Komoditi Ternak Sapi Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura

pelengkap selain pakan utama ternak hijauan makanan ternak HMT yang ditanam. Dengan demikian kebutuhan makanan ternak dapat terpenuhi sehingga pertumbuhan berat badan rata-rata ternak dapat terus meningkat. Hal ini menunjukkan pula siklus atau rangkaian kegiatan ini memberikan nilai efisiensi yang tinggi dimana tidak adanya limbah dari kegiatan produksi yang terbuang. Sementara dalam kegiatan perikanan, kotoran ternak juga dimanfaatkan untuk pakan ikan dan pupuk dasar dalam budidaya dengan wadah kolam guna menumbuhkan phytoplankton untuk kebutuhan pakan benih ikan. Hal ini akan lebih menghemat biaya produksi dimana saat ini untuk kegiatan perikanan dibutuhkan biaya yang cukup besar. Sehingga ini berarti kegiatan perikanan yang sejalan dengan peternakan akan memberikan nilai produksi lebih ekonomis. Industri kecil merupakan fraksi pendukung rangkaian 3 sub sistem dari Sistem Pertanian Terpadu yang fungsinya sebagai penampung limpahan hasil produksi over produksi maupun ditujukan untuk memberikan nilai tambah produksi yang dihasilkan dengan kegiatan sortasi, pengolahan, dan pengepakan packaging. Dengan demikian nilai jual produk tersebut menjadi lebih tinggi di pasaran dan menempati pasar yang lebih baik pula. 5.1.3. IFS berbasis komoditi unggulan

a. Komoditi Ternak Sapi

Dalam rangkaian IFS, sub sektor peternakan merupakan sesuatu yang penting dan strategis sebagai solusi bagi pemenuhan kebutuhan pupuk organik organik fertilizer. Pupuk organik seperti kompos merupakan produk turunan dari kotoran ternak veses sebagai input untuk peningkatan kesuburan tanah. Disain IFS berbasis peternakan dengan komoditi unggulan ternak sapi telah dilaksanakan oleh CSR PT. RAPP sejak tahun 1999 dan mulai tahun 2005 – 2008 dilanjutkan pengembangannya oleh CECOM Foundation. Pengembangan peternakan sebagai sub sektor utama pada implementasi sistem pertanian terpadu didasarkan atas beberapa alasan : 1. Sapi merupakan hewan dengan biomass besar sehingga volume kotoran secara harian yang dihasilkannya juga lebih besar dan dapat memenuhi kebutuhan pertanian untuk bahan baku kompos bokashi. 2. Sapi merupakan hewan besar yang relatif lebih tahan terhadap penyakit dan perubahan iklim lingkungan, dengan demikian petani tidak terlalu terbebani dalam proses pemeliharaan. 3. Sapi merupakan hewan herbivora dimana kebutuhan pakannya dapat dipenuhi dari lingkungan pertanian baik dari sisa produksi pertanian, hijauan rumputan yang tumbuh liar, maupun hujauan yang sengaja ditanam untuk sapi, 4. Sapi dalam jangka waktu pemeliharaan budidaya selama dua tahun dapat menghasilkan anak dan satu tahun untuk penggemukan sudah dapat dijual, yang berarti sapi merupakan tabungan jangka panjang. 5. Sapi secara umum merupakan hewan yang sudah familiar atau sudah cukup dikenal baik oleh masyarakat desa, sehingga azas pemeliharaan sudah dipahami masyarakat Hal tersebut telah melatarbelakangi pemilihan sapi sebagai hewan peliharaan dalam program IFS. Secara faktual keberadaan ternak sapi telah mampu memberikan kontribusi nyata bagi penguatan sektor pertanian masyarakat khususnya sebagai sumber produksi kompos yang sangat bermanfaat bagi kesuburan tanah.

b. Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura

Lahan pertanian yang subur dengan pemupukan kompos atau bokashi akan menghasilkan produksi tanaman pangan dan hortikultura yang tinggi. Produk dari lahan ini menjadi komoditi perdagangan ang akan memberikan income tambahan bagi masyarakat tani. Limbah dari hasil produksi pertanian berupa hijauan yang tidak layak dijual atau dikonsumsi dapat digunakan sebagai ransumpakan ternak. Hijauan lain yang tidak dapat digunakan untuk pakan ternak digunakan kembali untuk pembuatan kompos atau bokashi. Dengan demikian tidak ada lagi sisa produk yang terbuang dan tidak bermanfaat. Pengelolaan secara terus-menerus dan penguatan dalam bentuk kelompok tani dengan pengembangan agribisnis akan mempu meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan akan lebih membentuk sustainable agriculture development. Pada tahap selanjutnya kumpulan desa-desa produksi tersebut dapat dijadikan sentra-sentra agribisnis yang menghasilkan produk-produk unggulan untuk kebutuhan pasar lokal maupun untuk tujuan ekspor.

c. Budidaya Perikanan

Dokumen yang terkait

Efektivitas Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan ( Studi Kasus Irigasi Pertanian Di Desa Aritonang, Kecamatan Muara, Kabupaten Tapanuli Utara)

3 57 116

Program Pemberdayaan Perempuan Kursus Wanita Karo Gereja Batak Karo Protestan (Kwk-Gbkp) Pada Perempuan Pengungsi Sinabung Kecamatan Payung Kabupaten Karo

2 51 132

Program Pemberdayaan Masyarakat Petani Melalui Peningkatan Usaha Tanaman Cabe (Kasus Desa Air Putih, Kecamatan Bengkalis, Kabupaten Bengkalis)

0 5 110

Batobo dan kesinambungan usahatani padi ladang (studi kasus komunitas petani padi ladang di Desa Kampar Kecamatan Kampar- Provinsi Riau)

0 12 173

Analisis Hubungan Jaringan Komunikasi Dengan Perubahan Taraf Penghidupan Dan Pola Pikir Dalam Pemberdayaan Pembudidaya Ikan Di Kabupaten Kampar, Riau

7 56 237

Pengembangan Kapasitas Petani Miskin Melalui Program Pemberdayaan Melalui Program Pemberdayaan Masyarakat Merbasis Komunitas : Kasus Proyek Peningkatan Pendapatan Petani Miskin Melalui Inovasi di Desa Langaleso, Kecamatan Dolo, Kecamatan Donggala, Provins

1 14 132

ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI-NELAYAN KECIL, (P4K) DI DESA PULAU LAWAS KECAMATAN BANGKINANG SEBERANG KABUPATEN KAMPAR.

0 0 6

MENINGKATKAN TARAF HIDUP PETANI MELALUI PEMBERDAYAAN KUD

0 0 11

SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI DALAM PROGRAM PEKARANGAN TERPADU DI DESA SAMBIREJO KECAMATAN NGAWEN KABUPATEN GUNUNGKIDUL

0 0 186

Sosial Masyarakat Pendatang dengan Masyarakat Tempatan di Desa koto Mesjid Kecamatan XIII Koto Kampar Kabupaten Kampar .“

0 0 15