4.3 Iklim dan Curah Hujan
Berdasarkan buku RPKH jangka 2003-2012, secara umum kawasan hutan KPH Banyuwangi Utara termasuk dalam tipe iklim C Schmidt dan Ferguson
dengan curah hujan diperkirakan sebesar 1700 mmtahun. Khusus untuk RPH Gombeng yang merupakan lokasi penelitian, memiliki tipe iklim D agak kering
dengan nilai Q = 83,33. Berdasarkan hasil rekapitulasi data curah hujan KPH Banyuwangi Utara selama 10 tahun 1995-2005 pada stasiun pengamatan selogiri
didapat bahwa rata-rata curah hujan di wilayah RPH Gombeng sebesar 150,3 mm dengan jumlah hari hujan sekitar 8 hari setiap bulannya. Pada umumnya curah
hujan relatif rendah pada bulan Juni hingga Oktober.
4.4 Potensi Sumber Daya Hutan KPH Banyuwangi Utara
Berdasarkan buku RPKH jangka 2003-2012, untuk BH Alasbuluh- Gombeng diketahui etat luas sebesar 150,45 hatahun dan etat masa sebesar
27.000 m3tahun, sedangkan untuk BH Bitakol diketahui etat luas sebesar 50,69 hatahun dan etat massa sebesar 7.154 m3tahun. Potensi sebaran hutan di wilayah
KPH Banyuwangi Utara cukup baik, hal ini ditunjukkan dengan sebaran luas KU II, III, IV, dan V yang relatif seragam di kedua BH tersebut.
4.5 Potensi Sumber Daya Hutan di RPH Gombeng, BKPH Ketapang, KPH Banyuwangi Utara
KPH Banyuwangi Utara termasuk kedalam kelas perusahaan jati sehingga hutan tanaman lain seperti mahoni, akasia, dan pinus termasuk dalam kelas
Tanaman Kayu Lain TKL. Pembagian kelas hutan pada RPH Gombeng yang merupakan lokasi penelitian dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7 Kelas Hutan RPH Gombeng
No. Kelas Hutan
Luas Ha Persentase
1 KU I
79,8 4,3
2 KU II
242,4 13,2
3 KU III
285,7 15
4 KU V
23,7 1,3
5 MT
13 0,7
6 TKL
626,2 33,9
7 TBPTH
511 27,5
8 LTJL
20 1,1
9 TBP
2 0,1
10 TK
29,2 1,7
11 HL
22,1 1,2
JUMLAH 1855
100 Sumber : RPKH KPH Banyuwangi Utara Jangka 2003-2012
4.6 Kondisi Tegakan Pinus di RPH Gombeng 4.6.1 Potensi Tegakan Pinus
Menurut Buku RPKH KPH Banyuwangi Utara jangka 2003-2013, pemungutan hasil hutan non kayu di Bagian Hutan Alasbuluh-Gombeng berupa
sadapan pinus yang dilakukan di wilayah RPH Gombeng, BKPH Ketapang. Tegakan pinus yang terdapat di wilayah ini memiliki luas 556 ha dan secara
keseluruhan termasuk kedalam penggolongan kelas hutan tanaman kayu lain TKL Tabel 8. Tegakan pinus yang berada di wilayah ini termasuk ke dalam
tegakan tua karena sebagian besar memiliki umur tanam berkisar 30 tahun. Hanya beberapa anak petak saja yang berumur muda dan belum siap untuk di sadap
getahnya yaitu anak petak 68E, 68F, 68H, 73A, 74A, 74E, 76A, dan 77A. Tabel 8 Potensi Tegakan Pinus di RPH Gombeng
Anak Petak
Luas baku ha
Tahun Tanam
Umur KU
N ha
Desa Jenis
Tanaman Bon KBD DKN
68E 20,00 2006 2I - Kalipuro Pinus 5,0 - -
68F 15,20 2005 3I 400 Ketapang Pinus 4,0 0,60 0,40 68H 12,30 2007 2I 428 Ketapang Pinus 4,0 0,60 1,00
68O 27,90 1978 30VI 260 Kalipuro Pinus 3,0 0,62 0,97 68P 29,50 1974 34VII 250 Kalipuro Pinus 3,0 0,90 1,10
69B 12,70 1974 34VII 220 Kalipuro Pinus 3,0 0,80 0,90
70A 61,50 1974 34VII 200 Kalipuro Pinus 2,0 0,70 0,70
71A 63,30 1977 31VII 360 Kalipuro Pinus 2,0 1,10 1,20
71B 38,70 1974 34VII 307 Kalipuro Pinus 2,0 1,10 1,10
72G 11,00 1978 30VI 300 Kalipuro Pinus 3,0 0,80 1,10 72H 2,80 1973
35VII 275 Kalipuro Pinus 3,0 0,85 0,80 72L 1,80 1977
