Hasil dan Pembahasan Ekspor Minyak Sawit Indonesia ke Singapura

1 terhadap ekspor minyak inti sawit Indonesia ke Belanda, dan variabel pajak ekspor minyak inti sawit Indonesia berpengaruh pada taraf α 15 terhadap ekspor minyak inti sawit Indonesia ke Belanda . Dilihat dari koefisien determinasi R 2 sebesar 0,729024, hal ini berarti 72,9024 keragaman ekspor minyak inti sawit Indonesia ke Belanda dapat dijelaskan oleh harga ekspor minyak inti sawit Indonesia ke Belanda, produksi minyak inti sawit Indonesia, dan pajak ekspor minyak inti sawit Indonesia. Hasil uji normalitas Lampiran 23 didapatkan nilai Jarque-Bera sebesar 1,1071 lebih besar dari taraf α 5 artinya error term dalam persamaan ekspor minyak inti sawit Indonesia ke Belanda terdistribusi normal. Hasil pengujian LM- test Breusch-Godfrey Lampiran 24 diketahui bahwa nilai probabilitas Chi- Square sebesar 0,1701 lebih besar dari taraf α 5 artinya dapat disimpulkan tidak terdapat masalah autokorelasi dalam persamaan ekspor minyak inti sawit Indonesia ke Belanda. Pengujian multikolinearitas Lampiran 25 dengan melihat nilai VIF menunjukkan bahwa tidak ada nilai VIF dari ketiga variabel independen bernilai lebih dari 10 VIF10 artinya persamaan ekspor minyak inti sawit Indonesia ke Belanda telah terbebas dari masalah multikolinearitas yang serius. Hasil dari uji white Lampiran 26 didapatkan bahwa nilai probabilitas ObsR- Square sebesar 0,1214 lebih besar dari taraf α 5 artinya persamaan sudah terbebas dari gejala heteroskedastisitas. Nilai uji statistik-t dan tanda estimasi parameter menunjukkan bahwa variabel harga ekspor minyak inti sawit Indonesia ke Belanda berpengaruh positif terhadap ekspor minyak inti sawit Indonesia ke Belanda dengan nilai estimasi sebesar 0,007852, artinya jika terjadi kenaikan harga ekspor minyak inti sawit Indonesia ke Belanda sebesar 1 rupiah per ton maka ekspor minyak inti sawit Indonesia ke Belanda akan meningkat sebesar 0,007852 ton, ceteris paribus. Respon ekspor minyak inti sawit Indonesia ke Belanda bersifat inelastis terhadap variabel harga ekspor minyak inti sawit Indonesia ke Belanda, hal ini berarti harga ekspor minyak inti sawit Indonesia ke Belanda hanya membuat perubahan yang kecil terhadap ekspor minyak inti sawit Indonesia ke Belanda. Dapat dilihat bahwa selama periode tahun 1990 hingga 2011 rata-rata laju pertumbuhan ekspor minyak inti sawit Indonesia ke Belanda sebesar 14,10 sedangkan rata-rata laju pertumbuhan harga ekspor minyak inti sawit Indonesia ke Belanda sebesar 15,75, hal ini mengindikasikan bahwa selama periode tersebut laju kenaikan harga ekspor minyak inti sawit Indonesia tidak menyebabkan laju ekspor minyak inti sawit Indonesia ke Belanda mengalami kenaikan. Variabel produksi minyak inti sawit Indonesia berpengaruh positif terhadap ekspor minyak inti sawit Indonesia ke Belanda dengan nilai estimasi sebesar 0,062204, artinya jika terjadi peningkatan produksi minyak inti sawit Indonesia sebesar satu ton maka akan meningkatkan ekspor minyak inti sawit Indonesia ke Belanda sebesar 0,062204 ton, ceteris paribus. Respon ekspor minyak inti sawit Indonesia ke Belanda bersifat inelastis terhadap produksi minyak inti sawit Indonesia, hal ini berarti produksi minyak inti sawit Indonesia hanya membuat perubahan yang kecil terhadap ekspor minyak inti sawit Indonesia ke Belanda. Dapat dilihat bahwa selama periode tahun 1990 hingga 2011 rata-rata laju pertumbuhan ekspor minyak inti sawit Indonesia ke Belanda yang sebesar 14,10 sedangkan rata-rata laju pertumbuhan produksi minyak inti sawit Indonesia sebesar 16,29, hal ini mengindikasikan bahwa selama periode tersebut laju kenaikan produksi minyak inti sawit Indonesia tidak menyebabkan laju ekspor minyak inti sawit Indonesia ke Belanda mengalami kenaikan. Kemudian variabel pajak ekspor minyak inti sawit Indonesia berpengaruh negatif terhadap ekspor minyak inti sawit Indonesia ke Belanda dengan nilai estimasi sebesar -1.655,004, artinya jika terjadi peningkatan pajak ekspor minyak inti sawit sebesar 1 maka ekspor minyak inti sawit Indonesia ke Belanda akan menurun sebesar 1.655,004 ton, ceteris paribus. Respon ekspor minyak inti sawit Indonesia ke Belanda bersifat inelastis terhadap pajak ekspor minyak inti sawit Indonesia, hal ini diduga karena minyak inti sawit merupakan salah satu bahan baku penting dalam industri biskuit, susu buatan, dan roti yang digunakan oleh Belanda CBI market survey 2009, sehingga perubahan pajak ekspor minyak inti sawit Indonesia hanya mampu membuat perubahan kecil terhadap ekspor minyak inti sawit Indonesia ke Belanda.

