Validasi Model Simulasi Model

46 Esr Y t , X i = Elastisitas jangka pendek variabel penjelas X i terhadap variabel endogen Y t a i = Parameter estimasi variabel penjelas X i X i = Rata-rata variabel penjelas X i Y t = Rata-rata variabel endogen Y t Nilai elastisitas jangka panjang long-run dapat diperoleh dari perhitungan sebagai berikut: ……………………………………………………….4.18 Keterangan: Elr Y t , X i = Elastisitas jangka panjang variabel penjelas X i terhadap variabel endogen Y t ai lag = Parameter estimasi dari lag-variabel endogen Kriteria uji: a Jika nilai elastisitas lebih dari satu E 1, maka dikatakan elastis karena perubahan satu persen variabel penjelas mengakibatkan perubahan variabel endogen lebih dari satu persen. b Jika nilai elastisitas antara nol dan satu 0 E 1, maka dikatakan inelastis tidak responsif karena perubahan satu persen variabel penjelas mengakibatkan perubahan variabel endogen kurang dari satu persen. c Jika nilai elastisitas sama dengan nol E = 0, maka dikatakan inelastis sempurna. d Jika nilai elastisitas tak hingga E = ~, maka dikatakan elastis sempurna. e Jika nilai elastisitas sama dengan satu E = 1, maka dikatakan unitary elastis.

4.12 Validasi Model

Validasi model dilakukan untuk mengetahui apakah model cukup valid digunakan untuk simulasi kebijakan. Simulasi kebijakan yang digunakan berupa simulasi perubahan pajak ekspor biji kakao terhadap pertumbuhan industri Indonesia. Kriteria statistik yang sering digunakan untuk validasi pendugaan model ekonometrika adalah Root Mean Squares Error RMSE, Root Mean Squares Percent Error RMSPE, dan Theil’s Inequality Coefficient U Pindyck dan Rubinfeld, 1998. Kriteria-kriteria itu dapat dirumuskan sebagai berikut: 47 √ ∑ ⁄ .................................................. 4.19 √ ∑ ⁄ .................................................. 4.20 √ ∑ ⁄ √ ∑ ⁄ √ ∑ ⁄ .................................................. 4.21 Keterangan: RMSE = Akar tengah kuadrat galat RMSPE = Akar tengah kuadrat persen galat U = Koefisien pertidaksamaan Theil = Nilai dugaan dari model = Nilai aktual T = Jumlah periode pengamatan dalam simulasi Statistik RMSPE berguna untuk mengukur seberapa jauh nilai-nilai variabel endogen hasil pendugaan yang menyimpang dari alur nilai-nilai aktualnya dalam ukuran relatif persen. Nilai statistik U bermanfaat untuk mengetahui kemampuan model untuk analisis simulasi historis maupun peramalan. Semakin kecil nilai RMSE, RMSPE, dan U semakin baik pendugaan model. Nilai U berkisar antara 0 dan 1. Jika U = 0, maka pendugaan model sempurna.

4.13 Simulasi Model

Untuk melihat pengaruh adanya dampak penerapan kebijakan perdagangan terhadap kinerja industri domestik dalam penelitian digunakan simulasi. Skenario simulasi kebijakan yang dilakukan adalah: 1. Penetapan kebijakan pajak ekspor biji kakao sebesar 15 persen. Berdasarkan kebijakan pajak ekspor biji kakao yang tertuang pada peraturan menteri keuangan No 67PMK.0112010 bahwa pajak ekspor untuk harga referensi di atas US 3 500 per ton adalah sebesar 15 persen. 2. Penurunan suku bunga kredit sebesar 15 persen. Karena suku bunga kredit merupakan input utama dari industri hulu kakao, sehingga dengan adanya penurunan suku bunga kredit diharapkan mampu meningkatkan industri hilir kakao. 48 3. Pemberian subsidi pupuk oleh pemerintah sebesar 15 persen. karena pupuk merupakan input utama dari industri hulu kakao, sehingga dengan adanya pemberian subsidi diharapkan mampu meningkatkan industri hilir kakao. 4. Peningkatan harga ekspor biji kakao meningkat sebesar 15 persen. Sengaja dibuat untuk melihat kecenderungan perilaku variabel endogen ketika mutu biji kakao Indonesia membaik. Sesuai dengan kondisi perdagangan kakao Indonesia ke Eropa, harga kakao Indonesia selalu mendapat potongan harga 15 persen karena mutu kakao Indonesia di nilai rendah karena mengandung keasaman yang tinggi, rendah senyawa precursor flavor dan rendah kadar lemak. 5. Penerapan kebijakan larangan ekspor biji kakao Indonesia. Sengaja di buat dalam usaha meningkatkan industri pengolahan biji kakao menjadi produk olahan. 6. Penentuan kuota ekspor biji kakao Indonesia sebesar 75 persen. Sengaja dibuat dalam usaha menjamin ketersediaan bahan baku biji kakao untuk industri berproduksi. 7. Penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika sebesar 15 persen. Sengaja dibuat untuk melihat seberapa kuat perubahan yang terjadi pada variabel endogen jika rupiah dalam kondisi menguat. 8. Kombinasi pajak ekspor biji kakao Indonesia sebesar 15 persen dengan kebijakan subsidi pupuk sebesar 15 persen. Sengaja dibuat untuk melihat perubahan yang terjadi jika dua kebijakan yang saling berlawanan diterapkan dalam waktu yang sama. 9. Kombinasi kuota ekspor biji kakao Indonesia sebesar 75 persen dengan kebijakan subsidi pupuk sebesar 15 persen. Sengaja dibuat untuk melihat perubahan yang terjadi jika dua kebijakan yang saling berlawanan diterapkan dalam waktu yang sama. 49

4.14 Definisi Operasional