7
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Lahan dan Manfaat Lahan Pertanian
Dalam rangka pembangunan ekonomi wilayah, salah satu sumber daya yang pasti akan digunakan adalah lahan. Lahan dan tanah merupakan dua jenis istilah
yang berbeda. Tanah merupakan sumber daya alam yang mempunyai sifat fisik, kimia, dan biologi tertentu yang dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan manusia,
misalnya dapat dijadikan sebagai tempat kegiatan usaha seperti pertanian dan mendirikan bangunan. Sebaliknya, lahan secara ekonomi sudah siap untuk
diusahakan dan memiliki nilai ekonomi yang lebih tinggi. Lahan yang berkaitan dengan kondisi lingkungan memiliki kualitas seperti topografi, struktur, dan
kandungan mineral Musthikaningtyas 2009. Berdasarkan pengertian lahan tersebut ada beberapa tujuh konsep lahan Jayadinata 1999, yaitu:
1. Sebagai ruang, memiliki sifat tetap dalam kuantitasnya, tidak dapat
dihancurkan, memiliki latitude dan longitude tertentu, serta bersifat tiga dimensi.
2. Sebagai nature, mempunyai akses terhadap sinar matahari, hujan, angin,
perubahan iklim, evaporasi, dan kondisi topografi. Selain itu, lahan sebagai nature juga dapat diubah dan dimodifikasi oleh manusia.
3. Sebagai faktor produksi, lahan dapat menghasilkan sumber pangan, papan,
bahan bangunan, mineral, dan energi. 4.
Sebagai situasi, lahan dapat bermanfaat untuk memberikan akses dan fasilitas transportasi.
5. Sebagai properti, lahan memiliki dasar ketentuan hukum atau legal.
Maksudnya adalah suatu area di mana kelompokindividunegara dapat memperoleh hak milik atau penggunaan dengan tanggung jawab.
6. Sebagai barang konsumsi, lahan dapat dimanfaatkan sebagai ruang parkir,
apartemen, ataupun ruang bangunan sewa. 7.
Sebagai kapital, dalam hal ini terdapat perbedaan antara lahan dan kapital. Lahan merupakan pemberian alam sedangkan kapital adalah buatan manusia.
Selain itu, lahan bersifat tetap dan kapital dapat menyusut.
8 Utomo et al. 1992 dalam Astuti 2011 menyatakan bahwa lahan sebagai
modal alami utama yang melandasi kegiatan kehidupan memiliki dua fungsi dasar, yaitu:
1. Fungsi kegiatan budidaya, memiliki makna suatu kawasan yang dapat
dimanfaatkan untuk berbagai penggunaan, seperti pemukiman, perkebunan, perkotaan maupun pedesaan, hutan produksi, dan lain-lain.
2. Fungsi lindung, memiliki makna suatu kawasan yang ditetapkan dengan
fungsi utamanya untuk melindungi kelestarian lingkungan hidup yang ada, yang mencakup sumber daya alam, sumber daya buatan, nilai sejarah, dan
budaya bangsa yang bisa menunjang pemanfaatan budidaya. Irawan 2005 menyatakan dalam penelitiannya bahwa secara garis besar
manfaat lahan pertanian dibagi atas dua kategori. Pertama, use values atau nilai penggunaan yang dapat pula disebut sebagai personal use values. Manfaat ini
dihasilkan dari kegiatan eksploitasi atau kegiatan usaha tani yang dilakukan pada sumber daya lahan pertanian. Manfaat use values juga dibedakan atas manfaat
langsung dan tidak langsung. Manfaat langsung dapat berupa output yang dapat dipasarkan dan berupa manfaat yang nilainya tidak terukur secara empirik atau
harganya tidak dapat ditentukan secara eksplisit. Sebaliknya, manfaat tidak langsung berkaitan dengan aspek lingkungan. Kedua, non-use values yang disebut
sebagai intrinsic values atau manfaat bawaan. Maksudnya adalah berbagai manfaat yang tercipta dengan sendirinya walaupun bukan merupakan tujuan dari
kegiatan eksploitasi yang dilakukan oleh pemilik lahan. Selanjutnya, manfaat lahan pertanian yang bersifat tidak langsung atau
memiliki fungsi lingkungan dapat disebut sebagai multifungsi lahan pertanian, seperti sebagai pengendali banjir, pencegah erosi dan sedimentasi, pemasok
sumber air tanah, pelestari keanekaragaman hayati, pelestari budaya pedesaan, pembersih dan penyejuk udara, tempat rekreasi, dan kesenangan Yoshida dan
Goda 2001 dalam Irawan et al. 2006.
2.2 Konsep Petani
Petani erat kaitannya dengan lahan pertanian, di mana untuk melakukan usaha taninya diperlukan lahan sebagai faktor utama dan penting sehingga dapat