Perkembangan Ekspor Minyak Inti Sawit Indonesia ke Malaysia

minyak sawit Indonesia ke India berpengaruh pada taraf α 10 terhadap ekspor minyak sawit Indonesia ke India dan variabel produksi minyak sawit Indonesia berpengaruh pada taraf α 1 terhadap ekspor minyak sawit Indonesia ke India, serta variabel pajak ekspor minyak sawit Indonesia ke India berpengaruh pada taraf α 5 terhadap ekspor minyak sawit Indonesia ke India. Dilihat dari koefisien determinasi R 2 sebesar 0,940046, hal ini berarti 94,0046 keragaman ekspor minyak sawit Indonesia ke India dapat dijelaskan oleh variabel harga ekspor minyak sawit Indonesia ke India, produksi minyak sawit Indonesia, dan pajak ekspor minyak sawit Indonesia ke India. Hasil uji normalitas Lampiran 4 didapatkan nilai Jarque-Bera sebesar 6,3322 lebih besar dari taraf α 5 artinya error term dalam persamaan ekspor minyak sawit Indonesia ke India terdistribusi normal. Hasil pengujian LM-test Breusch-Godfrey Lampiran 5 diketahui bahwa nilai probabilitas Chi-Square sebesar 0,0718 lebih besar dari taraf α 5 artinya dapat disimpulkan tidak terdapat masalah autokorelasi dalam persamaan ekspor minyak sawit Indonesia ke India. Pengujian multikolinearitas Lampiran 6 dengan melihat nilai VIF menunjukkan bahwa tidak ada nilai VIF dari ketiga variabel independen bernilai lebih dari 10 VIF10 artinya persamaan ekspor minyak sawit Indonesia ke India telah terbebas dari masalah multikolinearitas yang serius. Hasil dari uji white Lampiran 7 didapatkan bahwa nilai probabilitas ObsR-Square sebesar 0,2670 lebih besar dari taraf α 5 artinya persamaan sudah terbebas dari gejala heteroskedastisitas. Berdasarkan nilai uji statistik-t dan tanda estimasi parameter menunjukkan bahwa variabel harga ekspor minyak sawit Indonesia ke India berpengaruh positif terhadap ekspor minyak sawit Indonesia ke India dengan nilai estimasi parameter sebesar 824,3323, artinya jika terjadi peningkatan harga ekspor minyak sawit Indonesia ke India sebesar satu dollar per ton maka ekspor minyak sawit Indonesia ke India akan meningkatkan sebesar 824,3323 ton, ceteris paribus. Kemudian variabel produksi minyak sawit Indonesia berpengaruh positif terhadap ekspor minyak sawit Indonesia ke India dengan nilai estimasi parameter sebesar 0,240153, artinya jika terjadi peningkatan produksi minyak sawit Indonesia sebesar satu ton maka ekspor minyak sawit Indonesia ke India akan meningkat sebesar 0,240153 ton, ceteris paribus. Respon ekspor minyak sawit Indonesia ke India bersifat elastis terhadap produksi minyak sawit Indonesia dengan nilai elastisitas sebesar 1,77433, artinya jika produksi minyak sawit Indonesia naik sebesar 1 maka akan meningkatkan ekspor minyak sawit Indonesia ke India sebesar 1,77433, ceteris paribus. Selanjutnya, variabel pajak ekspor minyak sawit Indonesia ke India berpengaruh negatif terhadap ekspor minyak sawit Indonesia ke India dengan nilai estimasi parameter sebesar -10.021,72, artinya jika terjadi peningkatan pajak ekspor minyak sawit Indonesia ke India sebesar 1 maka ekspor minyak sawit Indonesia ke India akan menurun sebesar 10.021,72 ton, ceteris paribus. Respon ekspor minyak sawit Indonesia ke India bersifat inelastis terhadap pajak ekspor minyak sawit Indonesia ke India, yang artinya perubahan pajak ekspor minyak sawit Indonesia ke India hanya membuat perubahan yang kecil terhadap ekspor minyak sawit Indonesia ke India. Dapat dilihat bahwa selama periode tahun 1990 hingga tahun 2011 rata-rata laju pertumbuhan ekspor minyak sawit Indonesia ke India yang sebesar 2.978,69 sedangkan rata-rata laju pertumbuhan pajak ekspor minyak sawit Indonesia ke India sebesar 9,11, hal ini mengindikasikan bahwa selama periode tersebut laju kenaikan pajak ekspor minyak sawit Indonesia ke India tidak menyebabkan laju ekspor minyak sawit Indonesia ke India menurun. Respon variabel harga ekspor minyak sawit Indonesia ke India bersifat inelastis terhadap ekspor minyak sawit Indonesia ke India. Hal ini disebabkan pertumbuhan populasi India yang tinggi serta kebutuhan India dalam menggunakan minyak sawit sebagai bahan dasar termurah dibandingkan minyak nabati lainnya dalam pembuatan minyak goreng European Union Delegation to Malaysia 2012 , sehingga perubahan harga ekspor minyak sawit Indonesia ke India hanya mampu membuat perubahan kecil terhadap ekspor minyak sawit Indonesia ke India.

