Lama Bekerja sebagai Nelayan
tersebut menunjukkan nilai koefisien determinasi R
2
yang mendekati satu, yaitu sebesar 0.700782704 data asli dan 0.676500055 data terkoreksi. Walpole
1992 menjelaskan bahwa nilai R
2
menunjukkan tingkat presentase dari keragaman variabel dependent yang menggambarkan adanya hubungan linear
dengan variabel independent. Nilai R
2
yang mendekati nilai satu menunjukkan bahwa model semakin baik. Nilai R
2
sebesar 0.700782704 menunjukkan bahwa 70.08 keragaman nilai CPUE dipengaruhi oleh variabel upaya dan sisanya
dipengaruhi oleh variabel lain di luar model dan nilai R
2
sebesar 0.676500055 menunjukkan bahwa 67.65 keragaman nilai CPUE dipengaruhi oleh variabel
upaya dan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain di luar model. Estimasi model bioekonomi perikanan selar kuning di Perairan Kepulauan Seribu berdasarkan
data asli adalah y = 1.615300226 0.002575425E, sedangkan estimasi model
bioekonomi berdasarkan data terkoreksi adalah y = 1.572920213 0.002348519E. Variabel y adalah variabel dependent CPUE, koefisien intersep
1.615300226 dan 1.572920213 adalah nilai dari α, dan koefisien upaya -
0.002575425 dan -0.002348519 adalah nilai dari β. Kedua model bioekonomi ini
signifikan pada taraf nyata α = 5.
Tabel 4 Data regresi antara CPUE dan upaya perikanan selar kuning di Perairan Kepulauan Seribu
Tahun Produksi
Ton Produksi
terkoreksi Ton
Effort Unit
CPUE Tonunit
CPUE terkoreksi
Tonunit
2007 329.80
329.80 521
0.63 0.63
2008 47.60
221.45 521
0.09 0.43
2009 113.10
113.10 521
0.22 0.22
2010 126.60
126.60 521
0.24 0.24
2011 127.40
127.40 150
0.85 0.85
2012 181.70
181.70 392
0.46 0.46
2013 251.60
251.60 152
1.66 1.66
Sumber: DKP Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu 2012, DKP Provinsi DKI Jakarta 2007, DKP Provinsi DKI Jakarta 2012, DKP Provinsi DKI Jakarta 2013, diolah 2014
Fungsi produksi dalam model Gordon-Schaefer terdiri dari variabel dependent dan independent. Variabel dependent dilambangkan oleh h yang
mewakili fungsi produksi atau jumlah hasil tangkapan ton, sedangkan variabel independent dalam fungsi tersebut adalah upaya E dengan satuan unit. Karena
nilai α dan β sudah diketahui dan sudah bisa disubstitusikan ke dalam fungsi
produksi, maka fungsi produksi perikanan selar kuning di Perairan Kepulauan Seribu berdasarkan data asli dapat dituliskan menjadi h = 1.615300226E
0.002575425E
2
dan berdasarkan data terkoreksi dapat dituliskan menjadi h = 1.572920213E
0.002348519E
2
.
6.2 Aspek Ekonomi Pengusahaan Sumberdaya Ikan Selar Kuning 6.2.1 Estimasi Biaya
Biaya merupakan salah satu parameter ekonomi yang dikaji dalam analisis bioekonomi perikanan selar kuning ini. Karena kegiatan penangkapan selar
kuning di lokasi penelitian bersifat one day fishing, maka biaya yang dikaji dalam penilitian ini merupakan biaya operasional penangkapan per hari dan diasumsikan
konstan. Data biaya diperoleh dari data primer, yaitu dengan cara mewawancarai nelayan responden di lokasi penelitian.
Biaya operasional penangkapan per hari dalam penelitian ini meliputi biaya bahan bakar solar dan perbekalan melaut Lampiran 6. Biaya bahan bakar
solar per liter di Pulau Sebira adalah Rp 8 500liter. Hal ini dikarenakan lokasi Pulau Sebira yang jauh dari pusat kota, sehingga membutuhkan biaya transportasi
untuk mengangkut bahan bakar solar yang lebih besar. Rata-rata biaya nominal per trip yang diperoleh dari data primer, dengan asumsi aktivitas nelayan di lokasi
penelitian yang efektif untuk menangkap ikan selar kuning adalah sembilan bulan dan dalam satu bulan hari yang efektif untuk menangkap selar kuning
diasumsikan 26 hari, adalah sebesar Rp 374 285.71. Nilai biaya tersebut disesuaikan dengan Indeks Harga Konsumen IHK ikan segar yang berlaku di
Provinsi DKI Jakarta dengan tahun dasar 2012 BPS Provinsi DKI Jakarta 2014, sehingga diperoleh nilai biaya riil penangkapan ikan selar kuning per trip sebesar
Rp 421 783.63trip.