partisipasinya di suatu pasar. Surplus konsumen dapat dihitung dengan mencari luas daerah di bawah kurva permintaan dan di atas harga.
Gambar 5 menunjukkan supply barang X terhadap individu sebanyak 0x
1
. Nilai marjinal X adalah 0P
1
. Guna membeli 0x
1
barang X, pengeluaran uang adalah harga dikalikan dengan kuantitas yang dikonsumsi, atau daerah segiempat
0P
1
AX
1
. Kemauan membayar total jelas melebihi jumlah ini, karena jumlah tersebut adalah hasil penjumlahan nilai-nilai marjinal X dari 0 hingga X
1
, yaitu daerah 0DAX
1
. Daerah ini merupakan penggambaran tingkat faedah total dan merupakan manfaat kotor atau total dalam perhitungan manfaat-biaya. Daerah
yang diarsir DAP
1
dikenal dengan nama surplus konsumen dan merupakan ukuran kemauan membayar di atas pengeluaran kas untuk konsumsi Hufschmidt et al.,
1987. Surplus konsumen merupakan perbedaan antara jumlah yang dibayarkan
oleh pembeli untuk suatu produk dan kesediaan untuk membayar. Selain itu, surplus konsumen haruslah selalu ditambahkan pada nilai pasar barang-barang
dan jasa-jasa yang dikonsumsikan agar diperoleh estimasi yang sebenarnya manfaat ekonomi total Hufschmidt et al., 1987.
Gambar 5. Total Surplus Konsumen adalah bidang di bawah kurva
permintaan dan di atas garis harga
Sumber: Hufschmidt, 1987
2.11. Penelitian Terdahulu
Surplus Konsumen Garis Harga
D
P
1
X
1
Banyaknya satuan barang X Harga barang
X tiap satuan A
Pangemanan 1993 dalam penelitiannya di Taman Nasional Bunaken Sulawesi Utara, menduga fungsi permintaan dan manfaat dengan menggunakan
metode biaya perjalanan. Penelitian dilakukan dengan mengaplikasikan Zonal Travel Cost Method. Dari hasil analisis diketahui bahwa nilai biaya perjalanan
dapat digunakan sebagai nilai pengganti bagi harga pasar barang publik obyek wisata Bunaken melalui mekanisme pasar. Hal ini dapat dibuktikan dari tanda
koefisien regresi biaya perjalanan yang negatif dan nyata pada taraf kesalahan 1 persen.
Sabda 2003 menduga fungsi permintaan dan manfaat rekreasi di Obyek Wisata Pasir Putih Kabupaten Situbondo Jawa timur. Penelitian tersebut mengkaji
pengaruh dua faktor ekonomi yaitu biaya perjalanan dan pendapatan perkapita terhadap laju kunjungan wisatawan. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa
kedua variabel tersebut mempengaruhi laju kunjungan wisatawan ke Obyek Wisata Pasir Putih secara nyata, biaya perjalanan merupakan faktor pembatas
partisipasi seseorang dalam menikmati Obyek Wisata Pasir Putih. Supriyatna 2004 menduga permintaan dan surplus konsumen pengunjung
Taman Wisata Danau Lido dengan menggunakan metode biaya perjalanan dan metode kontingensi. Pendugaan fungsi permintaan dilakukan melalui Individual
Travel Cost Method, pengolahan data dianalisis melalui regresi Linear Berganda. Peneliti mencoba membandingkan nilai WTP yang diperoleh berdasarkan metode
kontingensi dan metode biaya perjalanan. Berdasarkan hasil analisis diketahui rata-rata kesediaan membayar pengunjung dengan metode kontingensi adalah
sebesar Rp 5.288,00 sedangkan dengan metode biaya perjalanan diperoleh Rp 41.462,00 per orang. Nilai manfaat rekreasi tahunan berdasarkan pendekatan
biaya perjalanan Rp 1.473.094.600,00 lebih besar jika dibandingkan dengan nilai manfaat rekreasi tahunan dengan pendekatan kontingensi Rp 202.530.400.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa pendekatan biaya perjalanan lebih tepat digunakan untuk kasus Taman Wisata Danau Lido jika
dibandingkan dengan pendekatan kontingensi. Suharti 2007 dalam penelitiannya di di Kebun Wisata Pasir Mukti
menduga permintaan dan surplus konsumen dengan menggunakan metode biaya perjalanan. Nilai manfaat ekonomi tersebut dapat diketahui dengan menggunakan
Individual Travel Cost Method. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar biaya masuk karcis responden berada di bawah Rp 34.000,00. Adapun variabel-
variabel yang berpengaruh nyata pada taraf 15 antara lain biaya perjalanan, pendapatan individu per tahun, jumlah rombongan, jarak tempuh, lama
mengetahui Kebun Wisata Pasir Mukti, jumlah rekreasi selama satu tahun, daya tarik, tempat wisata alternatif, jenis kelamin dan status hari.
Penelitian-penelitian terdahulu pada intinya membahas hal yang sama dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis. Adapun penelitian yang dimaksud
adalah mengenai pengkajian fungsi permintaan wisata serta pendugaan nilai manfaat ekonomi berdasarkan surplus konsumen. Hal yang yang membedakan
penelitian terdahulu dengan penelitian yang dilakukan penulis terletak pada alat analisis. Alat analisis yang digunakan penulis untuk menentukan fungsi
permintaan wisata adalah analisis regresi poisson.
III. KERANGKA PEMIKIRAN
3.1. Objek Pariwisata Sebagai Barang Publik Public Goods