Perkembangan Ekspor Minyak Inti Sawit Indonesia ke Belanda
ke Belanda DHEXCPOI, produksi minyak sawit Indonesia PRCPOI, dan pajak ekspor minyak sawit Indonesia ke Belanda PCPOEXIB.
Tabel 24. Hasil Estimasi Parameter dan Nilai Elastisitas Persamaan Ekspor Minyak Sawit Indonesia ke Belanda
No Variabel
Estimasi Parameter
Elastisitas Prob|t|
VIF SR
LR
1 Intercept
302.034
n.a n.a
0,0005 2
DHEXCPOIB 19,1669
0,01858
n.a
0,4635 1,046
3 PRCPOI
0,02616 0,49034
n.a
0,0001 1,212
4 PCPOEXIB
-1.505,13 -0,04244
n.a
0,1902 1,166
Prob-F 0,000342
Prob. Chi-Square 0,0879
R
2
0,654312 Prob.Obs R-Square
0,0719 DW
1,792462 Jarque-Bera
0,2471
Keterangan: berpengaruh nyata pada taraf α = 1
berpengaruh nyata pada taraf α = 20 n.a = not applicable
Semua tanda koefisien variabel independen pada persamaan ekspor minyak sawit Indonesia ke Belanda sudah sesuai dengan hipotesis yang dikemukakan dan
logis dari sudut pandang ekonomi. Nilai uji statistik-F kurang dari taraf α 1
artinya variabel delta harga ekspor minyak sawit Indonesia ke Belanda, produksi minyak sawit Indonesia, dan pajak ekspor minyak sawit Indonesia ke Belanda
secara bersama-sama mampu menjelaskan variabel ekspor minyak sawit Indonesia ke Belanda dengan baik. Nilai uji statistik-t menunjukkan bahwa
variabel produksi minyak sawit Indonesia berpengaruh pada taraf nyata 1 terhadap ekspor minyak sawit Indonesia ke Belanda, sedangkan variabel pajak
ekspor minyak sawit Indonesia ke Belanda berpengaruh pada taraf α 20
terhadap ekspor minyak sawit Indonesia ke Belanda. Dilihat dari koefisien determinasi R
2
sebesar 0,654312, hal ini berarti 65,4312 keragaman ekspor minyak sawit Indonesia ke Belanda dapat dijelaskan oleh variabel delta harga
ekspor minyak sawit Indonesia ke Belanda, produksi minyak sawit Indonesia, dan pajak ekspor minyak sawit Indonesia ke Belanda.
Hasil uji normalitas Lampiran 9 didapatkan nilai Jarque-Bera sebesar 0,2471 lebih besar dari taraf
α 5 artinya error term dalam persamaan ekspor minyak sawit Indonesia ke Belanda terdistribusi normal. Hasil pengujian LM-test
Breusch-Godfrey Lampiran 10 diketahui bahwa nilai probabilitas Chi-Square
sebesar 0,0879 lebih besar dari taraf α 5 artinya dapat disimpulkan tidak
terdapat masalah autokorelasi dalam persamaan ekspor minyak sawit Indonesia ke Belanda. Pengujian multikolinearitas Lampiran 11 dengan melihat nilai VIF
menunjukkan bahwa tidak ada nilai VIF dari ketiga variabel independen bernilai lebih dari 10 VIF10 artinya persamaan ekspor minyak sawit Indonesia ke
Belanda telah terbebas dari masalah multikolinearitas yang serius. Hasil dari uji white
Lampiran 12 didapatkan bahwa nilai probabilitas ObsR-Square sebesar 0,0719 lebih besar dari taraf
α 5 artinya persamaan sudah terbebas dari gejala heteroskedastisitas.
Nilai uji statistik-t dan tanda estimasi parameter menunjukkan bahwa variabel produksi minyak sawit Indonesia berpengaruh positif terhadap ekspor
minyak sawit Indonesia ke Belanda dengan nilai estimasi parameter sebesar 0,02616, artinya jika terjadi peningkatan produksi minyak sawit Indonesia sebesar
satu ton maka ekspor minyak sawit Indonesia ke India akan meningkat sebesar 0,02616 ton, ceteris paribus. Respon variabel ekspor minyak sawit Indonesia ke
India inelastis terhadap produksi minyak sawit Indonesia, hal ini berarti perubahan produksi minyak sawit Indonesia hanya membuat perubahan yang kecil terhadap
ekspor minyak sawit Indonesia ke Belanda. Dapat dilihat bahwa selama periode tahun 1990 hingga tahun 2011 rata-rata laju pertumbuhan ekspor minyak sawit
Indonesia ke Belanda yang sebesar 8,55 sedangkan rata-rata laju pertumbuhan produksi minyak sawit Indonesia sebesar 11,72, hal ini mengindikasikan bahwa
selama periode tersebut laju kenaikan produksi minyak sawit Indonesia tidak menyebabkan laju ekspor minyak sawit Indonesia ke Belanda mengalami
kenaikan. Kemudian variabel pajak ekspor minyak sawit Indonesia ke Belanda
berpengaruh negatif terhadap ekspor minyak sawit Indonesia ke Belanda dengan nilai estimasi parameter sebesar -1.505,13, artinya jika terjadi peningkatan pajak
ekspor minyak sawit Indonesia ke Belanda sebesar 1 maka ekspor minyak sawit Indonesia ke Belanda akan menurun sebesar 1.505,13 ton, ceteris paribus. Respon
pajak ekspor minyak sawit Indonesia ke Belanda bersifat inelastis terhadap ekspor minyak sawit Indonesia ke Belanda, hal ini berarti perubahan pajak ekspor
minyak sawit Indonesia ke Belanda hanya membuat perubahan yang kecil