Fungsi Permintaan Wisata Fungsi Permintaan Wisata dan Interpretasi Model

VII. FUNGSI PERMINTAAN WISATA DAN SURPLUS KONSUMEN

7.1. Fungsi Permintaan Wisata dan Interpretasi Model

Model permintaan rekreasi di TWA Situ Gunung diturunkan melalui pendekatan model persamaan regresi Poisson dengan menggunakan beberapa variabel sosial ekonomi untuk menduga pengaruhnya terhadap frekuensi kunjungan wisatawan. Pada penelitian terdahulu, pengujian jumlah kunjungan wisata sering didasarkan pada ordinary regression method yang mengestimasi permintaan rekreasi dengan menggunakan Ordinary Least Square OLS. Berdasarkan studi literatur, diketahui bahwa estimasi fungsi permintaan melalui OLS kurang sesuai untuk digunakan. Berikut akan dijelaskan mengenai fungsi permintaan wisata di Taman Wisata Alam Situ Gunung beserta interpretasi variabel-variabel yang mempengaruhinya.

7.1.1. Fungsi Permintaan Wisata

Guna menentukan fungsi permintaan wisata di TWA Situ Gunung, sebelumnya ditentukan beberapa independent variable yang diperkirakan dapat mempengaruhi wisatawan dalam menentukan jumlah kunjungan per tahun terhadap TWA Situ Gunung. Terdapat 13 independent variable yang digunakan untuk menganalisis pengaruhnya terhadap jumlah kunjungan dependent variable yakni biaya perjalanan, pendapatan, pendidikan akhir, umur, jumlah rombongan, jarak tempuh, waktu tempuh, lama kunjungan, lama mengetahui tempat wisata, daya tarik wisata, status hari kunjungan, jenis kelamin dan jumlah tanggungan. Data yang telah dikumpulkan dalam penelitian ini diolah dengan menggunakan stata 9 yang kemudian digunakan untuk membentuk model regresi poisson. Berikut merupakan tabel hasil analisis dengan menggunakan regresi poisson. Tabel 4. Hasil Analisis Regresi Poisson Independent Variable Coef. Std. Err. z P|z| Biaya Perjalanan X 1 -0.0000333 9.83E-06 -3.38 0.001 Pendapatan X 2 0.1114163 0.0320345 3.48 0.001 Pendidikan Akhir X 3 -0.0303855 0.0238202 -1.28 0.202 Umur X 4 -0.0203148 0.0102944 -1.97 0.048 Jumlah Rombongan X 5 0.0027026 0.0043563 0.62 0.535 Waktu Tempuh X 7 -0.0516224 0.0337729 -1.53 0.126 Lama Kunjungan X 8 0.0403546 0.0333285 1.21 0.226 Lama Mengetahui X 9 0.0287231 0.0079508 3.61 0.000 Daya Tarik D 1 0.7351865 0.4818184 1.53 0.127 Status Hari D 2 -0.107277 0.1274805 -0.84 0.400 Jenis Kelamin D 3 0.3098775 0.1353350 2.29 0.022 _cons 0.7201758 0.5827132 1.24 0.216 Sumber : Data Primer Diolah oleh Penulis Tahun 2009 Keterangan tabel:  nyata pada taraf uji 1  nyata pada taraf uji 5  nyata pada taraf uji 15 Pengujian multikolinearitas terhadap ke-13 variabel diperlukan untuk memperoleh ketepatan dalam pengukuran surplus konsumen. Jika kecenderungan dalam satu variabel selalu diikuti oleh kecenderungan dalam variabel lain, dapat dikatakan bahwa kedua variabel ini memiliki hubungan atau korelasi. Jika data hasil pengamatan terdiri dari banyak variabel, perlu diukur seberapa kuat hubungan antara variabel itu terjadi, dengan kata lain perlu ditentukan derajat hubungan antara variabel-variabel. Koefisien korelasi Pearson digunakan untuk pengujian tersebut. Perlakuan ini menyebabkan variabel yang sebenarnya berpengaruh terpaksa dikeluarkan untuk membentuk model yang terbaik. Menurut uji korelasi Pearson, diketahui bahwa variabel jarak tempuh memiliki korelasi variabel waktu tempuh. Selain itu, diketahui pula variabel jumlah tanggungan berkorelasi dengan variabel umur. Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai derajat hubungan yang dihasilkan oleh variabel jarak tempuh terhadap waktu tempuh di atas 0,5 yaitu 0,8263. begitu pula dengan variabel jumlah tanggungan yang memiliki nilai derajat hubungan sebesar 0,6174 terhadap variabel umur. Berdasarkan kriteria tingkat hubungan dari suatu nilai koefisien korelasi, diketahui bahwa variabel yang memiliki nilai derajat hubungan melebihi 0,5 diduga memiliki hubungan korelasi 6 . Guna memperoleh model yang terbaik dan bebas dari masalah multikolinieritas, maka variabel jarak tempuh dan jumlah tanggungan dikeluarkan dari model. Interpretasi pengaruh koefisien independent variable regresi Poisson terhadap dependent variable berbeda dengan interpretasi dalam OLS. Dalam regresi linier, peningkatan koefisien positif akan meningkatkan nilai dependent variable-nya. Jika dalam regresi Poisson, peningkatan nilai independent variable akan meningkatkan peluang rata-rata kejadian dari dependent variable Hellerstein et al, 1993. Hasil analisis regresi poisson menunjukkan nilai pseudo R 2 sebesar 23,10. Tidak seperti regresi linier biasa yang diduga dengan OLS dimana R 2 bersifat aditif terhadap model, pada regresi poisson nilai R 2 bersifat parametrik dan sudah dimasukkan ke dalam model sehingga tidak perlu diperhitungkan Hellerstein et al, 1993. Berdasarkan analisis tersebut didapat pula fungsi permintaan wisata Taman Wisata Alam Situ Gunung sebagai berikut : 6 Industrial Engineering. 2005. Statistik Industri http:statistikindustri.blogspot.com200805regresi-dan-korelasi.html. Diakses: 4 September, 2009 Y = 7,2.10 -1 – 3,33.10 -5 x 1 + 1,11.10 -1 x 2 - 3,04.10 -2 x 3 – 2,03.10 -2 x 4 + 2,7.10 -3 x 5 -5,16.10 -2 x 7 + 4,03.10 -2 x 8 + 2,87.10 -2 x 9 + 7,35.10 -1 x 10 – 1,07.10 -1 x 11 + 3,1.10 -1 x 12 + e Hasil analisis menunjukkan nilai P sebesar 0,000 berarti peluang untuk menolak model persamaan tersebut sangat kecil, dengan kesalahan yang terjadi sangat kecil Nurdini, 2004. Berdasarkan hasil pengolahan data ditunjukkan terdapat beberapa variabel yang berpengaruh terhadap jumlah kunjungan secara signifikan pada taraf uji 1, 5 dan 15. Pada taraf uji 1 variabel yang berpengaruh secara signifikan antara lain biaya perjalanan x 1 , pendapatan x 2 dan lama mengetahui TWA Situ Gunung x 9 . Selain itu, variabel yang berpengaruh nyata pada taraf 5 antara lain variabel umur x 4 dan jenis kelamin pengunjung D 3 . Sedangkan variabel yang berpengaruh nyata pada taraf 15 adalah adalah waktu tempuh x 7 dan daya tarik wisata D 1 .

7.1.2. Interpretasi Model