31VII 360 Kalipuro Pinus 3,0 1,10 1,20 73A 28,50 1999 9II 800 Kalipuro Pinus 2,0 0,60 1,00
73C 2,90 1978 30VI 350 Kalipuro Pinus 2,0 1,20 1,10 73D 34,10 1974
34VII 280 Kalipuro Pinus 3,0 1,10 1,20 74A 7,30 1999 9II 1300 Kalipuro Pinus 3,0 0,60 0,80
74B 55,40 1974 34VII 250 Kalipuro Pinus 3,0 0,80 1,10
74D 4,40 1978 29VI 190 Kalipuro Pinus 4,0 - -
74E 4,80 2005 2I 374,4 Kalipuro Pinus 3,0 0,60 0,80 74E 4,40 2004 3I 561,6 Kalipuro Pinus 3,0 0,60 0,80
75E 65,00 1973 35VII 210 Gbg.sari Pinus 3,0 0,70 0,90
76A 24,20 1974 34VII 103 Gbg.sari Pinus 3,0 0,38 0,46
76A 2,00 2004 4I 400 Gbg.sari Pinus 3,0 0,60 0,80
77A 22,30 1974 34VII 90 Gbg.sari Pinus 3,0 0,31 0,40
77A 4,00 2005 3I 1650 Gbg.sari Pinus 3,0 0,60 0,80 Sumber : Data Rencana Petak KPS tahun 2008 diolah
4.6.2 Produktivitas Getah Pinus
Berdasarkan buku RPKH jangka 2003-2012 mengenai penyadapan pinus terdapat beberapa petak yang akan dimulai sadap buka, melanjutkan sadap lanjut,
dan ada beberapa yang akan di sadap mati Tabel 9. Namun pada pelaksanaannya sadap mati tidak dilakukan, karena tegakan pinus yang sudah siap untuk di tebang
masih tetap berpotensi memproduksi getah dalam jumlah yang banyak. Tabel 9 Rencana Sadapan Pinus KPH Banyuwangi Utara
Sadap Buka
Sadap Lanjut
Sadap Mati Jumlah
Tahun Luas
Prod Luas Prod Luas Prod Luas Prod 2003 - - 469,7
493,23 - - 469,7
493,23 2004 -
- 432,2 465,36
37,5 39,57
469,7 503,93 2005 -
- 307,9 335,83
124,3 183,88
432,2 519,71 2006 -
- 221,6 245,70
105,0 162,90
326,6 408,60 2007 -
- 170,2 194,01
51,4 73,38
221,6 267,39 2008 -
- 140,2 161,83
30,0 45,68
170,2 207,51 2009 35,8 82,99 86,0 104,81 54,2 80,95 176,0 268,75
2010 13,0 44,43 85,6 187,55 36,2 79,19 134,8 311,17 2011 - -
48,8 212,69 49,8 69,6 98,6 282,29 2012 - -
48,8 212,7 - -
48,8 212,70 Jumlah 48,8 127,42 2.011,0 2.613,73 488,4 735,14 2548,2 3.476,29
Sumber : Buku RPKH KPH Banyuwangi Utara jangka 2003-2013
Getah pinus di KPH Banyuwangi Utara merupakan produk hasil hutan bukan kayu yang menjanjikan setelah jati. Hal tersebut terlihat dari produksi getah
yang dihasilkan selalu memiliki kuantitas dan kualitas terbaik. Tabel 10 Produktivitas penyadapan getah pinus di KPH Banyuwangi Utara
Tahun 2005-2007
Produktivitas Getah Rata-Rata Petak
Tahun Tanam
Mutu Luas
Ha Jumlah
Pohon Jumlah
Penyadap Kgth Kgphth Gphhr
68o 1978 A 27,9 8.248 20 44.391 5,4 14,79452
68p 1974 A 29,5 5.721 16 30.892,1 5,4 14,79452 69b 1974 A 12,7 1.940 6 11.806,6 6,1 16,71233
70a 1974 A 61,5 9.866 30 60.491,6 6,1 16,71233 71a 1977 A 63,3
13.714 32 84.017,6 6,1 16,71233 71b 1974 A 38,7 5.615 16 34.360,6 6,1 16,71233
72g 1978 A 12,4 3.453 10 21.018,3 6,1 16,71233 72h 1973 A 2,8 197
1 1.227 6,2 16,9863
72l 1977 A 1,8 215 1 1.360,6 6,3 17,26027
73c 1978 A 2,9 743 2 4.782 6,4
17,53425 73d 1974 A 34,1
7.310 20 44.326 6,1 16,71233 74b 1974 A 61,4
11.094 35 71.522 6,4 17,53425 74d 1978 A 4,4 802
3 5.130,3 6,4 17,53425 75e 1973 A 65,0 8.324 18 56.213,6 6,7 18,35616
76a 1974 A 24,2 4.183 9 26.309,6 6,3 17,26027 77a 1979 A 22,3 2.193 15 13.856,3 6,3 17,26027
JUMLAH 464,9
83.618 234 511.706,3 98,4 269,589 RATAAN
31.981,58 6,15 16,84932 Sumber : Laporan Kemajuan Sadapan Getah Pinus tahun 2005-2007 diolah
4.7 Keadaan Sosial Ekonomi Masyarakat Penyadap
Keadaan masyarakat disekitar hutan pinus RPH Gombeng pada umumnya memiliki pekerjaan utama sebagai penyadap disamping melakukan pekerjaan lain
