Pendekatan Produktivitas dan Perubahan Pendapatan

26 ganti rugi berdasarkan perubahan produktivitas sebelum dan setelah terjadinya kerusakan. Oleh karena itu, peneliti menggunakan metode yang digunakan Sihite 2001 dalam menilai penurunan produktivitas yang telah disesuaikan berdasarkan kondisi di lokasi penelitian, yaitu: 1. Produktivitas pada lahan sawah � � = � � � − � � � � … … … … … . . 9 � =1 � =1 Di mana: � � = Nilai kerugian turunnya hasil panen tanaman pertanian lahan sawah � � � = Jumlah hasil panen tanaman ke-i per hektar sebelum konversi pada setiap lahan j kgha � � = Jumlah hasil panen tanaman ke-i per hektar setelah konversi pada setiap lahan j kgha � = Luas tanaman ke-i sekarang pada setiap lahan j ha � = Harga produksi tanaman ke-i sekarang pada setiap lahan j Rpkg = Jenis tanaman pada lahan sawah = Areal pertanian di Kelurahan Mulyaharja 2. Produktivitas pada lahan kering � � = � � � − � � � � … … … . … 10 � =1 � =1 Di mana: � � = Nilai kerugian turunnya hasil panen tanaman pertanian lahan kering � � � = Jumlah hasil panen tanaman ke-i per hektar sebelum konversi pada setiap lahan j kgha � � = Jumlah hasil panen tanaman ke-i per hektar setelah konversi pada setiap lahan j kgha � = Luas tanaman ke-i sekarang pada setiap lahan j ha 27 � = Harga produksi tanaman ke-i sekarang pada setiap lahan j Rpkg = Jenis tanaman pada lahan kering = Areal pertanian di Kelurahan Mulyaharja Adanya alih fungsi lahan pertanian sebagai lahan usaha tani, secara langsung dapat mempengaruhi perubahan hasil produksi yang diterima oleh petani. Dengan demikian, berdasarkan hasil yang diperoleh dari pendekatan produktivitas tersebut selanjutnya dampak kerugian ekonomi terhadap pendapatan petani dapat diestimasi. Di bawah ini adalah metode yang digunakan untuk menilai hilangnya produksi pada lahan pertanian akibat konversi lahan 4 dengan membandingkan nilai dan biaya produksi usaha tani pada sebelum dan sesudah terjadinya alih fungsi lahan pertanian, yaitu: 1. Nilai Produksi Tanaman NPT Produksi Padi �� = � � … … … … … … … … … … … … … … … … … … … . 11 Di mana: �� = Nilai produksi tanaman ke-i Rpthn � = Produk rata-rata tanaman jenis-i pada unit lahan-j tonha � = Harga per jenis produksi ke-i Rpkg LS = Luas sawah seluruh unit lahan ha = Jenis tanaman pada setiap unit lahan = Unit lahan sawah Produksi Tanaman Palawija �� = � � … … … … … … … … … … … … … … … … … … . 12 Di mana: �� = Nilai produksi tanaman ke-i Rpthn � = Produk rata-rata tanaman jenis-i pada unit lahan-q tonha � = Harga per jenis produksi ke-i Rpkg 4 marno.lecture.ub.ac.idfiles201201METODE-VALUASI-EKONOMI-EKOSISTEM-LAHAN- PERTANIAN.doc. diakses pada tanggal 1 Januari 2013. 28 = Luas lahan kering tanaman palawija seluruh unit lahan ha = Jenis tanaman pada setiap unit lahan = Unit lahan kering tanaman palawija 2. Biaya Produksi Tanaman BPT Biaya Produksi Padi = … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … . 13 �� = … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … 14 Di mana: �� = Biaya produksi tanaman ke-i Rpthn = Input rata-rata tanaman jenis-i pada unit lahan-j kgha = Jumlah input produksi tanaman jenis-i kg = Luas sawah pada unit lahan-j ha = Harga per jenis input produksi ke-i Rpkg LS = Luas sawah seluruh unit lahan ha = Jenis input produksi pada setiap unit lahan = Unit lahan sawah Biaya Produksi Tanaman Palawija = … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … . … … 15 �� = … … … … … … … … … … … … … … … … … . … … 16 Di mana: �� = Biaya produksi tanaman ke-i Rpthn = Input rata-rata tanaman jenis-i pada unit lahan-q kgha = Jumlah input produksi tanaman jenis-i kg = Luas lahan kering tanaman palawija pada unit lahan-q ha = Harga per jenis input produksi ke-i Rpkg LK = Luas lahan kering tanaman palawija seluruh unit lahan ha = Jenis input produksi pada setiap unit lahan = Unit lahan kering tanaman palawija 29 Dengan diketahuinya nilai ekonomi produksi pada usaha tani padi dan palawija, peneliti dapat mengidentifikasi perubahan pendapatan yang diperoleh petani dari sebelum dan setelah terjadinya konversi lahan pertanian. Nilai perubahan pendapatan tersebut diperoleh dari selisih antara penerimaan dengan jumlah biaya yang dikeluarkan oleh petani. Untuk memudahkan dalam mengetahui besarnya perubahan pendapatan yang diterima petani, digunakan matriks seperti Tabel 6. Tabel 6 Matriks perubahan pendapatan petani Nilai Produksi Tanaman Rptonha Biaya Produksi Tanaman Rptonha Pendapatan Rptonha Padi Palawija Padi Palawija Sebelum konversi Setelah konversi Selisih perubahan Sumber: Data primer diolah 2013 30 V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

