karena penimbangan getah di TPG tidak dilakukan untuk keseluruhan penyadap melainkan dengan asumsi bahwa penimbangan satu ember mampu mewakili
keseluruhan berat ember yang lain. Hal ini mengakibatkan banyak berat getah pinus yang tidak terukur secara nyata dilapangan pada saat penimbangan di TPG
Melihat perbedaan tersebut, maka alternatif yang sesuai untuk dijadikan dasar penentuan nilai produksi maksimal nyata getah pinus adalah nilai yang
didapat dari hasil pengukuran di hutan. Karena nilai yang diperoleh berdasarkan hasil penimbangan getah dari pohon secara langsung.
5.3.2 Produksi Maksimal Nyata Getah Pinus
Produksi maksimal nyata getah pinus dilakukan berdasarkan hasil perhitungan produksi nyata di hutan. Penentuan nilai maksimal dilakukan dengan
mengambil batas atas dari kisaran produksi yang didapat dari hasil pengukuran pendugaan nilai tengah. Hasil perhitungan produksi maksimal nyata getah pinus
dapat dilihat dalam Tabel 19 Tabel 19 Produksi maksimal getah pinus untuk KU VI dan KU VII berdasarkan
perhitungan produksi nyata
No KU Jml
Pohon Prod Rata-Rata
Kgphnth Ragam
Kisaran Produksi Kgphnth
Produksi MaksimalKU
KgKUth 1 VI 13.248
8,03 9,939 4,312
x 11,757
155.733,2 2 VII 70.372
9,37 12,618 5,177
x 13,565
954.596,2 Ket : Kontrol produksi maksimal KU VI
Kontrol produksi maksimal KU VII
Dari Tabel 19 dapat dilihat bahwa nilai produksi maksimal nyata untuk KU VI sebesar 11,757 Kgphnth sedangkan untuk KU VII sebesar 13,565 Kgphnth.
Keadaan tersebut sesuai dengan yang dikemukakan oleh Poedjorahardjo dan Kamarudin 1933 yang melakukan penelitian di Jawa Timur, bahwa peningkatan
produksi getah pinus memiliki korelasi yang positif seiring dengan pertambahan umur tegakan.
Penentuan kontrol produksi maksimal nyata getah pinus untuk setiap KU dilakukan dengan mengkonversi nilai maksimalnya menjadi produksi maksimal
tiap KU berdasarkan jumlah pohonnya. Dari hasil konversi tersebut didapat hasil bahwa KU VI memiliki produksi sebesar 155.733,2 KgKUth sedangkan KU VII
memiliki produksi sebesar 954.596,2 KgKUth. Untuk KU VII produksi maksimalnya akan selalu tetap karena menurut Iriyanto 2007, KU yang potensial
untuk disadap adalah KU III–KU VI sedangkan untuk KU VII tegakan pinus tersebut sudah masuk dalam waktu sadap mati sebelum dilakukan penebangan.
Berdasarkan ketentuan tersebut maka untuk petak-petak yang termasuk dalam KU VI berpeluang mengalami peningkatan produksi getah pinus karena pada tahun
yang akan datang petak-petak tersebut akan masuk ke dalam KU VII. Petak-petak yang termasuk dalam KU VI adalah petak 68O, 72G, 73C, dan 74D
5.3.3 Pendugaan Produksi Maksimal Untuk Tegakan yang Akan Berproduksi