Fungsi Produksi Lestari Perikanan Selar Kuning

Keterangan: : Rezim MEY : Rezim OA : Rezim MSY Sumber: Hasil penelitian 2014 Gambar 18 Hubungan kuadratik antara upaya penangkapan alat tangkap payang dan jumlah hasil tangkapan ikan selar kuning di Perairan Kepulauan Seribu terkoreksi Keterangan: : Rezim MEY : Rezim OA : Rezim MSY

6.4 Analisis Tangkap Lebih Overfishing Perikanan Selar Kuning

Analisis tangkap lebih perikanan selar kuning di Perairan Kepulauan Seribu perlu dilakukan untuk mengetahui kondisi penangkapan perikanan selar kuning. Analisis tangkap lebih dalam penelitian ini dilakukan dalam rezim Open Access OA dan ditinjau dari sisi upaya penangkapan. Harga riil rata-rata ikan selar kuning dan biaya riil rata-rata penangkapan ikan selar kuning yang diperoleh dalam penelitian ini berturut-turut adalah sebesar Rp 4 882 265.12ton dan Rp 421 783.63trip. Harga riil tersebut disubstitusikan ke dalam persamaan kurva total penerimaan TR = p1.572920213E – 0.002348519E 2 , sehingga diperoleh TR = 4 882 265.121.572920213E – Hasil tangkapan ton Effort Unit OA 632.96 unit 54.68 ton MEY 316.48 unit 262.57 ton MSY 334.87 unit 263.37 ton 2007 2009 2010 2008 2011 2013 2012 Aktual Rata-rata 0.002348519E 2 dan hasil substitusi biaya riil pada persamaan kurva total biaya adalah TC = 421 783.63E. Persamaan rente lestari dapat diperoleh setelah mengetahui persamaan TR dan TC, sehingga diperoleh πE = 7 257 629.86E – 11 466.09E 2 . Pada perikanan yang dikendalikan dalam rezim OA rente ekonomi yang dihasilkan adalah nol πE = 0, maka dapat dihasilkan keseimbangan upaya dalam kondisi OA yaitu sebesar 0 dan 632 unit. Karena upaya yang digunakan diasumsikan upaya yang positif, maka tingkat upaya aktual rata-rata berdasarkan data asli maupun data terkoreksi 396 unit belum mendekati ataupun melewati tingkat upaya pada kondisi OA. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi pemanfaatan sumberdaya ikan selar kuning belum mengalami economic overfishing. Tingkat upaya pada kondisi MSY diperoleh dari hasil menurunkan fungsi produksi dengan mengasumsikan nilai turunan tersebut sama dengan nol adalah sebesar 334 unit. Walaupun tingkat upaya aktual rata-rata berdasarkan data asli maupun data terkoreksi 396 unit telah melewati tingkat upaya pada kondisi MSY, namun kondisi perikanan aktual rata-rata belum dapat dikatakan mengalami overfishing secara biologi. Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa kondisi perikanan aktual rata-rata hanya menunjukkan tingkat upaya yang berlebihan karena jika ditinjau dari titik keseimbangan penerimaan dan biaya pada kondisi perikanan aktual rata-rata tidak menyentuh dan berada dibawah kurva TR. Selain itu, kondisi ini juga menunjukkan bahwa kondisi perikanan aktual rata-rata masih belum efisien karena rente ekonomi yang lebih besar sebenarnya masih dapat diperoleh dengan mengacu pada kondisi MEY. Gambar 19 dan 20 menyajikan analisis tangkap lebih pada perikanan selar kuning di Perairan Kepulauan Seribu yang ditinjau dari tingkat upaya aktual rata-rata. Sumber: Hasil penelitian 2014 Gambar 19 Pengamatan overfishing berdasarkan tingkat upaya aktual rata-rata Penerimaan, Biaya Rp Effort Unit Aktual rata-rata 296.83 unit MEY 593.65 unit OA MSY 313,60 unit TC TR Sumber: Hasil penelitian 2014 Gambar 20 Pengamatan overfishing berdasarkan tingkat upaya aktual rata-rata terkoreksi Gambar 19 dan 20 menjelaskan analisis tangkap lebih yang ditinjau berdasarkan tingkat upaya aktual rata-rata. Pada tingkat upaya aktual rata-rata berdasarkan data asli diperoleh nilai Total Revenue dengan persamaan 4.17 sebesar Rp 821 475 979.69 dan nilai Total Cost diperoleh dengan persamaan 4.18 sebesar Rp 167 387 846.01, sedangkan pada kondisi upaya aktual rata-rata berdasarkan data terkoreksi diperoleh nilai Total Revenue dengan persamaan 4.17 sebesar Rp 942 730 521.26 dan nilai Total Cost diperoleh dengan persamaan 4.18 sebesar Rp 167 387 846.01. Kedua kondisi penangkapan perikanan ini belum mengalami overfishing, baik secara biologi maupun ekonomi. Analisis tangkap lebih dalam penelitian ini juga ditinjau berdasarkan data aktual tahunan. Hal ini dilakuakan untuk mengetahui kondisi penangkapan perikanan selar kuning yang sebenarnya di Perairan Kepulauan Seribu pada tahun 2007-2013. Metode yang digunakan untuk mengetahui kondisi tersebut adalah Copes’ ye Ball method. Penerapan metode tersebut disajikan dalam Gambar 21 dan 22. Penerimaan, Biaya Rp TC TR Effort Unit OA 632.96 unit MEY 316.48 unit 334,87 unit MSY Aktual rata-rata

