CECOM Foundation sebagai Sistem Pemberdayaan Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Partisipasi Komunitas

Untuk memecahkan masalah mendasar dalam program CD, maka muncul konsep pemberdayaan masyarakat Community Empowerment dengan memberikan penekanan pada proses pengorganisasian masyarakat yang bertujuan menumbuhkan kemandirian masyarakat dalam program melalui pengembangan partisipasi dan penguatan kelembagaan masyarakat. Menurut Pajarningsih 2005, komponen penumbuhan kemandirian dalam program pemberdayaan masyarakat meliputi : 1 Meningkatkan kemampuan dalam memformulasikan perencanaan strategis kelompok berdasarkan masalah utama yang dihadapi; 2 Meningkatkan ketrampilan teknis dan pengetahuan untuk memperbaiki kualitas dan kuantitas produk masyarakat; 3 Penghimpunan modal kelompok untuk meningkatkan fungsi dan kegiatan kelompok melalui usaha simpan pinjam dan dana bergulir revolving fund; 4 Memperbaiki kemampuan mengelola lembaga kelompok berikut kegiatannya serta transparansi keuangan kelompok; 5 Mengembangkan kelembagaan kelompok melalui perumusan aturan main kelompok seperti kehadiran dalam pertemuan kelompok, fungsi dan tanggung jawab pengurus maupun anggota, simpan pinjam, dan skema perguliran dana.

2.7. CECOM Foundation sebagai Sistem Pemberdayaan

Dengan menjamurnya berbagai lembaga swadaya masyarakat di Riau 39 LSM, kelahiran CECOM diharapkan menjadi faktor pendorong upaya pemberdayaan masyarakat mikro maupun perubahan sosial makro. Keberadaan CECOM dengan sejumlah unggulan komparatif-nya, perlu diarahkan untuk menjadi organisasi yang kompetitif , bekerja secara sistemik dalam tiga sub- sistem, yakni Sub-Sistem Manajemen, Sub-Sistem Sosial dan Sub-Sistem Tugas Pelaksanaan Program. Pertama, Sub-Sistem Manajemen, terdiri dari Mikrointernal, yakni bagaimana CECOM menetapkan nilai dasar, visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, renstra rencana strategis, pendekatan, struktur organisasi, prosedur, indikator capaian; dan Makroeksternal; yakni bagaimana CECOM berjejaring dan berinteraksi dengan komponen potensial kelembagaan, kelompok maupun individual lainnya tingkat domestik dan internasional; Kedua, Sub-Sistem Sosial, yakni CECOM harus menetapkan dan menempatkan personel untuk menjalankan tugas pokok, kemampuan adaptasi pada perubahan, memiliki akuntabilitas, transparansi, dan mampu mengembangkan kemitraan dan kolaborasi. Hal ini, harus dudukung oleh rambu-rambu pola dan modus, style dalam nuansa berinteraksi dengan para pemangku kepentingan yang kreatif dan produktif. Ketiga , Sub-Sistem Tugas pelaksanaan Program, yakni bagaimana CECOM dapat menetapkan Development Policy Ultimate goal, what changes to be made, strategydesign of each department, what services products offered, which beneficiariestarget group, dan merubah masukan input sumberdaya dukung dana menjadi suatu hasil barang atau jasa yang dapat dilayankan kepada seseorang warga atau organisasi lainnya. Dan yang tidak kalah petingnya adalah upaya untuk men“generate” sumber daya dukung pendapatan lain Hasan, 2006

