15 Gambar 1 tersebut menunjukan bahwa lingkaran pertama merupakan
wilayah yang berada di pusat kota dan cenderung kepada aktivitas perekonomian. Sebaliknya, untuk lingkaran yang berada pada daerah dua sampai dengan empat
adalah wilayah yang lahannya digunakan untuk kegiatan pertanian secara luas. Oleh karena itu, dengan adanya pola penggunaan lahan pada Gambar 1 secara
umum menerangkan bahwa setiap lahan memiliki fungsi pemanfaatan yang berbeda tergantung dari keberadaan lahan itu sendiri.
Selanjutnya, pola pemanfaatan lahan yang dikemukakan oleh von Thunen di atas dapat digambarkan melalui kurva permintaan berdasarkan jenis komoditi
yang berkaitan dengan land rent dan jarak. Kurva permintaan di sini memiliki slope negatif yang menunjukan bahwa semakin jauhnya jarak dari pusat
pertumbuhan titik 0, maka nilai land rent suatu komoditi akan semakin kecil. Hal tersebut terjadi karena semakin besarnya biaya transportasi yang
dikeluarkanuntuk menuju pusat kota. Asumsi yang digunakan yaitu setiap komoditi memiliki kesuburan lahan yang sama di setiap jarak.
LR housing
tomat indifferent point
padi kelapa
0 X4 X6 X1 X2
X3 Jarak X
Pusat pertumbuhan Gambar 2 Perbedaan land rent dan jarak berdasarkan penggunaan lahan menurut
jenis komoditi Pada
Gambar 2
di atas
terdapat komoditi
housing perumahanpemukiman yang memiliki land rent lebih besar karena jaraknya
yang lebih dekat dengan pusat pertumbuhan kota. Hal ini sejalan bahwa dengan
16 kota yang akan terus berkembang, menyebabkan terjadinya intensitas perubahan
atau spekulasi penggunaan lahan yang memiliki nilai land rent tinggi. Oleh karena itu, jika terjadinya kenaikan pada harga perumahan maka lahan untuk perumahan
akan semakin luas sehingga menyebabkan lahan pada sektor pertanian menjadi semakin sempit.
3.1.2 Conflicting Land Use
Secara umum, land use guna lahan adalah lahan yang dapat digunakan oleh manusia untuk dapat dialokasikan atau dimodifikasi sesuai dengan
kebutuhannya, seperti untuk kegiatan pembangunan, pertanian, konservasi, ataupun sebagai akses dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari. Fungsi guna
lahan direpresentasikan untuk dilibatkan dalam aktivitas-aktivitas ekonomi, seperti produksi, konsumsi, perumahan, transportasi, dan kegiatan yang berkaitan
dengan ruang lingkup sosial-ekonomi
3
. Guna lahan adalah hasil kemampuan membayar sewa dari fungsi ekonomi yang memiliki nilai rent berbeda di wilayah
kota, seperti industri dan perumahan. Lokasi yang optimal atau kondisi di mana aksesibilitas juga optimal adalah lokasi yang terletak di daerah pusat pertumbuhan
ekonomi CBD. Setiap aktivitas yang mencakup di wilayah desa sekalipun akan selalu
berkaitan dengan aktivitas di lokasi pusat ekonomi kota. Akan tetapi, setiap wilayah tersebut memiliki kapasitas yang berbeda dalam mengoptimalkan lokasi.
Adanya fungsi kapasitas yang berbeda dalam memanfaatkan dan menggunakan lahan, sering menimbulkan permasalahan bagaimana lahan itu sendiri
dialokasikan. Ringkasnya,
bahwa setiap
pemanfaatan lahan
memiliki kepentingannya masing-masing dan cenderung berupaya untuk memaksimalkan
rente ekonomi economic rent. Seperti pada Gambar 3 yang menggambarkan perbedaan penggunaan lahan berdasarkan fungsi keberadaannya.
3
http:people.hofstra.edu. diakses pada tanggal 28 Februari 2013.
17 Economic
rent housing
dairy wheat
grazing
Pusat kota Jarak dari kota
Gambar 3 Perbedaan penggunaan lahan
3.2 Kerangka Pemikiran Operasional
Peningkatan jumlah penduduk pada dasarnya memiliki hubungan timbal balik atau feedback dengan pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah atau negara.
Tingginya jumlah penduduk dapat memberikan peluang bagi upaya peningkatan pembangunan di sektor ekonomi. Para investor akan lebih tertarik menanamkan
modalnya pada suatu wilayah yang memiliki tingkat penduduk yang lebih tinggi karena kegiatan ekonomi di wilayah tersebut dapat menciptakan perekonomian
yang lebih hidup dan pesat. Adanya kemajuan dan kedinamisan sistem perekonomian juga memicu terjadinya migrasi masyarakat ke wilayah tersebut
untuk mencari pekerjaan ataupun melakukan suatu usaha bisnis, sehingga menimbulkan kecenderungan ketidakmerataan pembangunan ekonomi.
Selain itu, peningkatan jumlah penduduk berarti kebutuhan akan sumber daya juga terus meningkat, salah satunya adalah sumber daya lahan.
Ketidakmerataan yang terjadi di wilayah tertentu akibat pertumbuhan ekonomi yang sentralistik menciptakan opportunity cost dari penggunaan lahan yang
tersedia. Dengan situasi yang demikian, maka kebijakan-kebijakan terhadap penggunaan lahan harus mempertimbangkan aspek fungsi dan manfaat lahan
untuk jangka panjang dan harus menghindari dari tingginya cost yang dikeluarkan akibat adanya kerugian dari penataan lahan yang tidak bijak.