Perumusan Masalah Tujuan Penelitian

6 1. Mengidentifikasi faktor-faktor kebijakan penyebab konversi lahan pertanian di Kelurahan Mulyaharja, Kota Bogor. 2. Mengkaji potensi manfaat dan kerugian dari konversi lahan pertanian ke non- pertanian di Kelurahan Mulyaharja, Kota Bogor. 3. Menganalisis dampak konversi lahan pertanian ke non-pertanian terhadap pendapatan petani.

1.4 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian yang dilakukan hanya dalam ruang lingkup sebagai berikut: 1. Lahan pertanian yang dikonversi adalah lahan sawah untuk tanaman padi dan lahan kering untuk tanaman palawija dengan jenis tanaman satu musim tanam. 2. Kebijakan-kebijakan yang terkait dengan lahan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Kota Bogor. 3. Produk Domestik Regional Bruto PDRB Kota Bogor untuk mengkaji hubungan antara lahan pertanian dengan pendapatan dari hasil pertanian, perumahan, dan jasa lainnya. 4. Pajak Bumi dan Bangunan PBB Kota Bogor dan Kelurahan Mulyaharja untuk mengkaji manfaat dari adanya pembangunan perumahan. 5. Kebijakan pemerintah Kota Bogor adalah salah satu faktor eksternal yang memiliki peran besar terhadap perubahan fungsi lahan pertanian di Kelurahan Mulyaharja. 6. Faktor sosial-ekonomi yang menjadi pengaruh dari adanya konversi lahan pertanian menjadi non-pertanian. 7. Pendapatan bersih usaha tani padi dan palawija net farm income yang merupakan selisih dari pendapatan kotor usaha tani dan pengeluaran total usaha tani. 7 II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Lahan dan Manfaat Lahan Pertanian

Dalam rangka pembangunan ekonomi wilayah, salah satu sumber daya yang pasti akan digunakan adalah lahan. Lahan dan tanah merupakan dua jenis istilah yang berbeda. Tanah merupakan sumber daya alam yang mempunyai sifat fisik, kimia, dan biologi tertentu yang dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan manusia, misalnya dapat dijadikan sebagai tempat kegiatan usaha seperti pertanian dan mendirikan bangunan. Sebaliknya, lahan secara ekonomi sudah siap untuk diusahakan dan memiliki nilai ekonomi yang lebih tinggi. Lahan yang berkaitan dengan kondisi lingkungan memiliki kualitas seperti topografi, struktur, dan kandungan mineral Musthikaningtyas 2009. Berdasarkan pengertian lahan tersebut ada beberapa tujuh konsep lahan Jayadinata 1999, yaitu: 1. Sebagai ruang, memiliki sifat tetap dalam kuantitasnya, tidak dapat dihancurkan, memiliki latitude dan longitude tertentu, serta bersifat tiga dimensi. 2. Sebagai nature, mempunyai akses terhadap sinar matahari, hujan, angin, perubahan iklim, evaporasi, dan kondisi topografi. Selain itu, lahan sebagai nature juga dapat diubah dan dimodifikasi oleh manusia. 3. Sebagai faktor produksi, lahan dapat menghasilkan sumber pangan, papan, bahan bangunan, mineral, dan energi. 4. Sebagai situasi, lahan dapat bermanfaat untuk memberikan akses dan fasilitas transportasi. 5. Sebagai properti, lahan memiliki dasar ketentuan hukum atau legal. Maksudnya adalah suatu area di mana kelompokindividunegara dapat memperoleh hak milik atau penggunaan dengan tanggung jawab. 6. Sebagai barang konsumsi, lahan dapat dimanfaatkan sebagai ruang parkir, apartemen, ataupun ruang bangunan sewa. 7. Sebagai kapital, dalam hal ini terdapat perbedaan antara lahan dan kapital. Lahan merupakan pemberian alam sedangkan kapital adalah buatan manusia. Selain itu, lahan bersifat tetap dan kapital dapat menyusut.