f. Hasil dan Pembahasan Ekspor Minyak Inti Sawit Indonesia ke Cina

Berdasarkan hasil respesifikasi model Lampiran 27 maka didapatkan model yang sesuai untuk menggambarkan ekspor minyak inti sawit Indonesia ke Cina. Hasil estimasi pada Tabel 28 menunjukkan bahwa perilaku ekspor minyak inti sawit Indonesia ke Cina dijelaskan oleh harga ekspor minyak inti sawit Indonesia ke Cina tahun sebelumnya LHEXPKOIC, produksi minyak inti sawit Indonesia PRPKOI, dan pajak ekspor minyak inti sawit Indonesia PPKOEXI. Tabel 28. Hasil Estimasi Parameter dan Nilai Elastisitas Persamaan Ekspor Minyak Inti Sawit Indonesia ke Cina No Variabel Estimasi Parameter Elastisitas Prob|t| VIF SR LR 1 Intercept -85.053,2 n.a n.a 0,0000 2 LHEXPKOIC 68,6231 0,31724 n.a 0,0487 1,584 3 PRPKOI 0,07483 1,67698 n.a 0,0000 1,610 4 PPKOEXI -1.028,49 -0,04929 n.a 0,1100 1,022 Prob F 0,000000 Prob.Chi Square 0,8241 R 2 0,902435 Prob.Obs R-Square 0,0442 DW 1,557368 Jarque-Bera 2,6816 Keterangan: be rpengaruh nyata pada taraf α = 1 be rpengaruh nyata pada taraf α = 5 be rpengaruh nyata pada taraf α = 15 n.a = not applicable Semua tanda koefisien variabel independen pada persamaan ekspor minyak inti sawit Indonesia ke Cina sudah sesuai dengan hipotesis yang dikemukakan dan logis dari sudut pandang ekonomi. Nilai uji statistik-F kurang dari taraf α 1 artinya variabel harga ekspor minyak inti sawit Indonesia ke Cina tahun sebelumnya, produksi minyak inti sawit Indonesia, dan pajak ekspor minyak inti sawit Indonesiasecara bersama-sama mampu menjelaskan variabel ekspor minyak inti sawit Indonesia ke Cina dengan baik. Nilai uji statistik-t menunjukkan bahwa variabel harga ekspor minyak inti sawit Indonesia ke Cina tahun sebelumnya berpengaruh terhadap ekspor minyak inti sawit Indonesia ke Cina pada taraf α 5, sedangkan produksi minyak inti sawit Indonesia berpengaruh pada taraf α 1, dan pajak ekspor minyak inti sawit Indonesia berpengaruh pada taraf α 15 terhadap ekspor minyak inti sawit Indonesia ke Cina. Dilihat dari koefisien determinasi R 2 sebesar 0,902435, hal ini berarti 90,2435 keragaman ekspor minyak inti sawit Indonesia ke Cina dapat dijelaskan oleh harga ekspor minyak inti sawit Indonesia ke Cina tahun sebelumnya, produksi minyak inti sawit Indonesia, dan pajak ekspor minyak inti sawit Indonesia. Hasil uji normalitas Lampiran 28 didapatkan nilai Jarque-Bera sebesar 2,6816 lebih besar dari taraf α 5 artinya error term dalam persamaan ekspor minyak inti sawit Indonesia ke Cina terdistribusi normal. Hasil pengujian LM-test Breusch-Godfrey Lampiran 29 diketahui bahwa nilai probabilitas Chi-Square sebesar 0,0442 lebih besar dari taraf α 1 artinya dapat disimpulkan tidak terdapat masalah autokorelasi dalam persamaan ekspor minyak inti sawit Indonesia ke Cina. Pengujian multikolinearitas Lampiran 30 dengan melihat nilai VIF menunjukkan bahwa tidak ada nilai VIF dari ketiga variabel independen bernilai lebih dari 10 VIF10 artinya persamaan ekspor minyak inti sawit Indonesia ke Cina telah terbebas dari masalah multikolinearitas yang serius. Hasil dari uji white Lampiran 31 didapatkan bahwa nilai probabilitas ObsR-Square sebesar 0,8241 lebih besar dari taraf α 5 artinya persamaan sudah terbebas dari gejala heteroskedastisitas. Nilai uji statistik-t dan tanda estimasi parameter menunjukkan bahwa variabel harga ekspor minyak inti sawit Indonesia ke Cina tahun sebelumnya berpengaruh positif terhadap ekspor minyak inti sawit Indonesia ke Cina dengan nilai estimasi parameter sebesar 68,62318, artinya jika terjadi kenaikan harga ekspor minyak inti sawit Indonesia ke Belanda sebesar 1 dollar per ton maka ekspor minyak inti sawit Indonesia ke Cina akan meningkat sebesar 68,62318 ton, ceteris paribus. Variabel produksi minyak inti sawit Indonesia berpengaruh positif terhadap ekspor minyak inti sawit Indonesia ke Cina dengan nilai estimasi parameter sebesar 0,07483, artinya jika terjadi peningkatan produksi minyak inti sawit Indonesia sebesar satu ton maka ekspor minyak inti sawit Indonesia ke Cina akan meningkatkan sebesar 0,07483 ton, ceteris paribus. Respon ekspor minyak inti sawit Indonesia ke Cina bersifat elastis terhadap produksi minyak inti sawit Indonesia dengan nilai elastisitas sebesar 1,67698 artinya jika produksi minyak inti sawit Indonesia naik sebesar 1 maka akan meningkatkan ekspor minyak inti sawit Indonesia ke Cina sebesar 1,67698, ceteris paribus. Kemudian, variabel pajak ekspor minyak inti sawit Indonesia berpengaruh negatif terhadap ekspor minyak inti sawit Indonesia ke Cina dengan nilai estimasi parameter sebesar -1.028,49, artinya jika terjadi peningkatan pajak ekspor minyak inti sawit Indonesia sebesar 1 maka ekspor minyak inti sawit Indonesia ke Cina