perjalanan itu sebagai representasi dari nilai atau harga dari lokasi kunjungan itu. Turner et al, 1994.
3.4. Nilai Manfaat Ekonomi atau Surplus Konsumen
Nilai surplus konsumen diartikan sebagai tambahan nilai yang diterima individu untuk konsumsi sebuah barang melebihi dari yang dibayarkan
Nicholson, 2002. Nilai yang bersedia dibayar oleh seseorang untuk memperoleh haknya mengkonsumsi suatu barang pada harga yang sedang berlaku.
Konsep ini diilustrasikan pada Gambar 6 berikut :
Gambar 6. Surplus Konsumen
Sumber: Nicholson, 2002
Pada harga P konsumen ini meminta sebesar X
seperti ditunjukkan oleh kurva permintaan h
x
. Jika harga naik ke P
1
mengurangi konsumsi X ke kuantitas nol konsumen ini akan membutuhkan tambahan pendapatn P
1
E P
untuk menjaga kesejahteraannya tetap sama. Daerah ini disebut surplus konsumen.
3.5. Kerangka Operasional
Pembangunan di Indonesia saat ini mulai berorientasi terhadap pengembangan di sektor industri pariwisata. Hal ini dikarenakan sektor pariwisata
dinilai mampu bertahan, tidak terpengaruh krisis keuangan yang terjadi di dalam negeri serta memberikan efek berantai terhadap distribusi pendapatan penduduk di
Harga
P E
X Kuantitas X per periode
P
1
h
x
sekitar kawasan wisata. Terlebih lagi sektor pariwisata merupakan sektor yang nir konflik.
Pada dasarnya potensi objek wisata yang terdapat di daerah-daerah erat kaitannya dengan sumberdaya alam
. Potensi sumberdaya alam hayati dan
ekosistemnya tersebut, perlu dikembangkan dan dimanfaatkan untuk kepentingan dan kesejahteraan masyarakat tanpa melupakan upaya konservasi sehingga tetap
tercapai keseimbangan antara perlindungan, pengawetan dan pemanfaatan yang lestari.
TWA Situ Gunung yang berada di Kecamatan Kadudampit, Kabupaten Sukabumi, merupakan suatu kawasan wisata yang sangat potensial untuk
dikembangkan lebih lanjut karena beragam potensi yang terdapat di dalamnya. Saat ini, objek wisata tersebut selain menjadi kawasan pelestarian juga menjadi
sarana rekreasi. Panorama alam yang indah, danau, air terjun, flora dan fauna serta sejuknya udara pegunungan menjadi daya tarik dan objek wisata dari tempat
wisata tersebut. Hal tersebut merupakan peluang besar bagi daerah setempat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya melalui sektor pariwisata. Terlebih
lagi, saat ini motivasi kunjungan wisatawan mayoritas masih berorientasi pada wisata sumber daya alam.
Peluang besar terhadap pasar yang dimiliki, hingga saat ini dirasa belum dimanfaatkan secara optimal. Diperlukan pemanfaatan potensi sumber daya alam
secara bijaksana, berkelanjutan dan berwawasan lingkungan, dari sisi sumberdaya alam. Peningkatan aksesibilitas wilayah juga diperlukan dari sisi kewilayahan.
Selain itu, dari sisi sumber daya manusia diperlukan peningkatan kualitas yang memadai, dengan demikian optimalisasi pemanfaatan potensi diharapkan dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang dicirikan oleh tingginya aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan yang ditawarkan.
