Secara garis besar pemberdayaan masyarakat bertujuan untuk : a. Meningkatkan kapasitas masyarakat dalam menemukan, mengenali dan
memprakarsai kegiatan untuk memecahkan permasalahan yang mereka hadapi dengan menggunakan sumber daya keahlian, pengetahuan, tenaga, keuangan
mereka sendiri dengan cara yang berkelanjutan. b. Meningkatkan rasa memiliki dan tanggung jawab masyarakat terhadap
kesinambungan kegiatan dan program pembangunan mereka sendiri. c. Meningkatkan kapasitas masyarakat dalam menilai sumberdaya yang bisa
mendukung kegiatan-kegiatan masyarakat itu sendiri.
2.2. Paradigma dan Arah Pemberdayaan Masyarakat
Menurut Eko 2002, pemberdayaan masyarakat dapat dipahami dengan beberapa paradigma sebagai berikut :
1. Pemberdayaan dimaknai dalam konteks menempatkan posisi berdiri
masyarakat. Posisi masyarakat bukanlah obyek penerima manfaat beneficiaries yang tergantung pada pemberian dari pihak luar seperti
pemerintah, melainkan dalam posisi sebagai subyek agen atau partisipan yang bertindak yang berbuat secara mandiri. Berbuat secara mandiri bukan
berarti lepas dari tanggungjawab negara. Pemberian layanan publik kesehatan, pendidikan, perumahan, transportasi dan seterusnya kepada
masyarakat tentu merupakan tugas kewajiban negara secara given. Masyarakat
2. yang mandiri sebagai partisipan berarti terbukanya ruang dan
kapasitas. Pemberdayaan secara prinsipil berurusan dengan upaya memenuhi
kebutuhan needs masyarakat. Tetapi persoalannya sumberdaya untuk pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat itu sangat langka scarcity dan
terbatas constrain. Masyarakat tidak mudah bisa akses pada sumberdaya untuk memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan. Karena itu,
pemberdayaan adalah sebuah upaya memenuhi kebutuhan masyarakat di tengah-tengah scarcity dan constrain sumberdaya. Bagaimanapun juga
berbagai sumberdaya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat bukan hanya terbatas dan langka, melainkan ada problem struktural ketimpangan,
eksploitasi, dominasi, hegemoni, dan lain lain yang menimbulkan pembagian sumberdaya secara tidak merata. Dari sisi negara, dibutuhkan
kebijakan dan program yang memadai, canggih, pro-poor untuk mengelola sumberdaya yang terbatas itu. Dari sisi masyarakat, membutuhkan
partisipasi voice, akses, ownership dan kontrol dalam proses kebijakan dan pengelolaan sumberdaya.
3. Pemberdayaan terbentang dari proses sampai visi ideal. Dari sisi proses,
Masyarakat sebagai subyek melakukan tindakan atau gerakan secara kolektif mengembangkan potensi-kreasi, memperkuat posisi tawar, dan meraih
kedaulatan. Dari sisi visi ideal, proses tersebut hendak mencapai suatu kondisi dimana masyarakat mempunyai kemampuan dan kemandirian
melakukan voice, akses dan kontrol terhadap lingkungan, komunitas, sumberdaya dan relasi sosial-politik dengan negara. Proses untuk mencapai
visi ideal tersebut harus tumbuh dari bawah dan dari dalam masyarakat sendiri. Namun, masalahnya, dalam kondisi struktural yang timpang
masyarakat sulit sekali membangun kekuatan dari dalam dan dari bawah, sehingga membutuhkan “intervensi” dari luar. Hadirnya pihak luar
pemerintah, LSM, organisasi masyarakat
4. sipil, organisasi agama, perguruan
tinggi, dan lain-lain ke komunitas bukanlah mendikte, menggurui, atau menentukan, melainkan bertindak sebagai fasilitator katalisator yang
memudahkan, menggerakkan, mengorganisir, menghubungkan, memberi ruang, mendorong, membangkitkan dan seterusnya. Hubungan antara
komunitas dengan pihak luar itu bersifat setara, saling percaya, saling menghormati, terbuka, serta saling belajar untuk tumbuh berkembang secara
bersama-sama. Pemberdayaan terbentang dari level psikologis-personal anggota
masyarakat sampai ke level struktural masyarakat secara kolektif. Pemberdayaan psikologis-personal berarti mengembangkan pengetahuan,
wawasan, harga diri, kemampuan, kompetensi, motivasi, kreasi, dan kontrol diri individu. Pemberdayaan struktural-personal berarti membangkitkan
kesadaran kritis individu terhadap struktur sosial politik yang timpang serta kapasitas individu untuk menganalisis lingkungan kehidupan yang
mempengaruhi dirinya. Pemberdayaan psikologis masyarakat berarti
menumbuhkan rasa memiliki, gotong rotong, mutual trust, kemitraan, kebersamaan, solidaritas sosial dan visi kolektif masyarakat. Sedangkan
pemberdayaan struktural masyarakat berarti mengorganisir masyarakat untuk tindakan kolektif serta penguatan partisipasi masyarakat
2.3. Pemberdayaan Masyarakat Tani