Ikhtisar Peningkatan Pola Pikir dan Taraf Hidup Komunitas Petani Melalui Program Pemberdayaan Masyarakat (Kasus Program CECOM Foundation di Tiga Desa di Kecamatan Kampar Timur, Kabupaten Kampar)

baik bila seluruh anggota kelompok berpartisipasi dalam setiap kegiatan kelompok. Sistem yang ada dalam kelompok adalah dari anggota, oleh anggota dan untuk anggota. 6.3.2. Pemanfaatan Modal Sosial Pemberdayaan masyarakat merupakan sebuah proses untuk membantu masyarakat memperolah daya untuk mengambil keputusan dan menentukan tindakan yang akan dilakukan terkait dengan diri mereka, termasuk mengurang efek hambatan pribadi dan sosial dalam melakukan tindakan yang dilakukan melalui peningkatan kemampuan dan rasa percaya diri untuk menggunakan daya yang dimiliki. Proses dalam pemberdayaan masyarakat ini harus melihat keadaan modal sosial yang telah ada di masyarakat. Modal sosial yang dipunyai oleh Kelompok Tani dampingan CECOM Foundation di Kabupaten Kampar yaitu Poktan Padusi, Poktan Berkat Bersama dan Poktan Tunas Sehati adalah budaya Batobo gotong royong khas Melayu Kampar, dimana antar anggota kelompok tani bekerjasama demi mencapai tujuan bersama di dalam berbagai kegiatan usaha kelompok sehingga memudahkan terjadinya tindakan kolektif yang saling menguntungkan antara anggota kelompok tani.

6.4. Ikhtisar

CECOM Foundation telah melakukan pemberdayaan masyarakat sesuai dengan metodologi dan mekanisme pemberdayaan di Desa Kampar, Desa Kualu Nenas dan Desa Pulau Birandang. Sesuai dengan mekanisme pemberdayaan maka keberadaan kelompok adalah : 1 Kelompok Tani Padusi berada pada fase pengembangan, 2 Kelompok Tani Berkat Bersama berada pada fase kemandirian, dan 3 Kelompok Tunas Sehati berada pada fase kemandirian. Berdasarkan analisis indikator VPA yang dilakukan masih terdapat kelemahan pada beberapa sub indikator yaitu : 1 Pengarusutamaan jender pada kelompok tani Berkat Bersama dan Tunas Sehati, 2 Konsumsi Pangan pada kelompok tani Padusi, dan 3 Kesempatan kerja pada kelompok tani Berkat Bersama. Kelemahan sub indikator pengarusutamaan jender pada kelompok tani Berkat Bersama dan kelompok tani Tunas Sehati selama tiga tahun berturut-turut dari tahun 2006 sampai tahun 2008, menunjukkan bahwa CECOM Foundation belum memiliki konsep dan sensitivitas dalam mengembangkan program pemberdayaan berwawasan jender. Kelemahan pada sub indikator konsumsi pangan pada kelompok tani Padusi pada tahun 2008 karena pada tahun tersebut harga komoditas karet yang menjadi sumber pendapatan utama keluarga merosot tajam sehingga melemahkan daya beli masyarakat yang pada akhirnya melemahkan ketahanan pangan masyarakat. Hal tersebut sesuai pendapat para ahli bahwa aspek seasonability seperti fluktuasi harga komoditas dapat menyebabkan melemahnya tingkat kerentanan vulnaribility terhadap ketahanan pangan masyarakat. Melemahnya ketahanan pangan yang disebabkan melemahnya daya beli masyarakat untuk memenuhi konsumsi pangan konsumsi kalori dan protein akan berpengaruh terhadap menurunkan taraf kehidupan atau kesejahteraan masyarakat. Menurut BPS Riau 2010, salah satu indikator yang dipakai untuk mengukur tingkat kesejahteraan penduduk adalah data konsumsi kalori dan protein per kapita. Kesejahteraan dapat dikatakan makin baik apabila kalori dan protein yang dikonsumsi penduduk semakin meningkat sampai akhirnya melewati standar kecukupan konsumsi. Fenomena pencapaian indikator pola pikir yang mengesankan pada kelompok tani Padusi ternyata tidak dapat secara otomatis meningkatkan indikator taraf hidup. Kelemahan pada sub indikator kesempatan kerja pada kelompok tani Berkat Bersama pada periode tahun 2006 sampai dengan tahun 2008, menunjukkan bahwa sumber nafkah rumah tangga petani dampingan CECOM Foundation belum berkembang padahal potensi diversifikasi usaha tani baik on farm maupun off farm berbasis komoditas nenas sangat terbuka. Seharusnya CECOM Foundation mengembangkan integrasi sub sektor pertanian berbasis nenas yang dikembangkan kelompok tani Berkat bersama dengan sub sektor lain seperti sub sektor peternakan sapi sesuai disain program IFS yang terlihat pada Gambar 12 melalui fasilitasi dan promosi potensi kelompok dampingan kepada stakeholder terkait pemberdayaan masyarakat seperti : 1 Pemerintah daerah melalui satuan kerja Dinas Peternakan melalui program penggaduhan sapi K2I; 2 Perusahaan yang memiliki skema pembiayaan dengan bunga lunak seperti pinjaman PKBL BUMN bungan enam persen setahun; 3 Bank pemerintah yang memiliki skema Kredit Ketahanan Pangan dan Energi KKPE maupun Kredit Usaha Rakyat KUR. Pemberdayaan Mayarakat yang dilakukan oleh CECOM Foundation telah meningkatkan taraf hidup dan pola pikir kelompok tani dampingan, tetapi secara luas belum mampu memberikan perubahan pola pikir masyarakat secara umum di luar kelompok tani. Terdapat perbedaan yang signifikan antara perkembangan kelompok tani dampingan CECOM Foundation dengan perkembangan kelompok tani yang tidak didampingi, baik dalam hal peningkatan taraf hidup maupu pola pikir seperti terlihat dalam Gambar 17. Gambar 17 Grafik VPA Kabupaten Kampar Untuk itu diperlukan upaya untuk mendorong komunitas yang bukan dampingan CECOM Foundation agar tetap berada di atas garis kemiskinan melalui kegiatan kelompok tani dampingan CECOM Foundation yang berdampak mengajak partisipasi masyarakat lebih luas melalui modal sosial yang ada untuk mampu menggerakkan komunitas lain yang berada di lingkup desanya agar V e ct oria l Proj e ct An a lysis Ch a rt Ce com V s. N on - Ce com di Ka bu pa t e n Ka m pa r 0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00 9.00 10.00 0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00 9.00 10.0 M i n d s e t L i v e l i h o o d CECOM NON-CECOM IV II II I meningkat pola pikir masyarakat secara snowballing effect. Peluang keberhasilan mengajak petani yang bukan dampingan CECOM sangat besar karena modal sosial dan kelembagaan kelompok tani dampingan CECOM yang telah terbangun mampu menjadi entry point bagi proses pengorganisasian masyarakat yang lebih luas oleh field CD Officer. Kelembagaan sosial ekonomi yang dikembangkan kelompok tani dampingan CECOM berikut aktivitas produktif yang dijalankan oleh pengurus dan para anggota dapat dioptimalkan sebagai pusat layanan informasi pemberdayaan yang dapat diakses oleh masyarakat pedesaan khususnya para komunitas petani lain yang bukan dampingan CECOM Foundation. VII. RANCANGAN PENYUSUNAN PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT CECOM FOUNDATION