5.1 Kondisi Geografis Kelurahan Mulyaharja

Kelurahan Mulyaharja merupakan Kelurahan yang terletak di Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat. Jarak dari kelurahan menuju pemerintahan kecamatan hanya 5 km, sedangkan jarak menuju pusat pemerintah Kota Bogor yaitu ± 7 km. Kelurahan yang berada di kaki Gunung Salak ini memiliki suhu udara rata-rata 15 ◦C sampai 25 ◦C dan merupakan Kelurahan yang berada pada ketinggian tanah tertinggi di antara kelurahan-kelurahan yang ada di Kecamatan Bogor Selatan, yaitu 600 meter di atas permukaan laut. Selanjutnya, Kelurahan Mulyaharja yang memiliki luas wilayah sekitar 479.005 ha, rata-rata sebagian besar lahannya memiliki kedalaman efektif lahan 100 cm yaitu dengan luas 417.97 ha dan memiliki kondisi hydro-geologi muda mencapai 438.40 ha. Berdasarkan batas wilayahnya, Kelurahan Mulyaharja diapit oleh dua sungai yaitu sungai Cibeureum dan sungai Cipinanggading, yang merupakan batas wilayah alam dengan kelurahan lain. Adapun batas wilayah administratif Kelurahan Mulyaharja menurut data monografi kelurahan sebagai berikut: 1. Sebelah utara : Kelurahan Cikaret 2. Sebelah selatan : Desa Sukaharja 3. Sebelah barat : Kelurahan Pamoyanan 4. Sebelah timur : Desa Sukamantri Dari informasi yang diperoleh, dahulu Kelurahan Mulyaharja adalah salah satu desa yang berada di bawah pemerintahan Kabupaten Bogor. Pemekaran Kota Bogor berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 2 tahun 1995 dan Instruksi Menteri Dalam Negeri tahun 1995 tanggal 24 Agustus 1995 tentang Perubahan Batas –batas Wilayah Kotamadya DT. II Bogor, serta Peraturan Daerah Nomor 9 tahun 2001 tentang Perubahan Desa Menjadi Kelurahan, mencantumkan Desa Mulyaharja dalam wilayah Kota Bogor sehingga statusnya berubah menjadi Kelurahan pada tanggal 1 September 2001. Lahan yang berada di Kelurahan Mulyaharja ini sebagian besar dimanfaatkan untuk kegiatan ekonomi, yaitu pertanian dan perdagangan. Luas lahan yang diperuntukan untuk sektor pertanian itu sendiri memang lebih besar dibandingkan dengan lahan untuk peruntukan lain, 31 yaitu sekitar 90 ha untuk lahan sawah dan 20 ha untuk lahan kering ladang. Hal tersebut dikarenakan potensi Kelurahan yang sangat cocok untuk aktivitas usaha tani. Ada beberapa jenis penggunaan lahan yang digunakan di Kelurahan Mulyaharja yang dirinci pada Tabel 7 di bawah ini. Tabel 7 Penggunaan lahan di Kelurahan Mulyaharja, Kota Bogor tahun 2011 Jenis penggunaan lahan Luas lahan ha Persentase a. PertokoanPerdagangan 1.00 0.88 b. Perkantoran 0.08 0.07 c. Tanah wakaf 0.50 0.44 d. Tanah sawah 1 Irigasi teknis 70.00 61.63 2 Sawah pasang surut 16.00 14.09 e. Tanah kering 1 Pekarangan 4.00 3.52 2 Tegalan 20.00 17.61 3 Tempat rekreasi 2.00 1.76 Jumlah 113.58 100.00 Sumber: Data monografi Kelurahan Mulyaharja 2011

5.2 Kependudukan

Kelurahan Mulyaharja memiliki jumlah penduduk sebesar 16 381 jiwa, yang didominasi oleh penduduk berjenis kelamin laki-laki sebesar 8 523 jiwa sedangkan untuk perempuannya 7 858 jiwa. Kelurahan Mulyaharja dibagi menjadi 55 Rukun Tetangga RT dan 12 Rukun Warga RW. Mayoritas agama penduduk adalah Islam. Sebagian besar penduduk Mulyaharja adalah lulusan Sekolah DasarMI dengan jumlah 6 435 jiwa, disusul dengan lulusan SMASLTAAliyah 1 150 jiwa, Taman Kanak-kanak 984 jiwa, SMPSLTPMTS 900 jiwa, AkademiD1-D3 120 jiwa, dan Sarjana S1-S3 70 jiwa. Selain itu, jumlah penduduk di Kelurahan Mulyaharja menurut mata pencahariannya dapat dilihat pada Tabel 8. Pada tabel tersebut, sebagian besar penduduk berprofesi sebagai wiraswastapedagang dan buruh tani. Jumlah buruh tani yang cukup besar tersebut dikarenakan adanya kepemilikan lahan pertanian yang semakin berkurang akibat kegiatan pengalihfungsian lahan pertanian yang terjadi di Kelurahan Mulyaharja. Hal ini juga ditunjukan oleh kecilnya jumlah penduduk yang berprofesi sebagai petani yaitu sebesar 100 jiwa.