Berdasarkan uraian dan kondisi indikator di atas, menggambarkan bahwa ketersediaan potensi sumber daya dan peluang yang besar belum menjamin
kesejahteraan masyarakatnya. Ini berarti, dalam pengelolaan pariwisata diperlukan upaya-upaya keras yang bersifat integratif dan kolektif serta terobosan-terobosan
baru yang melibatkan seluruh pihak terkait multi stakeholders
4
. Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dalam meningkatkan
kualitas pengembangan ekowisata, antara lain ekologi, etnologi atau budaya, ekonomi, edukasi, dan masalah estetika meliputi interior atau konsep bangunan
5
. Terkait dengan faktor ekonomi, sebagian besar potensi wisata alam yang
ditawarkan di TWA Situ Gunung tidak memiliki nilai pasar sehingga penentuan tarif masuk kawasan wisata belum menunjukkan nilai ekonomi yang sebenarnya
dari jasa lingkungan yang didapat. Oleh karena itu, perlu adanya suatu pendekatan untuk menentukan nilai manfaat ekonomi dari jasa lingkungan yang ditawarkan
dalam suatu kawasan wisata alam yang nantinya akan dijadikan pertimbangan dalam pengembangan kawasan wisata lebih lanjut.
Potensi alam yang terdapat di TWA Situ Gunung merupakan sumber daya alam yang tergolong barang publik dimana sumberdaya tersebut memiliki kriteria
non rivalry and non excludable. Berdasarkan hal tersebut, maka diperlukan suatu penilaian manfaat ekonomi dari TWA Situ Gunung agar alokasi sumberdaya
tersebut menjadi optimum.
4
Profil Kabupaten Sukabumi. http:ppkipm.sukabumikab.net?pilih=halid=2
. Diakses: 4 September, 2009
5
Kompas. 2009. Ratusan Potensi Belum Tergarap
Optimal .http:perumperhutani.blogspot.com200906ratusan-potensi-belum-tergarap
optimal.html. Diakses: 4 September, 2009
Guna mendapatkan nilai manfaat ekonomi tersebut, maka perlu diketahui terlebih dahulu karakteristik dari pengunjung TWA Situ Gunung serta
menentukan fungsi permintaan wisata berdasarkan frekwensi kunjungan. Adapun karakteristik tersebut meliputi faktor sosial ekonomi pengunjung TWA Situ
Gunung seperti pendapatan pengunjung, tingkat pendidikan pengunjung, umur dan jenis kelamin pengunjung, jumlah anggota rombongan, jarak tempuh, waktu
tempuh, lamanya rekreasi, daerah asal, pengetahuan pengunjung, pekerjaan pengunjung, daya tarik lokasi, dan status hari kunjungan wisatawan.
Berdasarkan hasil regresi biaya perjalanan dan faktor-faktor sosial ekonomi pengunjung maka dapat diestimasi fungsi permintaan TWA Situ
Gunung. Selanjutnya, dari estimasi tersebut maka dapat diduga nilai surplus konsumen pengunjung. Pada akhirnya, nilai manfaat ekonomi dapat diduga
dengan mengalikan nilai surplus konsumen per kunjungan per individu dengan total kunjungan selama periode tertentu. Alur kerangka berfikir ditunjukkan pada
Gambar 7 berikut.
Keterangan : Di luar Ruang Lingkup Penelitian
Gambar 7. Alur Kerangka Pemikiran
Taman Wisata Alam Situ Gunung
Tujuan wisata
Belum diketahui nilai manfaat
ekonomi Belum diketahui faktor-
faktor yang mempengaruhi permintaan wisata
Rekomendasi Pengelolaan dan Pengembangan Tempat Wisata
Tujuan pelestarian
Belum optimalnya pengelolaan TWA Situ Gunung Secara Ekonomi
Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan
wisata Jasa lingkungan
sebagai barang publik
Belum diketahui karakteristik dan persepsi
pengunjung
Karakteristik dan persepsi pengunjung
Nilai manfaat ekonomi tempat
wisata Potensi wisata
Analisis secara ekonomi TWA Situ Gunung
Analisis Deskriptif Analisis Regresi Poisson
Pendugaan Surplus Konsumen
IV. METODE PENELITIAN
4.1. Tempat dan Waktu Penelitian