Perkembangan Ekspor Minyak Sawit Indonesia ke Belanda

Penurunan ekspor minyak inti sawit Indonesia ke Belanda terjadi pada tahun 2003 dengan laju penurunan mencapai 21,98 dari tahun sebelumnya. Jumlah ekspor minyak inti sawit Indonesia ke Belanda pada tahun 2003 sebesar 278.822,56 ton, hal ini disebabkan pada tahun 2003 Belanda merupakan negara dengan pertumbuhan ekonomi terlemah di Eropa dengan penurunan real Gross Domestic Product GDP riil sebesar 0,9 dan tingkat pengangguran yang meningkat tajam Albers dan Langedijk 2004. Dapat dilihat pada Tabel 18, bahwa laju ekspor minyak sawit Indonesia ke Belanda pada tahun 2003 juga mengalami penurunan sebesar 46,78 yang disebabkan permasalahan ekonomi yang terjadi di Belanda. Tabel 21. Perkembangan Ekspor Minyak Inti Sawit Indonesia ke Belanda Tahun 1990-2011 Tahun Ekspor Minyak Inti Sawit Indonesia ke Belanda Ton Laju Ekspor Minyak Inti Sawit Indonesia ke Belanda 1990 70.291,81 n.a 1991 57.210,92 -18,61 1992 125.124,07 118,71 1993 132.347,47 5,77 1994 183.415,08 38,59 1995 146.703,45 -20,02 1996 184.334,79 25,65 1997 169.739,49 -7,92 1998 142.989,43 -15,76 1999 259.634,16 81,58 2000 265.649,13 2,32 2001 246.219,99 -7,31 2002 357.381,93 45,15 2003 278.822,56 -21,98 2004 365.204,61 30,98 2005 359.449,64 -1,58 2006 399.646,52 11,18 2007 332.804,43 -16,73 2008 402.826,42 21,04 2009 333.733,32 -17,15 2010 283.129,49 -15,16 2011 445.401,77 57,31 Rata-rata 251.911,84 14,10 Keterangan: n.a= not applicable Sumber: Badan Pusat Statistik 2012

f. Perkembangan Ekspor Minyak Inti Sawit Indonesia ke Cina

Cina merupakan negara tujuan ekspor minyak inti sawit Indonesia terbesar ketiga. Minyak inti sawit yang diimpor Cina sebagian besar dialokasikan untuk berbagai industri berbahan dasar oleokimia, sementara sepertiga lainnya digunakan untuk memproduksi lemak yang bersifat khusus sebagai bahan dasar Cocoa Butter Substitute CBS dan krim kocok Xiaoqiang Zou 2012. Laju perkembangan ekspor minyak inti sawit Indonesia ke Cina dari tahun 1990 hingga tahun 2011 dapat dilihat pada Tabel 22, terlihat bahwa perkembangan ekspor minyak inti sawit Indonesia ke Cina mengalami fluktuasi dengan kecenderungan meningkat, pada tahun 2011 jumlah ekspor PKO Indonesia ke Cina sebesar 243.748,76 ton atau mengalami peningkatan 121,87 kali lipat dibandingkan tahun 1991 dengan jumlah ekspor 2.000 ton. Rata-rata laju peningkatan ekspor minyak inti sawit Indonesia ke Cina sebesar 138,45 dengan rata-rata jumlah ekspor minyak inti sawit Indonesia ke Cina sejak tahun 1990 hingga tahun 2011 sebesar 91.897,03 ton. Tabel 22. Perkembangan Ekspor Minyak Inti Sawit Indonesia ke Cina Tahun 1990-2011 Tahun Ekspor Minyak Inti Sawit Indonesia ke Cina Laju Ekspor Minyak Inti Sawit Indonesia ke Cina 1990 0,00 n.a 1991 2.000,00 n.a 1992 400,00 -80,00 1993 5.000,00 1.150,00 1994 1.000,00 -80,00 1995 0,00 -100,00 1996 0,00 0,00 1997 5.225,00 n.a 1998 0,00 -100,00 1999 0,00 n.a 2000 3.114,40 n.a 2001 59.615,22 1.814,18 2002 20.870,00 -64,99 2003 51.086,08 144,78 2004 88.441,06 73,12 2005 149.244,80 68,75 2006 201.264,37 34,86 2007 261.085,96 29,72 2008 212.416,73 -18,64 2009 361.533,06 70,20 2010 263.792,12 -27,04 2011 243.748,76 -7,60 Rata-rata 91.897,03 138,45 Keterangan: n.a= not applicable Sumber: Badan Pusat Statistik 2012 Berdasarkan Tabel 22, penurunan ekspor minyak inti sawit Indonesia ke Cina tertinggi terjadi pada tahun 1995, dan 1998 sebesar 100, hal ini disebabkan Cina tidak mengimpor minyak inti sawit dari Indonesia, melainkan mengimpor dari Malaysia. Indonesia masih tertinggal dibandingkan Malaysia dalam mengekspor minyak sawit maupun minyak inti sawit ke Cina, hal ini dikarenakan kemampuan Malaysia mempertahankan hubungan dagang dengan Cina yang merupakan faktor penentu meningkatnya ekspor Malaysia ke Cina, ditambah Malaysia dengan Cina telah melakukan perdagangan secara barter guna menggenjot ekspor ke Cina Departemen Perdagangan 2006. Pada tahun 1990, 1996, dan tahun 1999 Cina tidak mengimpor minyak inti sawit dari Indonesia. Sejak tahun 2000 Cina mulai beralih mengimpor minyak inti sawit dari Indonesia secara rutin, dan peningkatan laju ekspor tertinggi terjadi pada tahun 2001 sebesar 1.814,18 disebabkan Cina mulai mengimpor minyak inti sawit dari Indonesia untuk memenuhi sebagian besar kebutuhan dalam negerinya, peningkatan kebutuhan minyak inti sawit Cina yang tinggi juga disebabkan oleh jumlah penduduknya yang sangat besar Tasnim Fatimah 2008.