TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Profil Kelapa Sawit Indonesia

Pada tahun 1997, Menteri Keuangan melalui Surat Keputusan Nomor 300KMK011997 melakukan perubahan tarif pajak ekspor bagi minyak sawit sebesar 5. Pada 17 Desember 1997 Pemerintah melalui Keputusan Menteri Keuangan Nomor 622KMK.011997 menetapkan pajak ekspor untuk minyak sawit 30. Pada tanggal 24 Desember 1997 pemerintah melalui Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Nomor 420DJPDNXII1997 tentang larangan ekspor selama januari hingga maret tahun 1998, pada tanggal 26 Februari 1998 melalui Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 102MPPKep21998 bahwa semua hasil minyak sawit hanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Pada 17 April 1998 pemerintah membuat kesepakatan dengan IMF sehingga mencabut larangan ekspor tersebut melalui Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 181MPPKep41998 yang berlaku mulai 22 April 1998. Tabel 9. Tarif Bea Keluar Menurut KMK Nomor 439 Tahun 1994 dan Nomor 666 Tahun 1996 Tingkat Harga USTon Tarif Bea Keluar Minyak Sawit Harga Dasar 435 436-470 60 471-505 56 506-540 52 541-575 48 576-610 44 Lebih dari 610 40 Sumber: Kementerian Keuangan Republik Indonesia 1996 Pemerintah kembali menetapkan pajak ekspor melalui Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor 242KMK011998 yang berisikan pengenaan pajak ekspor sebesar 40 untuk minyak sawit dan 35 untuk minyak inti sawit. Pada tanggal 7 Juli 1998 pemerintah melalui Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor 334KMK.071998 tentang penetapan pajak ekspor minyak sawit sebesar 60 dan untuk minyak inti sawit sebesar 50, dalam rangka program stabilisasi perekonomian nasional. Pada tanggal 29 Januari 1999 Menteri Keuangan melalui Surat Keputusan Nomor 30KMK.011999 menetapkan tarif ekspor minyak sawit sebesar 40 dan untuk minyak inti sawit sebesar 30. Pada 3 Juni 1999 Menteri Keuangan merubah tarif bea keluar minyak sawit dan minyak inti sawit dengan mengeluarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 189KMK.0171999 yang menetapkan pajak ekspor untuk minyak sawit sebesar 30 dan untuk minyak inti sawit sebesar 20. Pemerintah kembali merubah Keputusan Menteri Keuangan Nomor 189KMK.0171999 menjadi Keputusan Menteri Keuangan Nomor 360KMK.0171999 per tanggal 2 Juli 1999 dengan menetapkan pajak ekspor untuk minyak sawit sebesar 10 dan minyak inti sawit 0. Pada tanggal 12 september 2000 pemerintah melalui Keputusan Menteri Keungan Nomor 387KMK.0172000 menurunkan tarif ekspor minyak sawit menjadi 5. Pada tahun 2001 pemerintah melalui Keputusan Menteri Keuangan Nomor 66KMK.0172001 yang menyatakan bahwa tarif ekspor minyak sawit adalah sebesar 3. Pada tanggal 10 oktober 2005 Pemerintah melalui Peraturan Menteri Keuangan PMK Nomor 92PMK.022005 menetapkan pajak ekspor untuk minyak sawit sebesar 3. Pada tanggal 23 Desember 2005 kembali Pemerintah mengeluarkan peraturan mengenai pengenaan bea tarif keluar melalui Peraturan Menteri Keuangan Nomor 130PMK.0102005 tarif ekspor minyak sawit diturunkan menjadi 1.5. Pada tanggal 15 Juni 2007 Menteri Keuangan mengeluarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 