Hasil dan Pembahasan Ekspor Minyak Sawit Indonesia ke Belanda

Semua tanda koefisien variabel independen pada persamaan ekspor minyak inti sawit Indonesia ke Malaysia sudah sesuai dengan hipotesis yang dikemukakan dan logis dari sudut pandang ekonomi. Nilai uji statistik-F kurang dari taraf α 1 artinya variabel harga ekspor minyak inti sawit Indonesia ke Malaysia, produksi minyak inti sawit Indonesia, pajak ekspor minyak inti sawit Indonesia tahun sebelumnya, dan ekspor minyak inti sawit Indonesia ke Malaysia tahun sebelumnya secara bersama-sama mampu menjelaskan variabel ekspor minyak inti sawit Indonesia ke Malaysia dengan baik. Nilai uji statistik-t menunjukkan bahwa variabel harga ekspor minyak inti sawit Indonesia ke Malaysia berpengaruh pada taraf α 20, kemudian variabel produksi minyak inti sawit Indonesia berpengaruh pada taraf α 10, variabel ekspor minyak inti sawit Indonesia ke Malaysia tahun sebelumnya berpengaruh pada taraf α 1 terhadap ekspor minyak inti sawit Indonesia ke Malaysia, serta variabel pajak ekspor minyak inti sawit Indonesia tahun sebelumnya berpengaruh pada taraf α 25 terhadap ekspor minyak inti sawit Indonesia ke Malaysia. Dilihat dari koefisien determinasi R 2 sebesar 0,932546, hal ini berarti 93,2546 keragaman ekspor minyak inti sawit Indonesia ke Malaysia dapat dijelaskan oleh harga ekspor minyak inti sawit Indonesia ke Malaysia, produksi minyak inti sawit Indonesia, pajak ekspor minyak inti sawit Indonesia tahun sebelumnya, dan ekspor minyak inti sawit Indonesia ke Malaysia tahun sebelumnya. Hasil uji normalitas Lampiran 19 didapatkan nilai Jarque-Bera sebesar 4,3282 lebih besar dari taraf α 5 artinya error term dalam persamaan ekspor minyak inti sawit Indonesia ke Malaysia terdistribusi normal. Berdasarkan hasil pengujian autokorelasi dengan menghitung durbin-H didapatkan nilai h-hitung sebesar -1,202098, maka disimpulkan tidak terdapat masalah autokorelasi dalam persamaan ekspor minyak inti sawit Indonesia ke Malaysia. Pengujian multikolinearitas Lampiran 20 dengan melihat nilai VIF menunjukkan bahwa tidak ada nilai VIF dari keempat variabel independen yang bernilai lebih dari 10 VIF10 artinya persamaan ekspor minyak inti sawit Indonesia ke Malaysia telah terbebas dari masalah multikolinearitas yang serius. Hasil dari uji white Lampiran 21 didapatkan bahwa nilai probabilitas ObsR-Square sebesar 0,0802 lebih besar dari taraf α 5 artinya persamaan sudah terbebas dari gejala heteroskedastisitas. Nilai uji statistik-t dan tanda estimasi parameter menunjukkan bahwa variabel harga ekspor minyak inti sawit Indonesia ke Malaysia berpengaruh positif terhadap ekspor minyak inti sawit Indonesia ke Malaysia dengan nilai estimasi parameter sebesar 0,005821, artinya jika terjadi kenaikan harga ekspor minyak inti sawit Indonesia ke Malaysia sebesar 1 rupiah per ton maka ekspor minyak inti sawit Indonesia ke Malaysia akan meningkat sebesar 0,005821 ton, ceteris paribus . Kemudian, variabel produksi minyak inti sawit Indonesia berpengaruh positif terhadap ekspor minyak inti sawit Indonesia ke Malaysia dengan nilai estimasi parameter sebesar 0,033294, artinya jika terjadi peningkatan produksi minyak inti sawit Indonesia sebesar 1 ton maka ekspor minyak inti sawit Indonesia ke Malaysia akan meningkat sebesar 0,033294 ton, ceteris paribus. Respon ekspor minyak inti sawit Indonesia ke Malaysia terhadap produksi minyak inti sawit Indonesia bersifat inelastis dalam jangka pendek, namun bersifat elastis dalam jangka panjang dengan nilai elastisitas sebesar 1,74613 artinya jika produksi minyak inti sawit Indonesia naik sebesar 1 maka akan meningkatkan ekspor minyak inti sawit Indonesia ke Malaysia sebesar 1,91378 dalam jangka panjang, ceteris paribus. Variabel pajak ekspor minyak inti sawit Indonesia tahun sebelumnya berpengaruh negatif terhadap ekspor minyak inti sawit Indonesia ke Malaysia dengan nilai estimasi sebesar -717,154, artinya jika terjadi peningkatan pajak ekspor minyak inti sawit Indonesia ke Malaysia sebesar 1 maka ekspor minyak inti sawit Indonesia ke Malaysia akan menurun sebesar 717,154 ton, ceteris paribus . Ekspor minyak inti sawit Indonesia memiliki respon inelastis terhadap variabel harga ekspor minyak inti sawit Indonesia ke Malaysia dan pajak ekspor minyak inti sawit Indonesia tahun sebelumnya baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang, hal ini diduga karena kebutuhan industri hilir kelapa sawit Malaysia yang semakin berkembang dan membutuhkan bahan baku minyak inti sawit lebih banyak sehingga Malaysia mengimpor minyak inti sawit dari Indonesia European Union Delegation to Malaysia 2012, sehingga perubahan pajak ekspor minyak inti sawit Indonesia dan harga ekspor minyak inti sawit Indonesia ke Malaysia hanya mampu membuat perubahan kecil terhadap ekspor minyak inti sawit Indonesia ke Malaysia. Kemudian variabel ekspor minyak inti sawit Indonesia ke Malaysia tahun sebelumnya berpengaruh positif terhadap ekspor minyak inti sawit Indonesia ke Malaysia, hal ini menunjukkan bahwa ada tenggang waktu yang relatif lambat bagi ekspor minyak inti sawit Indonesia ke Malaysia untuk menyesuaikan diri dalam merespon perubahan ekonomi yang terjadi.