b. Hasil dan Pembahasan Ekspor Minyak Sawit Indonesia ke Belanda

Berdasarkan hasil respesifikasi model Lampiran 8 maka didapatkan model yang sesuai untuk menggambarkan ekspor minyak sawit Indonesia ke Belanda. Hasil estimasi pada Tabel 24 menunjukkan bahwa perilaku ekspor minyak sawit Indonesia ke Belanda dijelaskan oleh delta harga ekspor minyak sawit Indonesia ke Belanda DHEXCPOI, produksi minyak sawit Indonesia PRCPOI, dan pajak ekspor minyak sawit Indonesia ke Belanda PCPOEXIB. Tabel 24. Hasil Estimasi Parameter dan Nilai Elastisitas Persamaan Ekspor Minyak Sawit Indonesia ke Belanda No Variabel Estimasi Parameter Elastisitas Prob|t| VIF SR LR 1 Intercept 302.034 n.a n.a 0,0005 2 DHEXCPOIB 19,1669 0,01858 n.a 0,4635 1,046 3 PRCPOI 0,02616 0,49034 n.a 0,0001 1,212 4 PCPOEXIB -1.505,13 -0,04244 n.a 0,1902 1,166 Prob-F 0,000342 Prob. Chi-Square 0,0879 R 2 0,654312 Prob.Obs R-Square 0,0719 DW 1,792462 Jarque-Bera 0,2471 Keterangan: berpengaruh nyata pada taraf α = 1 berpengaruh nyata pada taraf α = 20 n.a = not applicable Semua tanda koefisien variabel independen pada persamaan ekspor minyak sawit Indonesia ke Belanda sudah sesuai dengan hipotesis yang dikemukakan dan logis dari sudut pandang ekonomi. Nilai uji statistik-F kurang dari taraf α 1 artinya variabel delta harga ekspor minyak sawit Indonesia ke Belanda, produksi minyak sawit Indonesia, dan pajak ekspor minyak sawit Indonesia ke Belanda secara bersama-sama mampu menjelaskan variabel ekspor minyak sawit Indonesia ke Belanda dengan baik. Nilai uji statistik-t menunjukkan bahwa variabel produksi minyak sawit Indonesia berpengaruh pada taraf nyata 1 terhadap ekspor minyak sawit Indonesia ke Belanda, sedangkan variabel pajak ekspor minyak sawit Indonesia ke Belanda berpengaruh pada taraf α 20 terhadap ekspor minyak sawit Indonesia ke Belanda. Dilihat dari koefisien determinasi R 2 sebesar 0,654312, hal ini berarti 65,4312 keragaman ekspor minyak sawit Indonesia ke Belanda dapat dijelaskan oleh variabel delta harga ekspor minyak sawit Indonesia ke Belanda, produksi minyak sawit Indonesia, dan pajak ekspor minyak sawit Indonesia ke Belanda. Hasil uji normalitas Lampiran 9 didapatkan nilai Jarque-Bera sebesar 0,2471 lebih besar dari taraf α 5 artinya error term dalam persamaan ekspor minyak sawit Indonesia ke Belanda terdistribusi normal. Hasil pengujian LM-test Breusch-Godfrey Lampiran 10 diketahui bahwa nilai probabilitas Chi-Square