Menurut Wahab 2003, ada banyak faktor ekstern atau intern yang besar pengaruhnya dalam diri seseorang ketika mengambil keputusan untuk melakukan
kegiatan berwisata atau tidak. Adapun faktor-faktor tersebut ditunjukkan dalam gambar berikut ini :
Gambar 4. Faktor –Faktor yang Mempengaruhi Kegiatan Wisata
Sumber : Wahab, 2003
2.8. Willingness To Pay
Salah satu tolok ukur yang relatif mudah dan bisa dijadikan persepsi bersama berbagai disiplin ilmu adalah pemberian harga price tag pada barang
dan jasa yang dihasilkan sumber daya alam dan lingkungan. Maka dari itu,
Faktor-faktor yang mempengaruhi kedatangan
wisatawan permintaan IRASIONAL
dorongan bawah sadar
- sumber-sumber wisata asset wisata-
alam, panorama, warisan budaya, perayaan-perayaan sosial dan lain-
lain
- fasilitas wisata pengorganisasian
industri pariwisata di dalam negara tersebut, transportasi.
- fasilitas wisata prosedur kunjungan,
bea cukai dan lain-lain. -
kondisi lingkungan sikap masyarakat setempat terhadap orang asing,
keramah tamahan dan sikap mudah bergaul.
- susunan kependudukan umur, jenis
kelamin, dan urbanisasi -
situasi politik kestabilannya, tingkat kebebasan warganya.
- keadaan geografis jarak dari negara
pasaran sumber wisatawan, keindahan panorama dan lain-lain.
RASIONAL dorongan yang disadari
- lingkup pergaulan dan ikatan-ikatan
keluarga -
tingkah laku prestise -
tiruan dan mode -
pengaguman pribadi dalam pola tingkah laku
- perasaan-perasaan keagamaan
- hubungan masyarakat dan promosi
pariwisata -
iklan dan penyebaran informasi pariwisata
- kondisi ekonomi faktor pendapatan
dan biaya
digunakan apa yang disebut dengan nilai ekonomi sumberdaya alam Fauzi, 2006.
Selanjutnya Fauzi 2006 juga menyatakan secara umum, nilai ekonomi didefinisikan sebagai pengukuran jumlah maksimum seseorang ingin
mengorbankan barang dan jasa untuk memperoleh barang dan jasa lainnya. Secara formal, konsep ini disebut keinginan membayar Willingness To Pay seseorang
terhadap barang dan jasa yang dihasilkan oleh sumber daya alam dan lingkungan, dengan menggunakan pengukuran ini, nilai ekologis ekosistem dapat
diterjemahkan ke dalam bahasa ekonomi dengan mengukur nilai moneter barang dan jasa.
Haab dan McConnell 2002, menyatakan bahwa pengukuran WTP yang dapat diterima atau reasonable harus memenuhi syarat :
1. WTP tidak memiliki batas bawah yang negatif.
2. Batas atas WTP tidak boleh melebihi pendapatan.
3. Adanya konsistensi antara keacakan randomness pendugaan dan
keacakan perhitungannya. Pada pengukuran nilai sumber daya alam, nilai tersebut tidak selalu harus
diperdagangkan untuk mengukur nilai moneternya. Adapun yang diperlukan disini adalah pengukuran seberapa besar kemampuan membayar purchasing power
masyarakat untuk memperoleh barang dan jasa dari sumber daya Fauzi, 2006.
2.9. Regresi Poisson