60
Tabel 19. Hasil Estimasi Parameter Produktifitas Biji Kakao Indonesia
Variabel Koefisien
Pr |t| Elastisitas
Nama Variabel SR
LR Intersep
-0.0445 0.6338
Intersep PKDR
0.00002 0.0268
0.4178 1.3728 Harga riil biji kakao domestic
AKIN -1.13E-07
0.0090 -0.3649
-1.1989 Luas areal kakao Indonesia CH
0.00008 0.0018
0.3945 1.2962 Curah hujan
LYKIN 0.6956
0.0002 Produktifitas kakao tahun
sebelumnya R-Sq
0.7793 F value 13.25
Adj R-Sq 0.7205 Pr F
.0001 DW stat
2.3878 DH stat 0.1501
6.4 Produksi Kakao Indonesia
Produksi biji kakao Indonesia merupakan persamaan identitas dari perkalian luas areal tanam dengan produktifitas biji kakao Indonesia. Secara
matematis persamaan identitas dari produksi biji kakao Indonesia dapat dilihat pada persamaan:
QKIN
t
= AKIN
t
YKIN
t
Hal tersebut menunjukkan bahwa setiap perubahan kebijakan atau gangguan pada luas areal tanam dan produktifitas biji kakao akan memberi pengaruh dan efek
balik kepada peubah endogen baik secara langsung maupun tidak langsung.
6.5 Penawaran Biji Kakao Indonesia
Penawaran biji kakao Indonesia merupakan persamaan identitas dari penjumlahan produksi biji kakao Indonesia, ditambah jumlah impor biji kakao,
dan dikurangi jumlah ekspor biji kakao Indonesia. Secara matematis persamaan identitas dari penawaran biji kakao Indonesia dapat dilihat pada persamaan:
SKIN
t
= QKIN
t
+ MKIN
t
- XKIN
t
Hal tersebut menunjukkan bahwa setiap perubahan kebijakan atau gangguan pada produksi biji kakao, impor, maupun ekspor biji kakao Indonesia akan memberi
pengaruh dan efek balik kepada peubah endogen baik secara langsung maupun tidak langsung.
6.6 Volume Impor Biji Kakao Indonesia
Persamaan model volume impor biji kakao Indonesia dipengaruhi oleh harga impor biji kakao Indonesia , harga biji kakao domestik, nilai tukar, dan tarif
impor. Harga impor biji kakao Indonesia, nilai tukar, dan tarif impor berpengaruh
61 negatif terhadap volume impor biji kakao Indonesia, sesuai dengan teori ekonomi
bahwa jika harga meningkat maka volume permintaan akan mengalami penurunan, begitu juga dengan tarif impor. Persamaan volume impor memiliki
nilai determinasi yang tinggi yaitu 0.9152 yang berarti model baik dan mampu menjelaskan kondisi impor biji kakao Indonesia sebesar 91.52 persen yang
diwakili oleh variabel endogen yang terdapat didalam model, sisanya 8.48 persen dijelaskan oleh faktor lain diluar model. Harga impor memberikan respon yang
elastis baik jangka pendek maupun jangka panjang dengan nilai elastisitas sebesar -0.0266 pada jangka pendek dan -0.0932 pada jangka panjang. Harga biji kakao
domestik, tarif impor dan nilai tukar juga memberikan respon yang elastis pada jangka pendek yaitu masing-masing bernilai 0.0932, -0.1657, dan -0.1071. Nilai
tukar sangat erat kaitannya dengan terjadinya depresiasi dan apresiasi nilai mata uang.
Tabel 20. Hasil Estimasi Parameter Volume Impor Biji Kakao Indonesia
Variabel Koefisien
Pr |t| Elastisitas
Nama Variabel SR
LR Intersep
26 871.0700 0.1776
Intersep PMKINR
-0.7961 0.6340 -0.0266
-0.0933 Harga riil impor biji kakao Indonesia
PKDR 0.4349
0.7558 0.0932
0.3272 Harga riil biji kakao domestic EXCRR
-1.3597 0.2916 -0.1071
-0.0453 Nilai tukar riil TM
-1 573.2200 0.3799 -0.1657
-0.5815 Tarif impor LMKIN
0.7149 0.0005
Volume impor biji kakao Indonesia tahun sebelumnya
R-Sq 0.9152 F value
30.22 Adj R-Sq
0.8849 Pr F .0001
DW stat 2.4308 DH stat
0.1619
Depresiasi dan apresiasi nilai mata uang asing akan mengakibatkan perubahan pada ekspor maupun impor negara Indonesia. Jika kurs mengalami
depresiasi, yaitu nilai mata uang dalam negeri menurun dan berarti nilai mata uang asing bertambah tinggi kursnya harganya akan menyebabkan ekspor
meningkat dan impor menurun. Jadi kurs valuta asing mempunyai hubungan yang searah dengan volume ekspor. Kurs dalam negeri mempunyai hubungan yang
searah dengan volume impor.
62 Selanjutnya melemahnya rupiah akan menyebabkan pasar modal dalam
negeri kurang menarik karena adanya resiko nilai tukar yang menyebabkan penurunan nilai investasi dan mempunyai hubungan negatif terhadap return
saham. Penurunan investasi itu sendiri disebabkan karena kenaikan suku bunga pinjaman riil atau bisa diartikan sebagai peningkatan ongkos sewa modal. Karena
itu akan menyebabkan beban pembayaran kembali modal menjadi meningkat dan mengurangi insentif untuk melakukan investasi.
Penurunan investasi menyebabkan pendapatan masyarakat berkurang, sehingga akan mengurangi daya beli masyarakat untuk membeli produk industri,
sehingga menurunkan perkembangan industri. Penurunan industri akan menambah
pengangguran sehingga
perekonomian rakyat
mengalami kemerosotan. Menurunnya mata uang asing akan menurunkan minat eksportir
terhadap mata
uang asing
sehingga ekspor
menurun dan
impor meningkat. Menguatnya nilai rupiah akan menarik minat investor asing untuk
menanamkan modal karena semakin tinggi investasi akan menyebabkan harga saham meningkat sehingga menyebabkan permintaan uang semakin tinggi dengan
tingkat bunga yang semakin tinggi. Investasi asing yang masuk ke dalam negeri menyebabkan pendapatan
nasional dan pendapatan masyarakat meningkat. Peningkatan ini akan meningkatkan daya beli masyarakat, efeknya akan sangat baik untuk
perkembangan perindustrian lokal maupun internasional. Pertumbuhan industri yang semakin banyak tentu akan berdampak positif terhadap jumlah tenaga kerja
yang terserap dalam industri tersebut, akan tetapi banyaknya jumlah tenaga kerja yang terserap dalam industri belum tentu menambah kesejahteraan. Karena
pendapatan tidak dinikmati oleh sebagian besar rakyat karena adanya ketidakmerataan dalam distribusi pendapatan.
6.7 Volume Ekspor Biji Kakao Indonesia