Kependudukan Analisis Dampak Konversi Lahan Pertanian ke Non-Pertanian terhadap Pendapatan Petani di Kelurahan Mulyaharja, Kota Bogor.

32 Tabel 8 Jumlah penduduk menurut mata pencaharian di Kelurahan Mulyaharja, Kota Bogor tahun 2011 Jenis pekerjaan Jumlah penduduk jiwa Persentase Pegawai Negeri Sipil 205 6.09 TNI 4 0.12 POLRI 15 0.45 SwastaBUMNBUMD 5 0.15 WiraswastaPedagang 2 414 71.72 Petani 100 2.97 Pertukangan 122 3.62 Buruh tani 400 11.88 Pensiunan 59 1.75 Jasalain-lain 42 1.25 Jumlah 3 366 100.00 Sumber: Data monografi Kelurahan Mulyaharja 2011 Penduduk Kelurahan Mulyaharja adalah berasal dari warga negara Indonesia yang sebagian besar penduduknya bersuku Sunda. Mobilitas penduduk Kelurahan Mulyaharja yang datang dan pergi pada tahun 2011 juga bervariasi. Sebanyak 353 penduduk yang datang, terdiri dari 178 orang laki-laki dan 175 orang untuk perempuan. Sebaliknya, penduduk yang pindah sebanyak 198 yang terdiri dari 99 orang laki-laki dan 99 orang perempuan. Berdasarkan tingkat usianya mayoritas penduduk Mulyaharja berada pada usia produktif, yaitu umur 0-4 tahun sebanyak 2 292 jiwa, 5-9 tahun sebanyak 1 742 jiwa, 10-14 tahun sebanyak 1 657 jiwa, 15-19 tahun sebanyak 1 359 jiwa, kemudian 20-29 tahun sebanyak 1 437 jiwa, 30-34 tahun sebanyak 1 093 jiwa, selanjutnya 35-39 tahun sebanyak 1 098 jiwa, 40-44 tahun sebanyak 1 037 jiwa, 45-49 tahun sebanyak 910 jiwa, 50-54 tahun sebanyak 860 jiwa, dan umur 60 tahun sebanyak 415 jiwa.

5.3 Kondisi Pertanian

Kelurahan Mulyaharja adalah salah satu daerah di Kecamatan Bogor Selatan yang memiliki lahan pertanian produktif, salah satunya disebabkan karena kondisi geografi wilayah yang sangat mendukung. Kegiatan usaha tani pada lahan sawah dan lahan kering sampai saat ini masih aktif dilakukan oleh petani yang bergabung dalam kelompok tani, walaupun kepemilikan lahan pertanian sebagian besar sudah bukan lagi milik mereka. Hal ini disebabkan karena adanya 33 pengembangan perubahan fungsi lahan pertanian menjadi perumahan dan infrastruktur lainnya yang terjadi di sekitar wilayah Kelurahan Mulyaharja. Oleh sebab itu, petani yang tidak memiliki lahan pertanian tersebut hanya bekerja sebagai petani penggarap. Kelompok tani yang ada di Kelurahan Mulyaharja terdiri dari tiga yaitu, Kelompok Tani Dewasa, Kelompok Wanita Tani, dan Taruna Tani. Kelompok Wanita Tani adalah kelompok tani yang anggotanya merupakan ibu-ibu rumah tangga yang melakukan kegiatan pengolahan dari hasil pertanian, seperti membuat jamur dan makanan-makanan olahan lain. Kemudian Kelompok Taruna Tani yaitu kelompok yang anggotanya aktif dalam melakukan kegiatan pengumpulan dan pengolahan sampah. Sampah-sampah ini berasal dari sampah rumah tangga yang nantinya dipisah berdasarkan jenis sampahnya, yaitu organik dan anorganik. Sampah organik tersebut kemudian diolah untuk dijadikan pupuk organik dan dijual kembali, khususnya kepada masyarakat Mulyaharja yang melakukan budidaya pada tanaman hias. Sebaliknya, sampah anorganik langsung dijual setelah dilakukan pemisahan jenis sampahnya, seperti botol plastik, kaleng, dan kertas-kertas. Hal ini karena Kelompok Taruna Tani masih berfokus pada pengolahan untuk sampah organik. Berikutnya adalah Kelompok Tani Dewasa yang terdiri dari dua kelompok, yaitu kelompok tani Pandawa dan kelompok tani Lemah Duhur. Kegiatan yang dilakukan oleh kelompok tani Pandawa ini tidak lagi pada lahan pertanian, karena lahan yang dulunya digunakan untuk mencari nafkah tersebut sudah beralihfungsi menjadi peruntukan lain. Perubahan kepemilikan lahan dan pengalihfungsian yang terjadi setiap tahunnya terutama sejak direncanakannya pengembangan untuk wilayah Kecamatan Bogor Selatan sebagai perumahan baru dengan koefisien dasar bangunan KDB rendah yaitu 70 kawasan tidak terbangun dan 30 kawasan terbangun, menyebabkan sebagian lahan pertanian dialihfungsikan. Akibat kondisi yang demikian, aktivitas yang masih dilakukan oleh kelompok tani Pandawa hanya sebatas pada kegiatan penggilingan padi. Untuk memenuhi penggilingan tersebut, 90 gabah diperoleh dari luar daerah Kota Bogor seperti Cianjur dan Sukabumi, kemudian 10 lagi berasal dari Bogor Barat dan Bogor Timur.