Objek Pariwisata Sebagai Barang Publik Public Goods Permintaan Wisata

III. KERANGKA PEMIKIRAN

3.1. Objek Pariwisata Sebagai Barang Publik Public Goods

Beragam potensi pariwisata yang ada di berbagai daerah di Indonesia sangat erat kaitannya dengan sumberdaya alam dan lingkungan. Sumberdaya alam yang alami pada umumnya termasuk kriteria barang publik. Barang publik atau public goods merupakan barang yang jika dikonsumsi oleh seseorang tidak akan mengurangi kesempatan orang lain untuk mengkonsumsi barang tersebut. Selain itu, barang publik juga memiliki sifat non excludable yang berarti seseorang tidak dapat membatasi akses orang lain terhadap sumberdaya tersebut. Manfaat ekonomi dari suatu barang publik sulit untuk diukur. Hal ini dikarenakan belum adanya nilai pasar untuk sumberdaya tersebut, dengan kata lain bersifat intangible. Maka dengan demikian diperlukan suatu pendekatan untuk mengukur seberapa besar nilai manfaat ekonomi yang dihasilkan dari suatu sumberdaya alam.

3.2. Permintaan Wisata

Menurut Sinaga 1995, permintaan wisata terbagi ke dalam dua bagian, yaitu : 1 permintaan potensial potential demand, yaitu sejumlah orang yang memenuhi syarat minimal untuk melakukan perjalanan rekreasi karena mempunyai uang, keadaan fisik masih kuat, hanya masih belum mempunyai waktu senggang untuk bepergian sebagai wisatawan, 2 permintaan aktual actual demand, yaitu sejumlah orang yang sedang melakukan perjalanan rekreasi ke suatu daerah tujuan tertentu. Clawson dan Knetsch 1975, mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan wisata, yaitu : 1. Faktor individu atau faktor yang berhubungan dengan konsumen potensial a jumlah individu yang berada di sekitar tempat wisata, b distribusi penyebaran geografis daerah konsumen potensial yang berkaitan dengan kemudahan atau kesulitan untuk mencapai areal wisata, c karakteristik sosial ekonomi seperti umur, jenis kelamin, pekerjaan, jumlah anggota keluarga, dan tingkat pendidikan, d pendapatan perkapita rata-rata, distribusi pendapatan masing-masing individu untuk keperluannya, e rata-rata waktu luang dan alokasinya, f pendidikan khusus, pengalaman dan pengetahuan yang berhubungan dengan rekreasi. 2. Faktor-faktor yang berhubungan dengan tempat wisata, adalah: a keindahan dan daya tarik, b intensitas dan sifat pengelolaannya, c alternatif pilihan tempat wisata lain, d kapasitas akomodasi untuk keperluan potensial, e karakteristik iklim dan cuaca tempat wisata. 3. Hubungan konsumen potensial dengan tempat wisata, adalah: a lama waktu perjalanan yang diperlukan dari tempat tinggal ke tempat wisata, b kesenangan kenyamanan dalam perjalanan, c biaya yang diperlukan untuk berkunjung ke tempat wisata, d meningkatnya permintaan wisata sebagai akibat promosi yang menarik.

3.3. Metode Biaya Perjalanan