2.8. Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Partisipasi Komunitas

Peningkatan partisipasi komunitas dibangun atas dasar saling percaya yang didasari atas kebutuhan dan kepentingan yang sama baik antara anggota kelompok dalam komunitas maupun anggota kelompok di luar komunitas. Partisipasi juga membangun kebersamaan, aturan dan norma yang kokoh. Kekuatan komunitas yang terbentuk atas dasar partisipasi aktif merupakan daya saing yang kuat dari komunitas terhadap komunitas lain, hal ini membuat daya tahan komunitas untuk bertahan hidup lebih kuat. Komponen yang dianggap mempengaruhi partisipasi adalah keterlibatan masyarakat meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan serta kemampuan dan kesediaan masyarakat itu sendiri. Faktor lain yang tak kalah penting yaitu kemampuan organisasi dalam mengorganisir masyarakat untuk terlibat dalam kegiatan dan interaksi komunikasi anggota masyarakat, artinya semakin tinggi kemampuan organisasinya semakin banyak warga yang terlibat, semakin tinggi interaksi komunikasi masyarakat semakin tinggi partisipasi yang terjadi Ali, 2005. Pengembangan masyarakat merupakan suatu metode atau pendekatan pembangunan menekankan adanya partisipasi dan keterlibatan langsung penduduk dalam proses pembangunan, dimana semua usaha swadaya masyarakat diintegrasikan dengan uaha-usaha pemerintah setempat dan stakeholder lainnya untuk meningkatkan taraf hidup, dengan sebesar mungkin ketergantungan pada inisiatif penduduk sendiri. Pengembangan partisipasi sebagai elemen utama dalam pemberdayaan masyarakat bertujuan untuk meningkatkan akses komunitas terhadap pemenuhan kebutuhan dasar, kemampuan dalam berorganisasi, peningkatatan kesadaran kritis dan pendayagunaan kontrol sosial di dalam masyarakat Tonny 2007. Arah dari sebuah program pemberdayaan adalah membangun partisipasi aktif setiap anggota komunitas dalam setiap kegiatan produktifnya. Partisipasi yang dimaksud diarahkan kepada sistem demokrasi partisipatif, dimana masyarakat terlibat langsung di dalam proses pengambilan keputusan. Oleh karena itu dapat dipahami bahwa demokrasi partisipatif memerlukan adanya desentralisasi, akuntabilitas, pendidikan dan kesadaran akan segala hak dan kewajiban. Sembiring, 2003 Menurut Marzali 2003, Tiga prinsip dasar dalam menumbuhkan partisipasi masyarakat desa agar ikut serta dalam pembangunan dapat dilakukan dengan cara: a. Learning process learning by doing; proses kegiatan dengan melakukan aktivitas proyek dan sekaligus mengamati, menganalisa kebutuhan dan keinginan masyarakat. b. Institusional development; melakukan kegiatan melalui pengembangan pranata sosial yang sudah ada dalam masyarakat. Karena institusi atau pranata sosial masyarakat merupakan daya tampung dan daya dukung sosial. c. Participatory; cara ini merupakan suatu pendekatan yang umum dilakukan untuk dapat menggali need yang ada dalam masyarakat Partisipatif adalah kata kunci bagi semua program pemberdayaan masyarakat pada saat ini, yaitu suatu jenis metode dengan pendekatan arus dari bawah ke atas, dalam artian berusaha menjaring aspirasi dan partisipasi masyarakat calon penerima program seobyektif mungkin untuk diimplementasikan dalam bentuk program pemberdayaan masyarakat yang konkrit. Inti dari semua program pemberdayaan yang bersifat partisipatif, sebenarnya tidak hanya menginginkan perubahan positif dalam hal taraf kehidupan livelihood, tetapi juga menyangkut pada perubahan positif dalam bersikap dan bertingkah laku yang diwujudkan dalam perubahan pola pikir mindset.Purnama, 2007.

2.9. Modal Sosial

Dokumen yang terkait

Efektivitas Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan ( Studi Kasus Irigasi Pertanian Di Desa Aritonang, Kecamatan Muara, Kabupaten Tapanuli Utara)

3 57 116

Program Pemberdayaan Perempuan Kursus Wanita Karo Gereja Batak Karo Protestan (Kwk-Gbkp) Pada Perempuan Pengungsi Sinabung Kecamatan Payung Kabupaten Karo

2 51 132

Program Pemberdayaan Masyarakat Petani Melalui Peningkatan Usaha Tanaman Cabe (Kasus Desa Air Putih, Kecamatan Bengkalis, Kabupaten Bengkalis)

0 5 110

Batobo dan kesinambungan usahatani padi ladang (studi kasus komunitas petani padi ladang di Desa Kampar Kecamatan Kampar- Provinsi Riau)

0 12 173

Analisis Hubungan Jaringan Komunikasi Dengan Perubahan Taraf Penghidupan Dan Pola Pikir Dalam Pemberdayaan Pembudidaya Ikan Di Kabupaten Kampar, Riau

7 56 237

Pengembangan Kapasitas Petani Miskin Melalui Program Pemberdayaan Melalui Program Pemberdayaan Masyarakat Merbasis Komunitas : Kasus Proyek Peningkatan Pendapatan Petani Miskin Melalui Inovasi di Desa Langaleso, Kecamatan Dolo, Kecamatan Donggala, Provins

1 14 132

ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI-NELAYAN KECIL, (P4K) DI DESA PULAU LAWAS KECAMATAN BANGKINANG SEBERANG KABUPATEN KAMPAR.

0 0 6

MENINGKATKAN TARAF HIDUP PETANI MELALUI PEMBERDAYAAN KUD

0 0 11

SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI DALAM PROGRAM PEKARANGAN TERPADU DI DESA SAMBIREJO KECAMATAN NGAWEN KABUPATEN GUNUNGKIDUL

0 0 186

Sosial Masyarakat Pendatang dengan Masyarakat Tempatan di Desa koto Mesjid Kecamatan XIII Koto Kampar Kabupaten Kampar .“

0 0 15