Kingdom:Animalia Filum:Chordata
Kelas:Actinopterygii Ordo:Perciformes
Famili:Carangidae Genus: Selaroides
Spesies: S. leptolepis Ikan selar kuning merupakan salah satu sumberdaya ikan yang memiliki
nilai ekonomi tinggi. Hal ini dapat dibuktikan dengan laju penangkapan ikan yang mengalami peningkatan dari tahun ke tahunnya di Perairan Kepulauan Seribu
seperti yang terdapat pada Tabel 1. Oleh karena itu, penelitian terhadap sumberdaya ikan selar kuning di Perairan Kepulauan Seribu perlu dilakukan agar
kelestarian sumberdayanya dapat tetap terjaga.
2.3 Deskripsi Alat Tangkap Payang
Menurut klasifikasi Von Brandt 1984 dalam Pane 2008, payang termasuk dalam kelompok besar “seine net” yaitu alat tangkap yang memiliki
warp penarik yang sangat panjang dengan cara melingkari area atau wilayah seluas-luasnya dan kemudian menariknya ke pantai atau kapal. Seine net terdiri
dari kantong dan dua buah sayap panjang dan tali penarik disertai pelampung dan pemberat. Alat tangkap ini sesuai perkembangan dimodifikasi disesuaikan dengan
daerah penangkapan dan spesies ikan yang ditangkap. Menurut Monintja 1991 dalam Pane 2008, jaring pada payang terdiri
atas kantong, dua sayap, dua tali ris, tali selambar, pelampung, dan pemberat. Kantong adalah satu kesatuan yang berbentuk kerucut, semakin ke ujung ukuran
mata jaringnya semakin kecil. Kantong berfungsi untuk tempat berkumpulnya ikan yang tertangkap. Sayap terdiri dari sayap kiri dan sayap kanan dengan ukuran
mata lebih besar dari ukuran pada bagian jaring yang lain. Sayap berfungsi untuk penggiring atau pengurung ikan.Tali ris berfungsi untuk merentangkan jaring dan
sebagai tempat tali pelampung float dan tali pemberat sinker. Tali ris ini terdiri dari tali ris atas dan tali ris bawah. Pelampung berfungsi untuk mempertahankan
bentuk jaring sesuai dengan yang diinginkan dalam tujuan penangkapan. Pemberat berfungsi untuk menenggelamkan bagian bawah secara sempurna
sehingga membentuk bukaan mulut yang maksimum. Menurut Cahyono 2014, penangkapan dengan jaring payang dapat
dilakukan baik pada malam maupun siang hari. Pada saat malam hari, terutama pada saat tidak dalam keadaan terang bulan, dengan menggunakan alat bantu
lampu petromaks kerosene pressure lamp. Sedangkan penangkapan yang dilakukan pada siang hari menggunakan alat bantu rumponpayaos fish
aggregating device atau terkadang tanpa alat bantu rumpon, yaitu dengan cara menduga-duga di wilayah perairan yang dianggap banyak terdapat ikan atau
mencari gerombolan ikan. Penangkapan dengan payang dapat dilakukan baik dengan perahu layar
maupun dengan kapal motor. Penggunaan tenaga berkisar antara 6 orang untuk payang berukuran kecil dan 16 orang untuk payang besar.
2.4 Analisis Bioekonomi
Menurut Fauzi 2010b, pengelolaan sumberdaya ikan pada mulanya banyak didasarkan pada faktor biologi semata, dengan pendekatan yang disebut
Maximum Sustainable Yield MSY. Inti pendekatan ini adalah bahwa setiap spesies ikan memiliki kemampuan untuk berproduksi melebihi kapasitas produksi
surplus, sehingga apabila surplus ini dipanen secara seimbang tidak lebih dan tidak kurang, maka stok ikan akan mampu bertahan secara berkesinambungan
sustainable. Namun belakangan MSY ini banyak dikritisi karena beberapa kelemahan
mendasar. Conrad dan Clark 1987 dalam Fauzi 2010a menyatakan bahwa: 1.
Tidak bersifat stabil, karena, perkiraan stok yang meleset sedikit saja bisa mengarah ke pengurasan stok stock depletion.
2. Didasarkan pada konsep steady state keseimbangan semata, sehingga tidak
berlaku pada kondisi nonsteady state. 3.
Tidak memperhitungkan nilai ekonomis apabila stok ikan tidak dipanen imputed value.