seperti menanam pisang, beternak dan sebagainya. Dalam melakukan pekerjaannya, para penyadap tersebut dikoordinir oleh suatu Lembaga Masyarakat
Desa Hutan LMDH. Di wilayah tersebut terdapat 2 LMDH yang bergerak dalam bidang sadapan yaitu LMDH Rukun Makmur dan LMDH Kemuning Asri. Jumlah
penyadap yang terdata dan masuk sebagai anggota LMDH dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11 Kondisi LMDH bidang sadapan getah pinus yang terdapat di RPH Gombeng
No LMDH Luas
Ha Cakupan Petak
Jumlah Pohon
Jumlah Penyadap
1 Kemuning Asri
116 76a, 75e,
77a 11.479 42
2 Rukun Makmur 353,4
68o, 68p, 69b, 70a, 71a, 71b, 72g, 72h, 72l, 73c, 73d, 74b, 74d,
68.914 192 Sumber : Data Rekap Petak Getah Lembaga Masyarakat Desa Hutan LMDH Tahun
2007diolah
Pemberdayaan masyarakat penyadap melalui LMDH telah mampu meningkatkan kemakmuran masyarakat sekitar hutan. Hal tersebut terbukti
dengan adanya sharing terhadap hasil getah yang didapat apabila telah mencapai target yang ditetapkan oleh Perum Perhutani. Pemberian sharing reward dalam
bentuk uang secara langsung memacu para penyadap untuk bekerja lebih maksimal dalam usaha pencapaian produktivitas getah agar sesuai target yang
telah ditetapkan.
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Pelaksanaan Penyadapan Getah Pinus Sebelum Desain CoC Lacak Getah Pinus
Pelaksanaan penyadapan getah pinus sebelum desain CoC lacak getah diketahui berdasarkan hasil pengamatan terhadap penerapan Standar Operasional
Prosedur SOP Sadapan Getah Pinus Tahun 2007 KPH Banyuwangi Utara dan SOP Pengendalian Pergerakan Aliran Getah Pinus Dalam Rangka CoC Tahun
2008 KPH Banyuwangi Utara di lapangan. Hasil pengamatan tersebut kemudian disesuaikan dengan standar FSC mengenai CoC agar diketahui permasalahan yang
timbul dan digunakan sebagai dasar dalam pembuatan desain.
5.1.1 Pergerakan Fisik Getah Pinus
Pengamatan terhadap pergerakan fisik getah pinus dilakukan dalam beberapa tahap yaitu tahap penyadapan getah di hutan, penerimaan getah di TPG,
pengangkutan, dan penerimaan getah di PGT.
5.1.1.1 Kegiatan Penyadapan Getah Pinus di Hutan
Tabel 12 Hasil pengamatan penyadapan getah pinus di hutan
No Kegiatan Uraian Kegiatan Berdasarkan
SOP Sadapan Getah Pinus Tahun 2007
Hasil Pengamatan di Lapangan Pembuatan batas petak
sadapan, pembagian blok, sensus pohon,
pembersihanpembabatan lapangan sadapan, dan
pembuatan TP Getah. Yang dilakukan hanya pembuatan
TPG dan pembersihan lapangan. Sensus pohon tidak dilakukan.
Pelaksanaan pembuatan blok sadapan tidak di lakukan dilapangan
Pembuatan quare awal Dilakukan sesuai ketentuan
1. Prasadap
Pengadaan peralatan dan perlengkapan
Dilakukan sesuai ketentuan namun masih terdapat kekurangan
Pembaharuan luka Dilakukan setiap 3 hari
Pemberian CAS Socepas 235 AS
Dilakukan dengan komposisi 3 CAS : 2 Air tergantung musim dengan
frekuensi pemberian setoap 3 hari Pemungutan Getah
Dilakukan tiap 7 hari sekali 1 minggu
Pengangkutan ke TPG Dilakukan tiap selesai pungutan
dengan cara dipikul atau menggunakan sepeda motor
2. Sadap Lanjut
Penggunaan alat APD Dilakukan, namun masih ada beberapa
penyadap yang tidak menggunakan Ket : Untuk keperluan CoC wadah getah perlu diberikan nomor yang permanen