dilakukan pengangkutan ke PGT. FA-HHBK dibuat dengan menggunakan lampiran berupa Daftar Hasil Hutan Bukan Kayu DHHBK yang menerangkan secara jelas mengenai isi drum yang akan diangkut. Pengisian dokumen angkutan diawali dengan mengisi dokumen DHHBK yang memisahkan antara drum yang akan diangkut dengan drum yang menjadi sisa persediaan. Informasi yang diisikan dalam dokumen DHHBK harus memiliki kesesuaian dengan informasi yang terdapat dalam DK 302a Tabel 16. Apabila informasi yang tertulis tidak sesuai, maka proses lacak getah dapat mengalami kegagalan, karena tidak ditemukan adanya konektivitas antar kedua dokumen tersebut. Dokumen DHHBK yang telah selesai diisi kemudian dijadikan acuan untuk membuat FA-HHBK. Informasi yang terdapat dalam FA-HHBK merupakan informasi secara umum, singkat dan mampu mewakili isi dari DHHBK mengenai karakteristik getah pinus dalam drum yang akan diangkut. Dokumen terakhir yang digunakan dalam proses pergerakan getah adalah adalah dokumen Perni 51. Menurut SOP yang telah disusun, pengangkutan yang dilaksanakan oleh KPH Banyuwangi Utara merupakan pengangkutan keluar areal KPH yang memerlukan dokumen pelengkap dalam bentuk Perni 51. Isi dari dokumen Perni 51 memiliki kemiripan dengan informasi yang terdapat dalam DHHBK namun dokumen Perni 51 hanya menginformasikan drum getah yang diangkut tanpa memberikan informasi tentang drum getah yang menjadi sisa persediaan di TPG. Informasi yang terdapat dalam Perni 51 akan dikoreksi pada saat getah diterima di PGT. Koreksi berat dilakukan terhadap setiap drum sesuai dengan nomor urut angkut yang terdapat dalam Perni 51. Apabila Perni 51 tersebut telah selesai dikoreksi, maka pihak PGT akan menggunakan dokumen tersebut sebagai dokumen penerimaan dan akan direkapitulasi secara keseluruhan untuk mengetahui total penerimaan getah pinus dari KPH Banyuwangi Utara. Menurut Matangaran 2006, peranan dokumen dalam sistem lacak balak adalah menyertai perjalanan mutasi kayu dan harus saling terkoneksi. Oleh karena itu setiap dokumen yang menyertai pergerakan getah juga harus memiliki informasi yang saling terkoneksi seperti nomor dokumen dan tanggal, disamping informasi lain seperti nomor seri drum yang konsisten. Sehingga dengan diketahuinya informasi tersebut, maka kelemahan dalam proses produksi dapat terdeteksi. Hal tersebut menurut Gomes et al. 2002 adalah keuntungan yang akan didapat dari sertifikasi CoC. Melihat bentuk fisik getah pinus yang tidak tetap, maka hal yang harus di pertahankan adalah dokumen yang menyertai pergerakan getah pinus. Menurut Matangaran 2006 untuk memudahkan pelacakan dokumen pada kegiatan lacak balak, perhatian sebaiknya tertuju pada kode BKPH, kode petak, dan nomor pohon. Namun dalam pelaksanaan lacak getah pinus, pelacakan terhadap nomor pohon tidak dapat dilakukan karena penanganan getah pinus dilakukan dengan cara mencampurkan hasil getah yang dipungut dari setiap pohon penghasilnya. Hal tersebut membuat getah pinus yang memiliki bentuk tidak tetap berbentuk cair tidak dapat terlacak hingga ke nomor pohonnya. Melihat kondisi tersebut, maka pemberian nomor dilakukan dengan cara lain yaitu dengan memberikan tanda pada wadah penampung getah dalam bentuk nomor seri drum yang harus terdapat dalam setiap dokumen agar konsistensi penomoran drum dan keterkoneksian antar dokumen dapat tetap terjaga untuk keperluan lacak getah.

5.3 Produksi Maksimal Getah Pinus

Dokumen yang terkait

SISTEM INFORMASI PEMANENAN HASIL HUTAN PADA PERUM PERHUTANI UNIT II JAWA TIMUR KPH BANYUWANGI BARAT

0 6 1

Kontribusi pendapatan penyadap getah pinus terhadap kebutuhan rumah tangga masyarakat sekitar hutan di RPH Gombeng, BKPH Ketapang, KPH Banyuwangi Utara, Perum Perhutani Unit II Jawa Timur

0 3 51

Analisis finansial prospek pengelolaan hutan tanaman pinus di KPH Lawu Ds Perum Perhutani Unit II Jawa Timur

0 10 111

Identifikasi Potensi Limbah Pemanenan Jati di KPH Banyuwangi Utara Perum Perhutani Unit II Jawa Timur

0 15 65

Analisis Gender Penyadap Pinus di Dusun Sidomulyo, Desa Jambewangi, RPH Gunungsari, BKPH Glenmore, KPH Banyuwangi Barat, Perum Perhutani Unit II Jawa Timur

0 4 59

Analisis Gender Penyadap Pinus di Dusun Sidomulyo, Desa Jambewangi, RPH Gunungsari, BKPH Glenmore, KPH Banyuwangi Barat, Perum Perhutani Unit II Jawa Timur

0 0 13

Analisis Gender Penyadap Pinus di Dusun Sidomulyo, Desa Jambewangi, RPH Gunungsari, BKPH Glenmore, KPH Banyuwangi Barat, Perum Perhutani Unit II Jawa Timur

0 0 2

Analisis Gender Penyadap Pinus di Dusun Sidomulyo, Desa Jambewangi, RPH Gunungsari, BKPH Glenmore, KPH Banyuwangi Barat, Perum Perhutani Unit II Jawa Timur

0 0 3

Analisis Gender Penyadap Pinus di Dusun Sidomulyo, Desa Jambewangi, RPH Gunungsari, BKPH Glenmore, KPH Banyuwangi Barat, Perum Perhutani Unit II Jawa Timur

0 0 7

Analisis Gender Penyadap Pinus di Dusun Sidomulyo, Desa Jambewangi, RPH Gunungsari, BKPH Glenmore, KPH Banyuwangi Barat, Perum Perhutani Unit II Jawa Timur

0 0 2