Perkembangan Ekspor Minyak Sawit Indonesia ke Singapura

Berdasarkan Tabel 22, penurunan ekspor minyak inti sawit Indonesia ke Cina tertinggi terjadi pada tahun 1995, dan 1998 sebesar 100, hal ini disebabkan Cina tidak mengimpor minyak inti sawit dari Indonesia, melainkan mengimpor dari Malaysia. Indonesia masih tertinggal dibandingkan Malaysia dalam mengekspor minyak sawit maupun minyak inti sawit ke Cina, hal ini dikarenakan kemampuan Malaysia mempertahankan hubungan dagang dengan Cina yang merupakan faktor penentu meningkatnya ekspor Malaysia ke Cina, ditambah Malaysia dengan Cina telah melakukan perdagangan secara barter guna menggenjot ekspor ke Cina Departemen Perdagangan 2006. Pada tahun 1990, 1996, dan tahun 1999 Cina tidak mengimpor minyak inti sawit dari Indonesia. Sejak tahun 2000 Cina mulai beralih mengimpor minyak inti sawit dari Indonesia secara rutin, dan peningkatan laju ekspor tertinggi terjadi pada tahun 2001 sebesar 1.814,18 disebabkan Cina mulai mengimpor minyak inti sawit dari Indonesia untuk memenuhi sebagian besar kebutuhan dalam negerinya, peningkatan kebutuhan minyak inti sawit Cina yang tinggi juga disebabkan oleh jumlah penduduknya yang sangat besar Tasnim Fatimah 2008.

VI. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR MINYAK SAWIT DAN MINYAK INTI SAWIT INDONESIA

Berdasarkan hasil respesifikasi model maka didapatkan model yang sesuai untuk menggambarkan ekspor minyak sawit Indonesia ke tiga negara tujuan utama yaitu India, Belanda, dan Singapura serta ekspor minyak inti Sawit Indonesia ke tiga negara tujuan utama yaitu Malaysia, Belanda, dan Cina. Adapun hasil dan pembahasannya adalah sebagai berikut.

a. Hasil dan Pembahasan Ekspor Minyak Sawit Indonesia ke India

Berdasarkan hasil respesifikasi model Lampiran 3 maka didapatkan model yang sesuai untuk menggambarkan ekspor minyak sawit Indonesia ke India. Hasil estimasi pada Tabel 23 menunjukkan bahwa perilaku ekspor minyak sawit Indonesia ke India dijelaskan oleh harga ekspor minyak sawit Indonesia ke India HEXCPOII, produksi minyak sawit Indonesia PRCPOI, dan pajak ekspor minyak sawit Indonesia ke India PCPOEXII. Tabel 23. Hasil Estimasi Parameter dan Nilai Elastisitas Persamaan Ekspor Minyak Sawit Indonesia ke India No Variabel Estimasi Parameter Elastisitas Prob|t| VIF SR LR 1 Intercept -1.390.422 n.a n.a 0,0008 2 HEXCPOII 824,3323 0,35188 n.a 0,0704 1,402 3 PRCPOI 0,240153 1,77433 n.a 0,0000 1,163 4 PCPOEXII -10.021,72 -0,08981 n.a 0,0466 1,276 Prob F 0,000000 Prob.Chi-Square 0,0718 R 2 0,940046 Prob. ObsR-Square 0,2670 DW 1,580687 Jarque-Bera 6,3322 Keterangan: berpengaruh nyata pada taraf α = 1 berpengaruh nyata pada taraf α = 5 n.a = not applicable Semua tanda koefisien variabel independen pada persamaan ekspor minyak sawit Indonesia ke India sudah sesuai dengan hipotesis yang dikemukakan dan logis dari sudut pandang ekonomi. Nilai uji statistik-F kurang dari taraf α 1 artinya variabel harga ekspor minyak sawit Indonesia ke India, produksi minyak sawit Indonesia, dan pajak ekspor minyak sawit Indonesia ke India secara bersama-sama mampu menjelaskan variabel ekspor minyak sawit Indonesia ke India dengan baik. Nilai uji statistik-t menunjukkan bahwa variabel harga ekspor minyak sawit Indonesia ke India berpengaruh pada taraf α 10 terhadap ekspor minyak sawit Indonesia ke India dan variabel produksi minyak sawit Indonesia berpengaruh pada taraf α 1 terhadap ekspor minyak sawit Indonesia ke India, serta variabel pajak ekspor minyak sawit Indonesia ke India berpengaruh pada taraf α 5 terhadap ekspor minyak sawit Indonesia ke India. Dilihat dari koefisien determinasi R 2 sebesar 0,940046, hal ini berarti 94,0046 keragaman ekspor minyak sawit Indonesia ke India dapat dijelaskan oleh variabel harga ekspor minyak sawit Indonesia ke India, produksi minyak sawit Indonesia, dan pajak ekspor minyak sawit Indonesia ke India. Hasil uji normalitas Lampiran 4 didapatkan nilai Jarque-Bera sebesar 6,3322 lebih besar dari taraf α 5 artinya error term dalam persamaan ekspor minyak sawit Indonesia ke India terdistribusi normal. Hasil pengujian LM-test Breusch-Godfrey Lampiran 5 diketahui bahwa nilai probabilitas Chi-Square sebesar 0,0718 lebih besar dari taraf α 5 artinya dapat disimpulkan tidak terdapat masalah autokorelasi dalam persamaan ekspor minyak sawit Indonesia ke India. Pengujian multikolinearitas Lampiran 6 dengan melihat nilai VIF menunjukkan bahwa tidak ada nilai VIF dari ketiga variabel independen bernilai lebih dari 10 VIF10 artinya persamaan ekspor minyak sawit Indonesia ke India telah terbebas dari masalah multikolinearitas yang serius. Hasil dari uji white Lampiran 7 didapatkan bahwa nilai probabilitas ObsR-Square sebesar 0,2670 lebih besar dari taraf α 5 artinya persamaan sudah terbebas dari gejala heteroskedastisitas. Berdasarkan nilai uji statistik-t dan tanda estimasi parameter menunjukkan bahwa variabel harga ekspor minyak sawit Indonesia ke India berpengaruh positif terhadap ekspor minyak sawit Indonesia ke India dengan nilai estimasi parameter sebesar 824,3323, artinya jika terjadi peningkatan harga ekspor minyak sawit Indonesia ke India sebesar satu dollar per ton maka ekspor minyak sawit Indonesia ke India akan meningkatkan sebesar 824,3323 ton, ceteris paribus. Kemudian variabel produksi minyak sawit Indonesia berpengaruh positif terhadap ekspor minyak sawit Indonesia ke India dengan nilai estimasi parameter sebesar 0,240153, artinya jika terjadi peningkatan produksi minyak sawit Indonesia sebesar satu ton maka ekspor minyak sawit Indonesia ke India akan meningkat