61PMK.0112007 dengan menetapkan tarif ekspor untuk minyak sawit dan minyak inti sawit sebesar 6,5. Pemerintah melalui Menteri Keuangan kembali mengeluarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 94KMK.0112007 pada tanggal 31 Agustus 2007 yang menetapkan tarif ekspor minyak sawit dan minyak inti sawit secara progresif yang bergantung pada besarnya harga referensi. Harga referensi yang digunakan yaitu harga minyak sawit dan minyak inti sawit yang berpedoman pada harga C.I.F Rotterdam. Besarnya tarif ekspor tercantum dalam Tabel 10. Tabel 10. Tarif Bea Keluar Menurut PMK Nomor 94 Tahun 2007 Harga Referensi USTon Tarif Pajak Ekspor Minyak Sawit Tarif Pajak Ekspor Minyak Inti Sawit 550 0,00 0,00 550-650 2,50 2,50 650-750 5,00 5,00 750-850 7,50 7,50 ≥ 850 10,00 10,00 Sumber: Kementerian Keuangan Republik Indonesia 2007 Pemerintah melalui Menteri keuangan pada 4 Februari tahun 2008 mengeluarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 09PMK.0112008 tentang perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 94PMK.0112007. Penetapan dan pengenaan tarif pungutan ekspor berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 09PMK.0112008 terhadap barang ekspor berupa minyak sawit dan minyak inti sawit yang berlaku sebagaimana Tabel 11. Tabel 11. Tarif Bea Keluar Menurut PMK Nomor 09 Tahun 2008 Harga Referensi USTon Tarif Pajak Ekspor Minyak Sawit Tarif Pajak Ekspor Minyak Inti Sawit Hingga 550 0,00 0,00 550-650 2,50 1,50 650-750 5,00 4,00 750-850 7,50 5,50 850-1100 10,00 9,00 1100-1200 15,00 13,00 1200-1300 20,00 18,00 ≥1300 25,00 23,00 Sumber: Kementerian Keuangan Republik Indonesia 2008 Pada tanggal 30 Oktober 2008 pemerintah melalui Peraturan Menteri Keuangan Nomor 159PMK.0112008 menetapkan tarif pungutan ekspor minyak sawit dan minyak inti sawit secara progresif. Besarnya tarif yang ditetapkan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 159PMK.0112008 dapat dilihat dalam Tabel 12. Tabel 12. Tarif Pungutan Ekspor Menurut PMK Nomor 159 Tahun 2008 Harga Referensi USTon Tarif Pajak Ekspor Minyak Sawit Tarif Pajak Ekspor Minyak Inti Sawit Hingga 700 0,00 0,00 701-750 1,50 0,00 751-800 3,00 1,50 801-850 4,50 3,00 851-900 6,00 4,50 901-950 7,50 6,00 951-1000 10,00 8,50 1001-1050 12,50 11,00 1051-1100 15,00 13,50 1101-1150 17,50 16,00 1051-1200 20,00 18,50 1201-1250 22,50 21,00 Lebih dari 1251 25,00 23,00 Sumber: Kementerian Keuangan Republik Indonesia 2008 Kemudian, pada 17 Desember 2008 Pemerintah Indonesia melalui Menteri keuangan mengeluarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 223PMK.0112008 kembali menetapkan tarif bea keluar secara progresif, pada tanggal 22 Maret 2010 Pemerintah Indonesia kembali mengeluarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 67PMK.0112010 tentang penetapan barang ekspor yang dikenakan tarif bea keluar. Besarnya tarif bea keluar untuk minyak sawit dan minyak inti sawit berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 223PMK.0112008, dan Nomor 67PMK.0112010 tercantum dalam Tabel 13. Tabel 13. Tarif Pungutan Ekspor Nomor 223 Tahun 2008, dan Nomor 67 Tahun 2010 Harga Referensi USTon Tarif Pajak