Dokumen yang terkait

Kajian Stok Sumber Daya Ikan Selar Kuning Selaroides leptolepis (Cuvier 1833) di Perairan Selat Sunda yang didaratkan di PPP Labuan, Banten

3 6 47

Dinamika Populasi dan Biologi Reproduksi Ikan Selar Kuning (Selaroides leptolepis) di Perairan Selat Sunda

7 28 91

ASPEK BIOLOGI REPRODUKSI IKAN SELAR KUNING (Selaroides leptolepis Cuvier, 1833) DI PERAIRAN SELAT SUNDA, PROVINSI BANTEN

3 16 39

Dinamika Perubahan Suhu dan Klorofil-a Serta Hubungannya terhadap Distribusi Ikan Selar Kuning (Selaroides leptolepis) di Perairan Pantai Timur Sumatera Utara

0 0 17

Dinamika Perubahan Suhu dan Klorofil-a Serta Hubungannya terhadap Distribusi Ikan Selar Kuning (Selaroides leptolepis) di Perairan Pantai Timur Sumatera Utara

0 4 4

Dinamika Perubahan Suhu dan Klorofil-a Serta Hubungannya terhadap Distribusi Ikan Selar Kuning (Selaroides leptolepis) di Perairan Pantai Timur Sumatera Utara

0 0 9

Dinamika Perubahan Suhu dan Klorofil-a Serta Hubungannya terhadap Distribusi Ikan Selar Kuning (Selaroides leptolepis) di Perairan Pantai Timur Sumatera Utara

1 3 5

Dinamika Perubahan Suhu dan Klorofil-a Serta Hubungannya terhadap Distribusi Ikan Selar Kuning (Selaroides leptolepis) di Perairan Pantai Timur Sumatera Utara

0 0 2

Dinamika Perubahan Suhu dan Klorofil-a Serta Hubungannya terhadap Distribusi Ikan Selar Kuning (Selaroides leptolepis) di Perairan Pantai Timur Sumatera Utara

0 0 16

Studi Pertumbuhan dan Laju Eksploitasi Ikan Selar Kuning (Selaroides leptolepis Cuvier, 1833) di Perairan Selat Malaka Kecamatan Medan Belawan Provinsi Sumatera Utara

0 0 13