58 masing keragaman variabel endogen dapat dijelaskan oleh variabel-variabel
penjelas yang dimasukkan dalam persamaan struktural Lampiran 5. Berdasarkan uji statistik-F diperoleh hasil bahwa keseluruhan persamaan
struktural memiliki P-value uji statistik-F lebih keci l dari taraf α sebesar 10 persen
yang berarti variabel penjelas dalam setiap persamaan struktural secara bersama- sama mampu menjelaskan dengan baik variabel endogennya. Hasil uji statistik-t
menunjukkan bahwa dengan pengujian satu arah secara individual ada beberapa variabel penjelas yang tidak berpengaruh nyata terhadap variabel endogennya
pada taraf nyata α sebesar 10 persen, namun yang diutamakan adalah kelogisan serta kesesuaian tanda dan besaran dengan kriteria ekonomi.
6.1.1 Hasil Uji Autokorelasi
Pendeteksian masalah autokorelasi dilakukan dengan menggunakan statistik DW dan statistik Durbin-h. Nilai statistik Durbin-h yang diperoleh pada
persamaan perdagangan biji kakao Indonesia berkisar antara -0.04 sampai 1.47 sehingga dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan masing-masing persamaan
tidak terdapat serial korelasi. Ada tidaknya masalah serial korelasi, Pindyck dan Rubinfeld 1991 telah membuktikan bahwa masalah serial korelasi hanya
mengurangi efisiensi estimasi parameter dan serial korelasi tidak menimbulkan bias parameter regresi. Berdasarkan kriteria-kriteria tersebut, dengan
mempertimbangkan periode pengamatan yang cukup panjang maka hasil estimasi model dapat dikatakan cukup menggambarkan fenomena ekonomi kakao di
Indonesia.
6.2 Luas Areal Tanam Biji Kakao Indonesia
Berdasarkan hasil estimasi persamaan luas areal tanam biji kakao Indonesia pada Tabel 18, diketahui bahwa persamaan luas areal tanam biji kakao
Indonesia memiliki nilai koefisien determinasi yang tinggi 0.9860, menunjukkan tingginya kemampuan variabel penjelas untuk menjelaskan perilaku variabel
endogennya. Sebagaimana diduga, luas areal biji kakao sangat dipengaruhi oleh harga biji kakao domestik, harga produk kompetitifnya minyak sawit, harga
rata-rata pupuk, suku bunga, upah buruh dan teknologi.
59
Tabel 18. Hasil Estimasi Parameter Luas Areal Biji Kakao Indonesia
Variabel Koefisien
Pr |t| Elastisitas
Nama Variabel SR
LR Intersep
366 780.9000 0.1900
Intersep LPKDR
15.5909 0.2409
0.0810 0.1518 Harga riil biji kakao domestik
tahun sebelumnya PMSDR
-37.1468 0.1727
-0.0484 -0.0908 Harga riil minyak sawit domestik Indonesia
PFR -298.4620
0.1881 -0.1272 -0.2384 Harga riil rata-rata pupuk
SIRR -2 958.9500
0.4089 0.0008
0.0015 Perubahan suku bunga kredit bank persero
LR -1.4808
0.8728 -0.0131 -0.0247 Upah riil buruh sektor
perkebunan T
33 161.0800 0.1665
0.4216 0.7899 Tren waktu teknologi
LAKIN 0.4662
0.1944 Luas areal kakao Indonesia tahun
sebelumnya R-Sq
0.9860 F value 121.55
Adj R-Sq 0.9779 Pr F
.0001 DW stat
2.3319 DH stat 0.1994
Harga minyak sawit domestik, harga pupuk dan teknologi berpengaruhi secara nyata terhadap luas areal tanam kakao Indonesia pada taraf 20 persen.
Variabel luas areal tanam kakao tahun sebelumnya berpengaruh nyata terhadap luas areal tanam kakao Indonesia, menunjukkan bahwa terdapat tenggang waktu
yang relatif lambat untuk merespon perubahan eksternal.
6.3 Produktivitas Biji Kakao Indonesia
Berdasarkan Tabel 20, harga domestik biji kakao, luas areal tanam, dan curah hujan sangat berpengaruh terhadap poduktifitas biji kakao Indonesia dengan
nilai estimasi masing-masing sebesar 0.0268, 0.0090, dan 0.0018 yang berarti jika harga domestik biji kakao, luas areal tanam dan curah hujan meningkat sebesar
satu persen maka produktifitas biji kakao Indonesia akan meningkat sebesar 0.0268, 0.0090, dan 0.0018. Harga domestik biji kakao, luas areal tanam, dan
curah hujan juga memberikan pengaruh yang elastis pada jangka panjang yang masing-masing memiliki nilai elastisitas jangka panjang sebesar 1.3728, -1.1989,
dan 1.2962. Persamaan produktifitas biji kakao Indonesia memiliki nilai determinasi sebesar 0.7793 yang artinya model yang diestimasi sudah mampu
dengan baik menggambarkan kondisi yang sebenarnya yaitu 77.93 persen variabel eksogen yang terdapat dalam model mampu menjelaskan keragaan produktifitas
biji kakao Indonesia sisanya dijelaskan oleh faktor lain diluar model.
60
Tabel 19. Hasil Estimasi Parameter Produktifitas Biji Kakao Indonesia
Variabel Koefisien
Pr |t| Elastisitas
Nama Variabel SR
LR Intersep
-0.0445 0.6338
Intersep PKDR
0.00002 0.0268
0.4178 1.3728 Harga riil biji kakao domestic
AKIN -1.13E-07
0.0090 -0.3649
-1.1989 Luas areal kakao Indonesia CH
0.00008 0.0018
0.3945 1.2962 Curah hujan
LYKIN 0.6956
0.0002 Produktifitas kakao tahun
sebelumnya R-Sq
0.7793 F value 13.25
Adj R-Sq 0.7205 Pr F
.0001 DW stat
2.3878 DH stat 0.1501
6.4 Produksi Kakao Indonesia