Perkembangan Ekspor Minyak Sawit Indonesia ke India

Tabel 20. Perkembangan Ekspor Minyak Inti Sawit Indonesia ke Malaysia Tahun 1990-2011 Tahun Ekspor Minyak Inti Sawit Indonesia ke Malaysia Ton Laju Ekspor Minyak Inti Sawit Indonesia ke Malaysia 1990 0,00 n.a 1991 0,00 n.a 1992 6.260,00 n.a 1993 9.836,44 57,13 1994 2.450,00 -75,09 1995 6.730,00 174,69 1996 230,00 -96,58 1997 7.362,65 3.101,15 1998 50.967,55 592,24 1999 17.216,70 -66,22 2000 41.030,00 138,32 2001 26.157,58 -36,25 2002 59.924,47 129,09 2003 72.261,43 20,59 2004 93.322,14 29,15 2005 84.644,81 -9,30 2006 159.548,46 88,49 2007 204.550,56 28,21 2008 243.794,43 19,19 2009 380.176,10 55,94 2010 492.649,08 29,58 2011 603.823,39 22,57 Rata-rata 116.497,08 221,20 Keterangan: n.a= not applicable Sumber: Badan Pusat Statistik 2012 Pada tahun 1990 dan 1991 Malaysia tidak mengimpor minyak inti sawit dari Indonesia, Malaysia mulai mengimpor minyak inti sawit dari Indonesia pada tahun 1992 karena sejak tahun 1992 Malaysia telah membatasi ekspansi perkebunan sawit diwilayahnya dengan menerapkan peraturan batas minimum lahan negara sebagai hutan Caroline Scott-Thomas 2012. Penurunan laju ekspor minyak inti sawit Indonesia ke Malaysia tertinggi terjadi pada tahun 1996 dengan jumlah ekspor pada saat itu sebesar 230,00 ton, dengan laju penurunan ekspor mencapai 96,58. Penurunan ekspor ini disebabkan adanya kebijakan Industrial Master Plan IMP yang kedua oleh pemerintah Malaysia dengan tujuan untuk memproses produksi minyak inti sawit dalam negeri dan mengembangkan hilirisasi industri kelapa sawit sehingga di tahun awal IMP2 pemerintah Malaysia melakukan pembatasan impor komoditas minyak sawit dan minyak inti sawit untuk memacu perkembangan industri dalam negeri mereka dengan bahan baku yang berasal dari dalam negeri Malaysian Productivity Corporation 2012. Berdasarkan Tabel 20, Peningkatan ekspor minyak inti sawit Indonesia ke Malaysia tertinggi terjadi pada tahun 1997 dengan jumlah ekspor sebesar 7.362,65 ton, dengan laju kenaikan ekspor mencapai 3.101,15 dari tahun sebelumnya. Peningkatan ekspor Indonesia ke Malaysia yang tinggi ini didorong oleh perkembangan industri oleokimia Malaysia yang berkembang dengan baik. Selain itu, ekspor minyak inti sawit Indonesia ke Malaysia yang tinggi memungkinkan Malaysia melakukan re-ekspor minyak inti sawit tetapi diklasifikasikan sebagai minyak inti sawit Malaysia Van Gelder 2004.

e. Perkembangan Ekspor Minyak Inti Sawit Indonesia ke Belanda

Negara tujuan ekspor minyak inti sawit Indonesia terbesar kedua adalah Belanda. Berdasarkan data Centre for the Promotion of Imports from developing countries CBI Market Survey 2009, sebanyak 75 minyak inti sawit digunakan untuk industri pangan di negara-negara Uni-Eropa salah satunya Belanda yang menggunakan minyak inti sawit sebagai salah satu bahan baku penting dalam industri biskuit, susu buatan, dan roti. Laju perkembangan ekspor minyak inti sawit Indonesia ke Belanda berfluktuasi dengan kecenderungan meningkat sejak tahun 1990 hingga tahun 2011, hal ini dapat dilihat pada Tabel 21. Berdasarkan Tabel 21, pada tahun 1990 jumlah ekspor minyak inti sawit Indonesia ke Belanda sebesar 70.291,81 ton mengalami kenaikan 6,34 kali lipat menjadi 445.401,77 ton pada tahun 2011. Rata-rata jumlah ekspor minyak inti sawit Indonesia ke Belanda sejak tahun 1990 hingga tahun 2011 sebesar 251.911,84 ton, sedangkan rata-rata laju ekspor minyak inti sawit Indonesia ke Belanda sebesar 14,10. Peningkatan tertinggi terjadi pada tahun 1992 dengan jumlah ekspor minyak inti sawit Indonesia ke Belanda mencapai 125.124,07 ton, dengan kenaikan laju ekspor sebesar 118,71 dari tahun sebelumnya. Peningkatan ekspor ini karena adanya pengalihan impor dari Malaysia ke Indonesia serta diikuti industri pangan Belanda yang semakin berkembang dan membutuhkan minyak inti sawit sebagai bahan utama dalam industri biskuit, susu buatan, dan roti CBI market survey 2009. Penurunan ekspor minyak inti sawit Indonesia ke Belanda terjadi pada tahun 2003 dengan laju penurunan mencapai 21,98 dari tahun sebelumnya. Jumlah ekspor minyak inti sawit Indonesia ke Belanda pada tahun 2003 sebesar 278.822,56 ton, hal ini disebabkan pada tahun 2003 Belanda merupakan negara dengan pertumbuhan ekonomi terlemah di Eropa dengan penurunan real Gross Domestic Product GDP riil sebesar 0,9 dan tingkat pengangguran yang meningkat tajam Albers dan Langedijk 2004. Dapat dilihat pada Tabel 18, bahwa laju ekspor minyak sawit Indonesia ke Belanda pada tahun 2003 juga mengalami penurunan sebesar 46,78 yang disebabkan permasalahan ekonomi yang terjadi di Belanda. Tabel 21. Perkembangan Ekspor Minyak Inti Sawit Indonesia ke Belanda Tahun 1990-2011