Ekspor Minyak Sawit Tarif Pajak Ekspor Minyak Inti Sawit Hingga 700 0,00 0,00 700-750 1,50 0,00 750-800 3,00 1,50 800-850 4,50 3,00 850-900 6,00 4,50 900-950 7,50 6,00 950-1000 10,00 8,50 1000-1050 12,50 11,00 1050-1100 15,00 13,50 1100-1150 17,50 16,00 1050-1200 20,00 18,50 1200-1250 22,50 21,00 Lebih dari 1251 25,00 23,00 Sumber: Kementerian Keuangan Republik Indonesia 2010 Besarnya tarif pungutan ekspor untuk minyak sawit dan minyak inti sawit pada Peraturan Menteri Keuangan Nomor 223PMK.0112008, dan Nomor 67PMK.0112010 besarnya sama dikarenakan perubahan tarif bea keluar terjadi pada komoditas diluar kelapa sawit dan turunnya diantaranya adalah rotan, kulit, dan kayu serta biji kakao. Pemerintah kembali mengeluarkan Kebijakan restrukturisasi tarif bea keluar pada tanggal 15 Agustus 2011 yang ditetapkan melalui Peraturan Menteri Keuangan Nomor 128PMK.0112011 tentang perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 67PMK.0112010 dalam rangka menjamin terpenuhinya kebutuhan bahan baku untuk industri minyak goreng serta menjaga stabilitas harga minyak goreng di dalam negeri, besarnya tarif bea keluar yang ditetapkan secara progresif dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14. Tarif Bea Keluar Menurut PMK Nomor 128 Tahun 2011 Harga Referensi USTon Tarif Pajak Ekspor Minyak Sawit Tarif Pajak Ekspor Minyak Inti Sawit Hingga 750 0,00 0,00 751-800 7,50 7,50 801-850 9,00 9,00 851-900 10,50 10,50 901-950 12,00 12,00 951-1000 13,50 13,50 1001-1050 15,00 15,00 1051-1100 16,50 16,50 1101-1150 18,00 18,00 1151-1200 19,50 19,50 1201-1250 21,00 21,00 Lebih dari 1250 22,50 22,50 Sumber: Kementerian Keuangan Republik Indonesia 2011 Berdasarkan KMK dan PMK yang telah disebutkan, besarnya tarif bea keluar yang berlaku untuk komoditas minyak sawit dan minyak inti di Indonesia sejak tahun 1984 hingga tahun 2011 dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15. Kebijakan Tarif Bea Keluar Minyak Sawit dan Minyak Inti Sawit Indonesia Tahun 1984- 2011 Kebijakan Tanggal Penetapan Besarnya Tarif Minyak Sawit Minyak Inti Sawit KMK Nomor 47KMK.0111984 31011984 5,00 0,00 KMK Nomor 549KMK.0111986 20061986 0,00 0,00 KMK Nomor 439KMK.0171994 31081994 Progresif 0,00 KMK Nomor 666KMK.0171996 03121996 Progresif 0,00 KMK Nomor 300KMK.011997 01071997 5,00 0,00 KMK Nomor 622KMK.011997 17121997 30,00 0,00 KMK Nomor 242KMK.011998 28041998 40,00 35,00 KMK Nomor 334KMK.011998 07071998 60,00 50,00 KMK Nomor 30KMK.011999 29011999 40,00 30,00 KMK Nomor 189KMK.011999 03061999 30,00 20,00 KMK Nomor 360KMK.011999 02071999 10,00 0,00 PMK Nomor 387KMK.0172000 12092000 5,00 0,00 KMK Nomor 66KMK.0172001 09022001 3,00 0,00 PMK Nomor 92PMK.022005 10102005 3,00 0,00 PMK Nomor 130PMK.0102005 23122005 1,50 0,00 PMK Nomor 61PMK.0112007 15062007 6,50 6,50 PMK Nomor 94KMK.0112007 31082007 Progresif Progresif PMK Nomor 09PMK.0112008 04022008 Progresif Progresif PMK Nomor 159 PMK.011 2008 30102008 Progresif Progresif KMK Nomor 223PMK.0112008 17122008 Progresif Progresif KMK Nomor 67PMK.0112010 22032010 Progresif Progresif KMK Nomor 128PMK.0112011 15082011 Progresif Progresif Sumber: Kementerian Keuangan Republik Indonesia 2011