Konsep Perdagangan Internasional KERANGKA PEMIKIRAN

24 Ada beberapa metode dalam menentukan harga jual suatu produk antara lain 1 pendekatan permintaan dan penawaran supply demand approach, dilakukan dengan cara mencari harga keseimbangan, yaitu harga yang mampu dibayar konsumen dan harga yang diterima produsen sehingga terbentuk jumlah yang diminta sama dengan jumlah yang ditawarkan, 2 pendekatan biaya cost oriented approach , dilakukan dengan cara menghitung biaya yang dikeluarkan produsen dengan tingkat keuntungan yang diinginkan, dan 3 pendekatan pasar market approach, dilakukan dengan cara merumuskan harga untuk produk yang dipasarkan dengan cara menghitung variabel-variabel yang mempengaruhi pasar dan harga seperti situasi dan kondisi politik, persaingan, sosial budaya, dan lain- lain. Harga pasar mempunyai dua fungsi utama, yaitu 1 sebagai pemberi sinyalinformasi bagi produsen mengenai berapa banyak barang yang seharusnya diproduksi untuk mencapai laba maksimum dan 2 penentu tingkat permintaan bagi konsumen yang menginginkan kepuasan maksimum.

3.2 Konsep Perdagangan Internasional

Perdagangan internasional adalah kegiatan memperdagangkan suatu barang dan jasa, yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan bersama. Perdagangan internasional timbul karena pada hakikatnya tidak ada suatu negara pun di dunia yang dapat menghasilkan semua barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan seluruh penduduknya. Perdagangan tersebut dapat dijelaskan oleh teori Heckescher –Ohlin yang menekankan pada perbedaan relatif faktor alam dan harga faktor produksi sebagai faktor yang paling penting. Berdasarkan teori tersebut, suatu negara akan melakukan perdagangan dengan negara lain disebabkan negara tersebut memiliki keunggulan komparatif yaitu keunggulan dalam teknologi dan faktor produksi. Teori H-O menganggap bahwa tiap negara akan mengekspor komoditas yang mempunyai faktor produksi berlimpah dan murah dan mengimpor komoditas yang relatif jarang dan mahal. Penyamaan harga faktor produksi dengan perdagangan akan menghapuskan atau mengurangi perbedaan harga faktor produksi sebelum perdagangan. Suatu kegiatan perdagangan internasional terjadi ditandai dengan adanya kegiatan ekspor dan impor atau pertukaran komoditas antar dua negara, dimana kegiatan dapat terjadi karena adanya perbedaan 25 permintaan dan penawaran serta adanya perbedaan tingkat harga antar kedua negara. Secara teoritis, suatu negara misalnya negara A akan dapat mengekspor suatu komoditas misalnya biji kakao ke negara lain misalnya negara B. Negara A mau dan mampu mengekspor komoditasnya tersebut ke negara B apabila harga domestik negara A sebelum terjadi perdagangan internasional lebih rendah dari harga domestik di negara B. Harga domestik komoditas tersebut di negara A relatif lebih rendah karena di negara A jumlah penawaran akan barang tersebut lebih tinggi dari permintaan konsumen negara A, atau dengan kata lain mengalami excess supply untuk komoditas tersebut di negara A. D A P E x P P Q B P Q A Q E ES S A D B S B ED m P B P A Negara A Eksportir Negara B Importir Pasar Dunia Keterangan: Q E = x = m Sumber : Salvatore 1997 Gambar 4. Proses Terjadinya Perdagangan Internasional Keterangan : – Q A : Jumlah produksi domestik barang di negara A tanpa perdagangan internasional – Q B : Jumlah produksi domestik barang di negara B tanpa perdagangan internasional P E : Harga barang yang terjadi di pasar internasional setelah kedua negara sepakat untuk melakukan proses ekspor impor 26 Q E : Jumlah barang yang diproduksi atau jumlah barang yang tersedia dipasar internasional setelah kedua negara sepakat untuk melakukan proses ekspor impor P A : Harga domestik barang di negara A tanpa perdagangan internasional P B : Harga domestik barang di negara B tanpa perdagangan internasional x : Jumlah barang yang di ekspor setelah terjadinya perdagangan internasional m : Jumlah barang yang di impor setelah terjadinya perdagangan internasional Dengan kondisi demikian , maka negara A mempunyai kesempatan untuk menjual kelebihan produksi komoditasnya tersebut ke negara lain. Sedangkan di lain pihak, negara B terjadi kekurangan penawaran karena jumlah pemintaan domestik negara B melebihi jumlah penawaran domestik negara B, atau dengan kata lain mengalami excess demand. Akibat dari keadaan maka harga untuk komoditas tersebut di negara B menjadi tinggi. Maka dengan keadaan seperti negara B ingin membeli komoditas tersebut dari negara A yang harganya relatif lebih murah. Setelah kedua negara tersebut negara A dan negara B melakukan komunikasi dan negosiasi, maka negara A menyetujui untuk mengekspor komoditasnya tersebut ke negara B, dan negara B secara langsung melakukan impor komoditas tersebut dari negara A. Dengan terjadinya kegiatan yang dilakukan antar kedua negara tersebut maka terjadilah suatu proses kegiatan perdagangan internasional Salvatore 1997. Gambar 4. Jika komoditas yang digunakan untuk perdagangan internasional adalah komoditas biji kakao. Maka, sebelum terjadi proses perdagangan internasional, harga biji kakao di negara A negara pengekspor adalah sebesar P A , sedangkan harga biji kakao di negara B negara pengimpor adalah sebesar P B . Sebelum terjadi proses perdagangan internasional jumlah produksi biji kakao di negara A adalah sebesar 0 – Q A , sedangkan jumlah produksi biji kakao di negara B adalah sebesar 0 – Q B . Apabila harga biji kakao di negara B adalah sebesar P A maka akan menyebabkan terjadinya kondisi kelebihan permintaan excess demand, sedangkan apabila harga biji kakao di negara A adalah sebesar P B maka akan 27 menyebabkan terjadinya kondisi kelebihan penawaran excess supply. Pertemuan antara kondisi excess supply dan excess demand lah yang nantinya akan membentuk harga di pasar internasional yang disepakati oleh kedua negara tersebut. Negara A akan mengekspor biji kakao ke negara B, sedangkan negara B akan mengimpor biji kakao dari negara A, sehingga terjadilah proses perdagangan internasional. Ada beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dari aktivitas perdagangan internasional atau perdagangan luar negeri yaitu seseorang dapat menikmati suatu barang atau jasa yang tidak dapat dihasilkan dalam negeri dengan cara mengimpornya dari negara lain. Selain itu, perdagangan luar negeri memungkinkan dilakukannya spesialisasi sehingga barang dan jasa dapat dihasilkan secara lebih murah karena lebih cocok dengan kondisi negara tersebut, baik dari segi bahan baku maupun cara berproduksi. Negara yang melakukan perdagangan luar negeri dapat memproduksi barang atau jasa yang lebih besar daripada yang dibutuhkan pasar dalam negeri sehingga tingkat perekonomian dan pendapatan nasional dapat ditingkatkan serta angka pengangguran dapat ditekan.

3.3 Fungsi Produksi