I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pengelolaan pembangunan saat ini dan ke depan dihadapkan pada berbagai dinamika dan kompleksitas masalah sosial ekonomi dan politik yang bersifat
kontradiktif dan kontra-produktif, yang memerlukan penanganan serius dari pemerintah dan segenap komponen masyarakat. Pola pikir pemerintah dan
masyarakat yang terbentuk selama ini, sebagai akibat dari sistem pemerintahan dan pembangunan yang sentralistik, lemahnya kontrol sosial, ketidaksiapan dalam
mengubah paradigma dan strategi pembangunan telah menyebabkan tidak optimalnya desentralisasi kegiatan pelayanan masyarakat, tidak meratanya
pertumbuhan ekonomi lokal, dan ketidakberdayaan masyarakat dalam proses perubahan sosial.
Perubahan sosial dapat diartikan sebagai proses interaksi antar komponen yang berperan dalam suatu daerahwilayah, dialami oleh penduduk tertentu yang
mengarah pada pengembangan pemahaman, persepsi, kesadaran, norma dan perilaku untuk berkembang lebih baik dalam bingkai kesejahteraan yang berkeadilan.
Komponen utama yang dimaksud di atas antara lain mencakup interaksi antar sumberdaya manusia dan dengan sumberdaya alam yang tersedia dan dimiliki.
Interaksi tersebut mencakup tiga sub-bangunan pokok yakni sub-bangunan ekonomi, sub-bangunan politik, dan sub-bangunan budaya Hasan, 2007
Pembangunan adalah sebuah perubahan sosial yang direncanakan. Oleh sebab itu “perubahan” mempunyai sisi positif dan negatif tergantung apa dan siapa
yang akan diubah dan bagaimana perubahan itu akan dilakukan. Perubahan sosial yang berbasis pegembangan masyarakat meletakkan masyarakat sebagai subyek
pembangunan dalam upaya meningkatkan pola berperilaku, pengetahuan dan ketrampilan masyarakat menuju kondisi yang lebih sejahtera dan mandiri.
Pembangunan yang berbasis pemberdayaan masyarakat communty based development sebagai wujud partisipasi masyarakat dalam konsep pembangunan
berkelanjutan suistainable development meletakkan prioritas kegiatan
pembangunan pada proses penguatan kapasitas, peningkatan kualitas sumber daya manusia dan pengembangan kelembagaan masyarakat yang bertujuan
mengembangkan pola pikir positf, daya kritis, dan kontrol sosial masyarakat. Tujuan lain yang diharapkan dari pembangunan yang partisipatif adalah menumbuhkan
kemandirian masyarakat dalam mengelola potensi ekonomi lokal bagi peningkatan taraf kehidupan masyarakat.
Dalam perspektif sosial ekonomi di Kabupaten Kampar khususnya dan Propinsi Riau pada umumnya, sebagian besar perikehidupan masyarakat bersumber
dan bergantung pada potensi sektor pertanian. Untuk itu, selayaknya prioritas program pemberdayaan masyarakat di wilayah tersebut difokuskan untuk
pemberdayaan masyarakat tani. Menurut Suprapto, 2009 Program Pemberdayaan Masyarakat Tani adalah proses perubahan pola pikir, perilaku, dan sikap petani dari
petani sub sisten tradisional menjadi petani moderen berwawasan agribisnis melalui proses pembelajaran.
1.2. Rumusan Masalah