62 Selanjutnya melemahnya rupiah akan menyebabkan pasar modal dalam
negeri kurang menarik karena adanya resiko nilai tukar yang menyebabkan penurunan nilai investasi dan mempunyai hubungan negatif terhadap return
saham. Penurunan investasi itu sendiri disebabkan karena kenaikan suku bunga pinjaman riil atau bisa diartikan sebagai peningkatan ongkos sewa modal. Karena
itu akan menyebabkan beban pembayaran kembali modal menjadi meningkat dan mengurangi insentif untuk melakukan investasi.
Penurunan investasi menyebabkan pendapatan masyarakat berkurang, sehingga akan mengurangi daya beli masyarakat untuk membeli produk industri,
sehingga menurunkan perkembangan industri. Penurunan industri akan menambah
pengangguran sehingga
perekonomian rakyat
mengalami kemerosotan. Menurunnya mata uang asing akan menurunkan minat eksportir
terhadap mata
uang asing
sehingga ekspor
menurun dan
impor meningkat. Menguatnya nilai rupiah akan menarik minat investor asing untuk
menanamkan modal karena semakin tinggi investasi akan menyebabkan harga saham meningkat sehingga menyebabkan permintaan uang semakin tinggi dengan
tingkat bunga yang semakin tinggi. Investasi asing yang masuk ke dalam negeri menyebabkan pendapatan
nasional dan pendapatan masyarakat meningkat. Peningkatan ini akan meningkatkan daya beli masyarakat, efeknya akan sangat baik untuk
perkembangan perindustrian lokal maupun internasional. Pertumbuhan industri yang semakin banyak tentu akan berdampak positif terhadap jumlah tenaga kerja
yang terserap dalam industri tersebut, akan tetapi banyaknya jumlah tenaga kerja yang terserap dalam industri belum tentu menambah kesejahteraan. Karena
pendapatan tidak dinikmati oleh sebagian besar rakyat karena adanya ketidakmerataan dalam distribusi pendapatan.
6.7 Volume Ekspor Biji Kakao Indonesia
Nilai koefisien determinasi yang tinggi R
2
menunjukkan tingginya kemampuan variabel penjelas untuk menjelaskan perilaku variabel endogen yaitu
sebesar 0.8434 artinya 84.34 persen keragaan variabel endogen mampu dijelaskan oleh variabel eksogen yang ada didalam model, sedangkan sisanya dijelaskan oleh
faktor lain diluar model. Harga ekspor memberikan respon yang elastis untuk
63 jangka pendek maupun jangka panjang dengan nilai elastisitas sebesar 0.0023 dan
0.0047. Hubungan exchange rates dengan volume ekspor adalah negatif, sehingga
apabila nilai mata uang suatu negara mengalami depresiasi maka volume ekspor negara tersebut akan meningkat begitu juga sebaliknya bila nilai mata uang suatu
negara mengalami apresiasi maka volume ekspor negara tersebut akan menurun. Semakin tinggi tingkat volatilitas fluktuasi nilai mata uang maka keuntungan
potensial yang dapat diperoleh dari perdagangan internasional juga semakin meningkat tetapi resiko akan menjadi semakin besar juga. Exchange rates juga
merupakan komponen yang paling banyak memberikan informasi mengenai perkembangan pertumbuhan ekspor dan pertumbuhan ekonomi di masa
mendatang.
Tabel 21. Hasil Estimasi Parameter Volume Ekspor Biji Kakao Indonesia
Variabel Koefisien
Pr |t| Elastisitas
Nama Variabel SR
LR Intersep
77 434.3300 0.4599
Intersep LPXINR2
0.0027 0.5349
0.0023 0.0047 PXINR
t-1
EXCRR
t-1
QKINT 0.0128
0.0406 0.4135
0.8422 QKIN
t
T
t
PJX -5 340.3700
0.4622 -0.0965 -0.1967 Pajak ekspor biji kakao Indonesia
LXKIN 0.5089
0.0461 Volume ekspor biji kakao
Indonesia tahun sebelumnya R-Sq
0.8434 F value 20.20
Adj R-Sq 0.8016 Pr F
.0001 DW stat
2.1009 DH stat 0.0550
6.8 Permintaan Total Biji Kakao Indonesia
Permintaan total biji kakao Indonesia merupakan persamaan identitas yang diperoleh dari penjumlahan permintaan biji kakao yang digunakan untuk
memproduksi cocoa butter dengan permintaan biji kakao yang digunakan untuk memproduksi selain cocoa butter.
Secara matematis persamaan identitas dari permintaan total biji kakao Indonesia dapat dilihat pada persamaan:
DKIN
t
= DKINBU
t
+ DKNONBU
t
Hal tersebut menunjukkan bahwa setiap perubahan kebijakan atau gangguan pada permintaan biji kakao oleh industri butter dan oleh selain cocoa
64 butter
akan memberi pengaruh dan efek balik kepada peubah endogen baik secara langsung maupun tidak langsung.
6.9 Permintaan Biji Kakao oleh Industri Cocoa Butter