7.1. Pilihan Strategi Metodologi

Dokumen yang terkait

Efektivitas Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan ( Studi Kasus Irigasi Pertanian Di Desa Aritonang, Kecamatan Muara, Kabupaten Tapanuli Utara)

3 57 116

Program Pemberdayaan Perempuan Kursus Wanita Karo Gereja Batak Karo Protestan (Kwk-Gbkp) Pada Perempuan Pengungsi Sinabung Kecamatan Payung Kabupaten Karo

2 51 132

Program Pemberdayaan Masyarakat Petani Melalui Peningkatan Usaha Tanaman Cabe (Kasus Desa Air Putih, Kecamatan Bengkalis, Kabupaten Bengkalis)

0 5 110

Batobo dan kesinambungan usahatani padi ladang (studi kasus komunitas petani padi ladang di Desa Kampar Kecamatan Kampar- Provinsi Riau)

0 12 173

Analisis Hubungan Jaringan Komunikasi Dengan Perubahan Taraf Penghidupan Dan Pola Pikir Dalam Pemberdayaan Pembudidaya Ikan Di Kabupaten Kampar, Riau

7 56 237

Pengembangan Kapasitas Petani Miskin Melalui Program Pemberdayaan Melalui Program Pemberdayaan Masyarakat Merbasis Komunitas : Kasus Proyek Peningkatan Pendapatan Petani Miskin Melalui Inovasi di Desa Langaleso, Kecamatan Dolo, Kecamatan Donggala, Provins

1 14 132

ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI-NELAYAN KECIL, (P4K) DI DESA PULAU LAWAS KECAMATAN BANGKINANG SEBERANG KABUPATEN KAMPAR.

0 0 6

MENINGKATKAN TARAF HIDUP PETANI MELALUI PEMBERDAYAAN KUD

0 0 11

SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI DALAM PROGRAM PEKARANGAN TERPADU DI DESA SAMBIREJO KECAMATAN NGAWEN KABUPATEN GUNUNGKIDUL

0 0 186

Sosial Masyarakat Pendatang dengan Masyarakat Tempatan di Desa koto Mesjid Kecamatan XIII Koto Kampar Kabupaten Kampar .“

0 0 15