e. Hasil dan Pembahasan Ekspor Minyak Inti Sawit Indonesia ke

Belanda Berdasarkan hasil respesifikasi model Lampiran 22 maka didapatkan model yang sesuai untuk menggambarkan ekspor minyak inti sawit Indonesia ke Belanda. Hasil estimasi pada Tabel 27 menunjukkan bahwa perilaku ekspor minyak inti sawit Indonesia ke Belanda dijelaskan oleh harga ekspor minyak inti sawit Indonesia ke Belanda HEXPKOIBR, produksi minyak inti sawit Indonesia PRPKOI, dan pajak ekspor minyak inti sawit Indonesia PPKOEXI. Tabel 27. Hasil Estimasi Parameter dan Nilai Elastisitas Persamaan Ekspor Minyak inti Sawit Indonesia ke Belanda No Variabel Estimasi Parameter Elastisitas Prob|t| VIF SR LR 1 Intercept 102.908,4 n.a n.a 0,0010 2 HEXPKOIBR 0,007852 0,11024 n.a 0,2059 1,514 3 PRPKOI 0,062204 0,50951 n.a 0,0009 1,065 4 PPKOEXI -1.655,004 -0,02378 n.a 0,1171 1,453 Prob F 0,000024 Prob. Chi-Square 0,1701 R 2 0,729024 Prob.Obs R-Square 0,1214 DW 1,28725 Jarque-Bera 1,1071 Keterangan: berpengaruh nyata pada taraf α = 1 berpengaruh nyata pada taraf α = 15 berpengaruh nyata pada taraf α = 25 n.a = not applicable Semua tanda koefisien variabel independen pada persamaan ekspor minyak inti sawit Indonesia ke Belanda sudah sesuai dengan hipotesis yang dikemukakan dan logis dari sudut pandang ekonomi. Nilai uji statistik-F kurang dari taraf α 1 artinya variabel harga ekspor minyak inti sawit Indonesia ke Belanda, produksi minyak inti sawit Indonesia, dan pajak ekspor minyak inti sawit Indonesia secara bersama-sama mampu menjelaskan variabel ekspor minyak inti sawit Indonesia ke Belanda dengan baik. Nilai uji statistik-t menunjukkan bahwa variabel harga ekspor minyak inti sawit Indonesia ke Belanda berpengaruh pada taraf α 25, kemudian variabel produksi minyak inti sawit Indonesia berpengaruh pada taraf α 1 terhadap ekspor minyak inti sawit Indonesia ke Belanda, dan variabel pajak ekspor minyak inti sawit Indonesia berpengaruh pada taraf α 15 terhadap ekspor minyak inti sawit Indonesia ke Belanda . Dilihat dari koefisien determinasi R 2 sebesar 0,729024, hal ini berarti 72,9024 keragaman ekspor minyak inti sawit Indonesia ke Belanda dapat dijelaskan oleh harga ekspor minyak inti sawit Indonesia ke Belanda, produksi minyak inti sawit Indonesia, dan pajak ekspor minyak inti sawit Indonesia. Hasil uji normalitas Lampiran 23 didapatkan nilai Jarque-Bera sebesar 1,1071 lebih besar dari taraf α 5 artinya error term dalam persamaan ekspor minyak inti sawit Indonesia ke Belanda terdistribusi normal. Hasil pengujian LM- test Breusch-Godfrey Lampiran 24 diketahui bahwa nilai probabilitas Chi- Square sebesar 0,1701 lebih besar dari taraf α 5 artinya dapat disimpulkan tidak terdapat masalah autokorelasi dalam persamaan ekspor minyak inti sawit Indonesia ke Belanda. Pengujian multikolinearitas Lampiran 25 dengan melihat nilai VIF menunjukkan bahwa tidak ada nilai VIF dari ketiga variabel independen bernilai lebih dari 10 VIF10 artinya persamaan ekspor minyak inti sawit Indonesia ke Belanda telah terbebas dari masalah multikolinearitas yang serius. Hasil dari uji white Lampiran 26 didapatkan bahwa nilai probabilitas ObsR- Square sebesar 0,1214 lebih besar dari taraf α 5 artinya persamaan sudah terbebas dari gejala heteroskedastisitas. Nilai uji statistik-t dan tanda estimasi parameter menunjukkan bahwa variabel harga ekspor minyak inti sawit Indonesia ke Belanda berpengaruh positif terhadap ekspor minyak inti sawit Indonesia ke Belanda dengan nilai estimasi sebesar 0,007852, artinya jika terjadi kenaikan harga ekspor minyak inti sawit Indonesia ke Belanda sebesar 1 rupiah per ton maka ekspor minyak inti sawit Indonesia ke Belanda akan meningkat sebesar 0,007852 ton, ceteris paribus. Respon ekspor minyak inti sawit Indonesia ke Belanda bersifat inelastis terhadap variabel harga ekspor minyak inti sawit Indonesia ke Belanda, hal ini berarti harga ekspor minyak inti sawit Indonesia ke Belanda hanya membuat perubahan yang kecil terhadap ekspor minyak inti sawit Indonesia ke Belanda. Dapat dilihat bahwa selama periode tahun 1990 hingga 2011 rata-rata laju pertumbuhan ekspor minyak inti sawit Indonesia ke Belanda sebesar 14,10 sedangkan rata-rata laju